Senin, 30 Desember 2013

Dramaturgi


Kemah Seni V (Dok. Sanggar Nuun)
Pernah denger istilah “dramaturgi” sebelumnya? Mungkin masih asing ya di Indonesia, heehee. Dari Mbak Resty (anak ISI Jogja) kemarin saya belajar tentang dramaturgi. Orang yang melakukan kegiatan dramaturgi disebut dramatur. Trus apa itu dramatur?? Dramatur itu teman sutradara, pengontrol pertunjukkan, supervisor, sharing partner sutradara, dll. Kalau dari kacamata mbak Resty ia meyebutnya sebagai jembatan yang menghubungkan sutradara dengan elemen-elemen artistik. Dramatur merupakan mata ketiga sutradara. Tugasnya menganalisa naskah, mensinkronkan, controller sebuah pertunjukkan agar pertunjukkan itu bisa diterima atau enggak? Meski begitu seorang dramatur tidak boleh ikut campur dalam hal pembuatan. Jelasnya gini, dramatur itu menganalisa naskah, me-riset, apa-apa saja yang akan dipertunjukkan. Dari setting, bentuk, genre, dan elemen-elemen aktor dan aritistik lainnya di-combine agar bisa DITERIMA. Jadi seorang dramatur dituntut memiliki wawasan luas dan berinteraksi dengan banyak orang.
                Trus teman saya si Hafidz nanya: Dramatur itu perlu nggak sih?? Dijawab sama mbak Resty: tergantung sutradara. Dia perlu nggak? Karena proses penciptaan itu ada dua: dari sutradara dan dari dramatur. Trus, proses panjang dramatur itu seperti apa? Baca buku, riset, mencari referensi, berkomunikasi dengan banyak orang, dll.
Satu hal penting yang harus dipegang oleh seorang dramatur adalah KOMITMEN. Ini jadi alasan jelas yang menjadikan dramatur tidak hanya menonjolkan pengalaman empirisnya aja. Hal pertama yang paling penting dalam sebuah pertunjukkan adalah pesan. Kamu mau nyampein apa? Kowe ape matur opo? Gagasan, pesan, bentuk harus kuat dulu maka elemen-elemen yang lain (seperti musik, kostum, lighting, dll) akan mengikuti.
Trus, gimana sih cara membuat pertunjukan yang menarik? Dijawab sama mbak Resty, semua pertunjukan itu menarik tergantung bagaimana kita mengemasnya.Mbak Resty menuturkan, “ Dimulai dari hal-hal yang dekat dengan saya, dan menarik jika saya kupas. Bukan tergantung orang lain melihatnya kemudian senang. Karena kalau kita saja yang membuat itu merasa menarik dan YAKIN maka orang lain akan terpengaruh dengan energi kita”. Dicontohkan mbak Resty, dia pernah membuat film yang judulnya “Beautiful Nail”. Dimulai karena kecintaannya pada kuku, perempuan cantik kalau memakai cat kuku. Dari ide sederhana ini, bagaimana mengangkatnya menjadi sebuah film? Trus mbak Resty keinget pas SD dulu, dia nggak boleh manjangin kuku. Kemudia ia riset sepanjang pantai selatan Jogja tentang film ini. Dan tak diduga, film yang simple, sederhana, berkualitas ini mendapat sambutan dari berbagai festival dan disambut idenya oleh Aditya Gumay.
Then.. yang penting lagi, jangan minder. Jangan khawatir kalau gagasan itu nggak fresh, karena nggak ada hal orisinil di dunia ini. Tonton pertunjukan yang banyak, cari referensi yang banyak, MEMPERKAYAI DIRI SENDIRI :)
Yogyakarta, 29 Desember 2013
Depan Kantin Dakwah

Selasa, 17 Desember 2013

Membaca Diri


Mari kita berkawan untuk melawan.
Bacalah diri kita sendiri atas ketertindasan masing-masing.
Ayo kita mulai dari hal yang kecil.
Semisal cara kita berpakaian dan beraksesoris, hal itu menjadi sangat urgen bagi kita.
Ya pertanyaan kenapa kita butuh itu semua..
Ya sejauh ini aku butuh pembacaanmu.. 
Setajam apakah kamu tahu tentang ketertindasan dirimu sendiri
Dari itu banyaklah membaca.
Tidak harus dengan buku… baca diri dan realitas saat ini.
Dari-dari itu sering-seringlah berkumpul kepada orang yang lebih berpengetahuan.
Ok! Ajak temanmu mu yang lain..
Kita diskusi bareng-bareng aja.
Coba aja dulu

#Nasihat dan dialektika aku dan Seorang teman :)

Sabtu, 14 Desember 2013

Belajar “Cinta” dari Adam-Hawa, Rama-Sinta (Rahwana)

Terinspirasi dari dongengnya mas Opik :D yang super sekali, haha. Sebuah kisah klasik dengan improvisasi dan perenungan yang dalam… Based on true story… --dengan pengubahan dimana-mana-- :D

ADAM-HAWA
Jadi, dulu tuh gini… Di surga tuh Hawa BT banget gara-gara di cuekin Adam. Hawa cemburu gara-gara Adam lebih sering godain bidadari-bidadari surga daripada dirinya. Trus iblis ngrayu si Hawa buat makan buah khuldi, dimakan sama si Hawa, dan dia dikeluarkan Allah dari surga. Nah, si Adam galau ga ada Hawa (cintanya dia), iblis ngrayu buat makan buah khuldi, dimakan tuh sama si Adam, Allah bersabda, “Adam keluar kamu dari surga!”.Dari buah khuldi mereka belajar cinta.  Si Adam berkata, “Lebih baik hidup di dunia dengan cinta, daripada di surga tanpa cinta” #eaa. Adam diturunkan di Hindus, dan Hawa diturunkan di Jeddah. Mereka saling mencari, bersyair, bermain gitar (?) nyanyi lagunya D’Bagindas (?), Adam melatunkan lagu buat si Hawa. Hingga akhirnya mereka bertemu di Arafah. Dengan gaya slow motion mereka saling berteriak melepas rindu (kayak di film-film gitu), “adammm…”-“hawaaaa…”.
Cinta lahir sebelum agama itu ada. Asas dari semua agama adalah cinta. Hingga Al Farabi menulis dalam syairnya yang keren (puisinya dibacain sama mas Arif, tapi pas aku cari teksnya di google belum ketemu)...

RAMA – SINTA (DAN RAHWANA)
Rama dan Sinta saling berikrar untuk selalu setia. Namun, ada seseorang bernama Rahwana yang menculik Sinta. Rahwana sangat mencintai Sinta. Dewi yang ia sembah dalam mitologi adalah dewi durga (dewi yang memiliki banyak kasih sayang). Sinta diculik di kerajaan Rahwana. Sinta dimuliakan disana, Rahwana pun mengungkapkan rasa cintanya pada Sinta, tapi sayang, Sinta telah berikrar setia pada Rama. Peperangan dimulai, Rama ingin membebaskan Sinta dan membunuh Rahwana. Akhirnya Rama menang, Sinta bebas, dan Rahwana mati.

Namun setelah itu, ada kegelisahan di hati Rama yang meragukan kesucian Sinta. Rama bertanya-tanya, “Apakah Rahwana menjamahmu? Memperkosamu? Sudah di’apa’kan saja kamu sama Rahwana?”. Trus, Rama mendiamkan dan menjauh dari Sinta. Kemudian, Sinta menjelaskan, “Rahwana cuma sekali menyentuhku, saat ia meculikku, setelah itu ia tak pernah menyentuhku lagi, ia sangat menghargai aku sebagai wanita. Jika kamu cinta padaku, kamu tidak akan meminta apa-apa padaku sekali pun aku sudah tak suci lagi. Kau inginkan tubuhku yang suci, sedang tubuh itu sendiri tak memiliki apa-apa, tak tahu apa-apa, dan tak seorang pun di dunia ini yang tubuhnya suci. Kau menuntut kesempurnaan dariku, sedangkan dirimu sendiri tak sempurna. Justru Rahwana dengan cintanya telah menunjukkan kebesran hati sesungguhnya. Meski nyawanya terbunuh di tanganmu, ketulusan cintanya tak akan terbunuh”.
-----
Dua cerita ini lucu dan dalam banget pas diceitain sama Mas Opik, kita semua terpingkal-pingkal, eh, pas aku tuangin dalam bentuk tulisan jadi gini, hahaha. Punten mas Opik. Inti yang ingin disampaikan cuma satu: CINTA.
-----
Oya, makasih buat makan malam bareng-barengnya mbak-mbak, mas-mas di sarang revolutor sana. Pas hujan-hujan, malam-malam, perut lapar,  datang ayam goreng lagi. Kita jejer-jejer nasi dan bersantap bersama. Ga bakal kelupa :D Diskusi tentang teologi pembebasan dan logat kukuruyuk-nya belum selesai :D Kalian adalah guru-guruku.


Yogyakarta, 13 Desember 2013

Kamis, 12 Desember 2013

Belanja Sampai Mati


Tulisan ini terinspirasi dari kelas pak Nurrochman tadi di MP 2 UIN. Yang ingin beliau lakukan adalah membentuk kesadaran dari pengaruh tsunami kapitalisme. “Shopping until death” kata efek rumah kaca. Saat kamu ditanya, “kenapa sih mesti beli di Ind*m*rt?”, jawabannya mungkin, “kenapa tidak?”.  Kita dibentuk menjadi manusia-manusia dengan citra-citra kapitalistik. Seperti, saat kamu masuk c*r*four atau mall yang gedhe gitu, kamu akan dibuat merasa malu kalo cuma beli hanya satu item barang, apalagi ga beli, haha. Setiap tempat belanja selalu didesain agar kita itu membeli sebanyak-banyaknya. Sadar!! Kita digiring korporasi-korporasi besar untuk bekerja dan menghabiskan uang untuk mereka. Naif sekali. Kiita kadang membeli sesuatu itu bukan karena kita butuh, tapi karena kita ingin. Saat kamu ditanya, kamu butuh mobil ga? Mungkin ada yang jawab “tidak”, tapi pas ditanya, “kamu pengen mobil ga?”. Semua akan jawab “pengen”. Mobilnya pun milih-milih, jangan Av*nz* kelas menengah tapi T*y*t* f*rt*n*r, lebih gagah, lebih macho, meski perawatannya lebih susah dan bahan bakarnya banyak. 
 
Sistem kapitalis menekankan pada kemakmuran individu, privatisasi, pasar bebas, persaingan bebas, dan menjadikan Negara sebagai penonton. Dunia dikuasai hanya untuk orang bermodal besar (sumber daya kapital) dan orang kecil hanya jadi seorang proletar. Berlaku sistem piramida: yang lebih banyak bekerja yang bawah tapi yang paling banyak menikmati yang atas.

piramida kapitalis


Kita dimainkan dan digiring untuk consume, consume, consume… Ngikut trend yang terkenal dan dipakai  banyak orang. Kita dicuci otak kita untuk mempercayai pasar kapitalistik tanpa disadari. Contohnya gini, orang cantik harus putih itu siapa yang bilang? Apakah itu mitologi kapitalis atau hasil dari sosio budaya?? Tidak lain adalah mitos kapitalis yang didesain produk kosemetik untuk melariskan dagangannya. Kita tersangkut yang namanya neo-colonialism, penjajahan ini lebih kejam daripada kolonalisme klasik yang menggunakan kekerasan, karena sekarang cuma perlu tempat, iklan, selesai, otak kita dicuci. Kita seolah apatis, tanpa disadari kalau kebebasan ekonomimu mati. Kita dipaksa pragmatis. Apalagi coba yang akan dirampok? Jika setiap kita berhadapan dikasir membayar belanjaan kita masih ditawari, ada yang kurang mbak? Atau kelupaan? Ini ada promo minyak goreng? Pulsanya mbak? Pelayan seolah membodohi kita untuk spend ur money, spend ur money, jangan ada kembalian. Bahkan ada perusahaan perusahaan tertentu yang menggunakan permainan psikologi pada pembeli. Contohnya, jika ada pembeli yang menaruh kembalian langsung ke dalam dompet, berarti pembeli ini irit, hati-hati menggunakan uang, dan sulit diprovokasi. Kalau sebaliknya, naruh kembalianya di saku celana atau kaos, pembeli ini teledor, dekati dia.. ttawarkn barang.. habiskan uangnya… ckckck..

Mari kita sadar, sekali-kali radikal. Kalau di Ind*m*rt kembali seratus rupiah kita dikasi permen, sekarang diubah.. jika kita kurang seratus, kasirnya yang dikasi permen, haha. Dan jangan malu kalau beli satu item dan itu murah di tempat mall-mall gedhe gitu. Kalau yang dicari ga ada, langsung pulang aja, ga usah ngrasa ga enak gara-gara ga beli.

Sebagai penutup, kita lakukan yang namanya silent revolution. Kita bentuk kapitalisme yang manusiawi. Dalam Islam kita mengenal istilah tasawuf, yang intinya jangan bergantung pada dunia. Hidup ga usah lebai. Dan seseorang tidak akan melawan kalau dia tidak sadar.

*makasih pak Nurrochman, saya belajar banyak dari bapak*

Yogyakarta, 12 Desember 2013

Perbedaan Ideologi dan Filsafat ~Repost

Filsafat, dia bicara tentang konsep yang muluk-muluk, konsep yang awang-awang. Arti filsafat secara sederhana adalah “buah pikir manusia”. Ia bicara sampai akar-akarnya. Ada lima komponen pikir filsafati:

1.RADIKAL: Tidak biasa, mendobrak, sampai hal yang paling ekstrim.
Contoh, jika ada pertanyaan “nanti malam saya akan makan apa?” Bukan nasi, roti, atau kopi jawabannya. Dari sini timbul pertanyaan baru: kenapa saya harus makan? Apa hubungan makan dan manusia?
2. RASIONAL: Akal bisa menerima.
3. KRITIS
4. UNIVERSAL: Mencakup semua
5. KOMPREHENSIF

Dan sifat fisafati yang RADIKAL, RASIONAL, KRITIS, UNIVERSAL, dan KOMPREHENSIF itu berupa konsep-konsep ABSTRAK. Dia tidak secara langsung mengubah keadaan sosial. Filafat tidak seperti air mineral atau roti yang berupa produk jadi. Filsafat bisa dipraksiskan kalau dia ditarik menjadi ideologi. Ideologi adalah bahan bakar filsafat. Jika filsafat bicara A, ideologi bicara kalau sekarang A, kenapa jadi B? Dan itu direalisasikan melalui praksis-praksis dan strategi-strategi.

Karl Marx menulis dalam nisannya: “ Yang terpenting dalam filsafat adalah ketika dia bisa mengubah dunia”. Dan itu berlaku jika filsafat ditranformasikan menjadi ideologi.
nisan mark (sumber: google)
Melalui praksis dan strategi itu maka timbullah policy (kebijakan). Jika ia berhasil maka timbullah karakter masyarakat. Seorang ideolog, dia punya kepentingan orang harus ngikuti dia; sifatnya lebih menggebu, sedangkan seorang filsuf, dia netral, bebas, dan lebih leluasa.

NB: Tulisan terdikte yang bersumber dari kelas Pak Nurrochman, S. Fil. I, M. Hum. tanggal 19 Oktober 2013 di ruang 104 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Jumat, 22 November 2013

Kisah 20 November 2013

Ini curhat nggak penting, jangan dibaca.
Kalau pengen baca, ya silahkan lah :)

Kemarin tuh aku sama Mifta bolos biologi demi ngliat Maher Zain di UII. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang. Akhirnya kita sampai disana tepat waktu.
Ada tiga pembicara,  Rina Novita, Sharif Banna, dan yang ditunggu-tunggu "Maher Zain".
Akhirnya, ketemu juga aku sama dia dan bisa ngliat langsung :) Pernah ada mimpi gila sih.. pengen duet sama dia, hahaha #lupakan.
Dia tinggi, pakai jaket coklat, dan baret hitam. Mbak Rina (pembicara satu ngomong pakai bahasa Indonesia) tentang bisnis upin ipin dan konten-konten yang melingkupinya. Cukup menarik sih, jadi dari ipin upin dikembangin dari film, mrchandise, suara, wallpaper, sampai games.
Trus pembicara kedua, Sharif Banna (CEO Awakening Worldwide) ngomongnya pakai bahasa Inggris, sedikit yang aku ngerti. Intinya dia ngomong tentang kunci sukses dalam Islam, kayak: What is ur aim? Halal. Amanah. Qonaah. Plan, ability, dll. Trus si Maher... disambut tepuk tangan meriah melingkupi auditorium KHA Mudzakkir UII. Dia cerita tentang perjalanan hidupnya, "I am successful because Allah" :)

Sampai kita nimbrung foto bareng sama Maher Zain fans club :D
Sebenarnya si Mifta pengen banget ngajakin foto tapi Maher Zainnya di sembunyiin :D
Ehhh, kita nggak nyangka disana ada anak-anak yang foto sama pak rektor UII. Ikutan deh. Aduh, sama pak rektor sendiri aja belum pernah, haha. Kapan-kapan ya pak Musa :D
Ini video Maher Zain-nya... :)
 http://www.youtube.com/watch?v=vJCFR8ONHk0

Aku heran dengan diriku sendiri. Aku mencoba menganalisa diriku menurut konsep psikoanalisa. Dulu, aku itu “lebai” banget tiap ketemu orang-orang terkenal atau artis-artis gitu. Kayak ketemu vokalis Jikustik sampai vokalis Sheila on 7. Sekarang, entah kenapa biasa-biasa aja. Padahal kalau dipikir-pikir, keren juga ya aku bisa ketemu Maher Zain sampai nyium tangan alusnya Jusuf Kalla. Aku pernah berdoa sih, “Allah, manage-lah kelebaianku”. Intinya, aku mau bersyukur rasa lebai-ku bisa terganti dengan satu perasaan sederhana, yaitu “bahagia”. Senang banget bisa ketemu orang orang-orang hebat, dan mencintai sekaligus menceritakan mereka dengan sederhana. Semoga aku bisa menjadi seperti mereka #aamiin :) Sekarang, aku lebih tertarik diskusi tentang freedom education-nya Freire atau teori sok tahunya Robert Malthus. Sok-sok’an banget aku nulis ini, haha. #lupakan, nggak penting.

Jumat, 15 November 2013

Turun Aksi

Untuk pertama kalinya, hari ini tanggal 15 November 2013 aku mengalami hal yang tak pernah terlupa. Aku belajar banyak hal, oh gini yaa peran mahasiswa sebagai agent of control, agent of change.. Mahasiswa tidak sekedar mantuk-mantuk saja menerima yang ada atau 'penindasan' baik itu terang-terangan dan terselubung. Aku menyaksikan betapa beraninya seseorang itu berdialog dengan salah satu jajaran dekanat, mengkritik, menuntut bukti, dan tak gentar memperjuangkan aspirasi mulut-mulut yang terbungkam dan apatis.

Dari kita rapat-rapatan dulu. Trus, kumpul di panggung demokrasi, memakai pakaian solidaritas kemudian bersatu dalam tali revolusi. Kita teriak, nyanyi, puisi, orasi. Keliling fakultas, di tengah jalan, sampai puncaknya di rumah kita di saintek. Banyak yel-yel yang terekam. Hujan deras tadi sore menjadi bukti, korp kita telah lahir.

Deklarasi ini adalah awal perjuangan. Langkah kita tak bisa dihentikan.

Terima kasih sahabat-sahabat.

#FREKUENSI_Berkobar

Selasa, 12 November 2013

Seminar Fantastis (FKIST-EXACT): Belajar Di Luar Negeri


Bertempat di gedung teatrikal Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga, Sabtu (9/11) pukul 08.30 WIB… Denny, Jadid, dan Riska dari MAN Maguharjo menampilkan pertunjukkan yang menegakkan bulu kuduk. Tiga anak yang mempunyai keterbatasan ini berkolaborasi menyanyikan lagu Seruan Kebaikan (Citra Scholastika), Jangan Menyerah (D’Masiv), dan Laskar Pelangi (Nidji). Kalau kamu lihat ini kamu bakal terharu dan malu banget, apalagi pas Riska bacain puisi sambil nyanyi #nangis. Salut banget buat mereka. Ris, suaramu ngalahin suaranya Citra, dan permainan gitar Denny dan Jadid aplause buat kalian.
 
Next, acara inti seminar yang disampaikan oleh pembicara pertama, Bapak Muhammad Rifqi Ma’arif tentang “Belajar di Luar Negeri”. Lulusan S2 Dongguk University Korea Selatan sekaligus dosen teknik informatika ini mengungkapkan bahwa motivasi kita mendifinisikan segalanya. Apa aja sih motivasinya? Ada banyak kemungkinan… misalkan.. pertama, mencari sistem dan lingkungan pendidikan yang lebih baik. Kedua, meningkatkan kompetesi diri. Ketiga, mengejar kemajuan IPTEK, dll.. kayak, pengalaman hidup di lingkungan dengan culture yang jauh berbeda bisa meningkatkan adaptasi, cara bertahan, dan terbiasa hidup di bawah tekanan.Meningkatkan empati dan tenggang rasa, kemampuan komunikasi dan softsklill juga.

Kata beliau, sekolah di luar negeri itu nggak ribet (kita yang bikin ribet), seperti halnya nyari kerja, lihat lowongan, siapkan aplikasi/berkas2, ndaftar, nunggu, keputusan.. diterima atau ditolak.. Kalau ditolak yaa coba lagi, “Teman saya aja ada yang nyoba sampai 12 kali” tutur beliau.

Trus, apa aja yang perlu dipersiapkan? Pertama (terpenting), kemampuan bahasa asing dan sertifikat resminya (TOEFL IELTS, dll) triknya, luangkan setengah jam atau satu jam sehari buat belajar TOEFL, jika kita sungguh2 kita akan terbiasa dan meraih nilai TOEFL setingginya. Kedua, track record studi dan aktivitas yang bagus. Ketiga, sempatkan waktu untuk melihat situs-situs informasi beasiswa dan situs-situs universitas di luar negeri (waktu buat FB-an ganti lah 15-30 menit buat buka ini :D). Biasanya yang menjadi kendala utama ketika mendaftar beasiswa ke luar negeri adalah mental yang down duluan gara-gara syarat2 dan berkas2 yang segungung. Tenang sis, bro, tarik nafas dalam-dalam, katakan “Oh, syaratnya cuma 30, sehari satu, sebulan selesai” #eaa, bisalah…

Sumber beasiswa itu dari mana aja sih? Pertama itu dari pemerintah, biasanya informasi mudah didapatkan tapi saingannya sangat ketat, dari beribu orang yang diambil Cuma 10. Difokuskan pada seleksi administrative dan record kamu di kampus, para aktivis kemungkinan besar berpeluang :D Kedua, Lab (By project), ini informasinya agak susah didapatkan, tidak seketat beasiswa pertama, dan kebanyakan mereka orang-orang yang benar-benar pintar dan ahli dalam satu bidang tertentu. Lebih kepada kemampuan daripada record.

Trus, tips dan triknya kayak apa sih? Simple kok, pertama, pasang mata, buka telinga lebar-lebar tentang informasi-informasi beasiswa. Kedua, surat rekomendasi yang pas dan kredibel (harus jadi mahasiswa aktif di kelas biar dosen kenal kamu dan mudah merekomendasikan kamu #aktifitumutlak).  Ketiga, perbanyak investasi sosial dan public track record. Keempat, pilih program dan supervisor yang tepat. Kelima, rajin buat proposal, isi formulir, dan kirim via email/pos. Keenam, rajin meniliti, dll.

Sumber pemberi beasiswa itu banyak, di luar negeri ada Erasmus mundus (Eropa), DAAD, SWAPT (Jerman), Fullbright, Ford (AS), Monbusho, Sanyo, Ajinomoto (Jepang), KGSP, StudNed, Nesso, ALAS, ADS, IPRS, dll. Dari dalam negeri sendiri, ada yang dari Depkominfo, Dikti, LPDP, dll. Beasiswa LPDP ini juga menarik, jadi kita harus masuk universitas yang kita tuju dulu baru kita ngajuin beasiswa (usahakan rangking universitasnya 100 besar terbaik dunia).

Trus, dalam memilih universitas.. secara umum, kita cari info sebanyak-banyaknya dari universitas tersebut. Ingat, jangan terjebak dalam informasi yang superfisial, misalnya kita tahu kalau Harvard itu nomor satu di dunia, tapi untuk jurusan teknik informatika, apa dia bagus? Nah, itu perlu dipertimbangkan. Kemudian, yang perlu dipertimbangkan lagi adalah reputasi, performance, program yang ditawarkan, fasilitas dan sumber daya, serta lingkungan. Ingat juga ya, yang terbesar belum tentu terbaik belum tentu paling cocok. Pilihlah yang PALING COCOK.
Sama halnya dengan memilih universitas, dalam memilih pembimbing pun kita juga harus memilih pembimbing yang cocok bukan pembimbing yang terkenal. 

Strategi belajarnya gimana? Hei, tingkat intelektualitas orang Indonesia itu nggak kalah kok sama yang di luar negeri kayak China, Jepang, Inggris, wtf.. yang membedakan adalah EFFORT-nya!! USAHA-nya yang membedakan!! Maka dari itu, berusahalah effort kita di atas mereka. Trus, kemampuan adaptasi yang sangat penting.

Yang terakhir, rencana masa depan. “Studying is not for the sake itself”, belajar di luar negeri perlu dikaitkan dengan rencana masa depan. Tanyakan, apa yang aku dapatkan setelah ini? Jawab dan rencanakan dengan matang. Kita bisa belajar dari kisah Andrea Hirata  dalam novel Maryamah Karpov, lulusan S2 ekonomi telekomunikasi Sorbonne tapi bingung mau kerja apa :)