Sabtu, 07 Mei 2016

Jurnal Asmara Tuilmiah

Abstrak:
Aku baca kembali tatapan matamu saat pertama kau menyapaku di perpustakaan dulu. Di lain hari kita sering berteorema membahas tentang sejarah musim, anjing yang berfilsafat, atau manusia yang butuh difalsifikasi.
Malam Minggu di bawah gerimis yang anggun, kita berjalan berdua beriringan saling tak bicara. Di pinggir jalan kenangan. Kita hanya percaya, rasa dan kata bisa digetarkan lewat diam.
Saat aku ingin menyeberang, tanganmu menyentuh pundakku. Kurasakan hangat kebahagiaan yang menjalar dalam tubuhku yang pendiam. Larut bersama pipiku yang gugup.
Deretan bangunan dan keletar kendaraan lalu sinis melihat kita yang romantis. Biarlah, KTP mereka belum cukup dewasa sehingga tak mengerti rasanya jatuh cinta.

Masalah:
Tiba di kamar aku menulis: aku mengasmaraimu.

Pembahasan:
Berharap adalah satu-satunya racun mematikan penyebab penderitaan. Aku berharap asmara garpuku bisa bertaut dengan sendokmu dalam sebuah piring makan. Aku benci mencari aman. Kini saatnya kuungkapkan rasa ini padamu.
Setelah kau tahu………
Kau hanya membalasnya dengan biasa-biasa saja. Kau hanya bilang: ada yang salah dengan pemahaman kita mengenai relasi sosial.
Aku gemetaran. Aku kaku.
Kamu tahu tapi kamu tak mengerti!
Dan aku pergi

Kesimpulan:
Aku memang tolol karena telah mengasmaraimu yang biasa saja.

Daftar pustaka:
Hatiku. Hatimu. Riwayatku. Riwayatmu.

Medula Oblongata, 2015

Epigram Jahat

Semalam, Rimbaud datang ke mimpiku
Ia ketuk berandaku yang resah, rinai itu
“Sebentar lagi, kakek moyangmu Chairil akan datang
Kita namai perkumpulan kecil ini Klub Binatang Jalang,”
serunya sambil mengoleh-olehiku seamplop tangis dan seranjang duka cita
yang mungkin ia beli usai menamatkan tamasya semusimnya di neraka.
Wajahnya kelihatan mengitabkan lara

Dan Chairil si manusia seribu tahun
tiba mengayuh sendu yang biru
tapi, ia masih sempat tersenyum padaku manis sekali

kita mulai berpuisi

Rimbaud :       Kita akan melakukan konsolidasi bagaimana,
                        Meledakkan kota-kota yang dungu.
                        Kita akan bekerja sama dengan iblis, mencari kematian
                        Kita provokasi orang-orang melakukan dosa kitab suci
                        Kita ajari mereka teknik tepat membulli malaikat
                        dan cara aman memaki Tuhan

Chairil :           Kita bangun lagi Negara yang lahir lewat kuping
                        Kita hidupkan ras tertinggi dari mereka yang terbuang
                        Kita isi dengan orang-orang yang dulunya sengsara dan lapar!

mereka memandangku,
kami bersorak

(2015)             

Aku Lautan

Di lautanku, setiap hari ada neraka
Isinya kumpulan manusia yang suka membiakkan muka dan duka
Masing-masing membawa cermin buram
Nafas roda kemudi yang tiap hari makin temaram
                          
Membunuh. Dibunuh. Mengunyam arketipe ingatan
Aku lautan dan manusia-manusia selalu api elegi
Jatuh nahkoda, kapal tumbal, ajal tak bersuara lagi


Sajak Kresek

Di rumahku terlalu banyak kresek
Di sekolah juga kresek
Di taman penuh kresek
Tiap makan ada kresek
Tiap mandi ada kresek
Tiap ke supermarket dibawai kresek
Gawat! Bumi akan menjadi lautan kresek
Kita ditelan kresek-kresek
Memikirkan cara berdaulat kresek-kresek
Yang sebentar lagi membentuk republik kresek

Orang-orang: tua muda malah resek
Pria wanita sibuk esek-esek
Hidupnya tak gesek-gesek
Kesadarannya pesek
Persis besek
Butuh dikesek

Huh! Brengsek!
Bagaimana cara merangsek?!

(2015)