Jumat, 08 Maret 2024

Catatan Film #10: Enola Holmes 2 (2022)

Hari ini 8 Maret, selamat Hari Perempuan Sedunia!

Aku senang mengenal perempuan-perempuan keren seperti Enola Holmes, Eudoria Holmes, dan Sarah Chapman di film "Enola Holmes 2". Menurutku, Enola Holmes 2 ini lebih baik, lebih menantang, lebih menggetarkan, dan karakter Sherlock Holmes ditampilkan sebagai pasangan yang baik bagi adiknya Enola.

Dimulai dengan bagaimana Enola membuat agensi detektifnya sendiri bernama "Enola Holmes Detective Agency". Agensi yang dia mulai dengan probono itu awalnya sepi, namun ada kisah dari seorang anak kecil bernama Bessie yang hendak mencari kakaknya yang hilang serius bernama Sarah Chapman.

Sarah sebagaimana generasi sandwich lainnya, dia hanya tinggal berdua dengan sang adik, bekerja dua pekerjaan. Pekerjaan sampingannya di sebuah bar sebagai penari seperti itu sebagaimana temannya Mae (yang akhirnya menjadi korban dan dibunuh); pekerjaan utama di pabrik korek api, beserta para buruh Inggris di sekitar tahun 1880an. Pabrik korek api itu seluruh buruhnya adalah perempuan. Dengan mandor laki-laki yang galak, dengan atasan yang melakukan korupsi tingkat dewa nan rumit, yang juga menyukai teka-teki.

Sarah menolak semua itu. Dia buruh kritis yang cerdas dan kritis. Dia tahu kalau banyak buruh perempuan di pabriknya meninggal bukan karena wabah tipus ala Eropa kala itu, melainkan karena bahan kimia fospor yang terkandung dalam korek api yang disentuh oleh tangan-tangan mulia buruh setiap hari. Sarah bersama kekasihnya yang duduk di jajaran pejabat kerajaan, bernama Lord William mencoba membongkar skandal tersebut.

Sarah bukan hilang, dia hanya menyamar sebagai perempuan yang kelas elite dan mengubah namanya menjadi Cicely. Kasus Sherlock dan Enola di sini saling berkaitan. Aku masih kagum dengan bagaimana dunia detektif bekerja. Huruf-huruf yang bisa dibongkar pasang bak teki-teki silang dan memberikan arti yang berbeda. Bagaimana not sebuah lagu dibuat menjadi peta, bagaimana puisi menjadi teka-teki alamat seseorang, dan dengan mudah Sherlock mengartikan makna di baliknya, bersama dengan Enola.

Di sini, Enola dan Pangeran Tewkesbury saling mengakui perasaan. Enola belajar berdansa pada Tewkesbury, dan Tewkesbury belajar berkelahi dari Enola. Kisah cinta antara Sarah dan William juga tak kalah menyedihkan. Aku masih kagum dengan bagaimana Sarah pergi ke pabrik, dibantu Enola speak up  di atas meja kerja dan mengatakan kejujuran sesungguhnya yang terjadi di pabrik. Bahwa pabrik telah membunuh buruh demi mempertinggi laba. Bagaimana Sarah dibantu Bessie, menggertakkan kaki di lantai pabrik, dan keluar bersama-sama dari pabrik hingga pabrik itu kosong.

This such an amazing scene from labors that I had ever seen. Happy women's day!

Pesan lain yang kutangkap pula dari film ini adalah ketika Eudoria bilang ke Enola, meski kamu sendiri, dunia ini akan jauh lebih baik jika kamu bersama dengan orang lain. Bekerja bersama-sama, dan kekuatanmu menjadi lebih kuat. Belajar pada Edith juga ketika Sherlock datang kepadanya untuk membantu Enola keluar dari penjara atas tuduhan pembunuhan, Edith bilang: "Orang yang datang kepadamu saat dia membutuhkan adalah orang yang paling berani." I shoul write it down, right? Haha. 

Sama satu lagi, saat Enola dan Sherlock menemukan Pangeran William meninggal, Sherlock berkata, "Stay unemotional." Ini pesan yang berat tapi perlu untuk dilakukan bukan? Meski kamu kehilangan orang yang sangat berarti bagimu, rasionalitasmu harus tetap berjalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar