Film ini lagi-lagi seperti mengajakku ke negeri idaman yang indah di Jepang. Rumah Sosuke adalah tipe rumah ideal yang kuharapkan bisa kutinggali, ada di ketinggian, di tepi laut dan pantai, suasana alam di film ini ingin kuulang berkali-kali dalam pikiran dan imajinasiku.
Pekerjaan yang dilakukan Lisa juga mulia. Dia menjaga panti jompo dengan para orangtua yang barangkali kembali seperti anak kecil lagi. Para orangtua yang masih menyimpan jiwa petualangan mereka. Namun dibatasi oleh fisik yang renta, kaki yang terserang penyakit sendi hingga tubuh yang tak kuat menegakkan diri lagi.
Plot film ini juga sederhana, Ponyo anak dari manusia laut dan dewi/putri duyung di laut ingin benar-benar menjadi manusia. Sebab itu dia berusaha ke bumi, mendekati Sosuke, menghisap luka darah Sosuke yang memberinya kekuatan menjadi manusia.
Film juga menggambarkan bagaimana keluarga Sosuke menghadapi alam Jepang saat badai laut terjadi, saat banjir, dan usaha Sosuke untuk menyelamatkan Ponyo dari ayahnya sendiri. Ayah yang ingin mengusasi laut karena sudah jera laut dirusak oleh manusia.
Film yang katanya diadaptasi oleh buku The Little Mermaid karya Hans Christian Andersen ini membuatku terbawa kedamaian-kedamaian lain. Mereka barangkali mengalami hal-hal buruk dalam hidup, tapi mereka menghadapi semuanya dengan cara damai pula.
Ketika hidupku terasa berat, barangkali aku harus mengingat wajah kalem Sosuke saat menghadapi masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar