Rabu, 27 September 2023

Yang Tidak Banyak Dikatakan Soal Pekerja Media (2022): Membongkar Sistem Ekonomi Politik Eksploitasi Pekerja Media

Di bukunya "Yang Tidak Banyak Dikatakan Soal Pekerja Media" ini, aku sevisi dengan Citra Maudy Mahanani dalam banyak hal. Tentang kerentanan pekerja media, prekarisasi, dan membongkar bagaimana struktur ekonomi-politik itu terjadi. Dan secara lebih emosional, apa yang ditulis Citra juga pernah aku alami di masa-masa bekerja. Aku suka metode Citra yang menulis buku ini dengan referensi-referensi yang serius dan yang paling pokok, membongkar sistem struktural mengapa pekerja media bisa mengalami kerentanan yang sedemikian rupa.

Pergantian rezim kepemimpinan tak mengubah banyak, prekarisasi dan informalisasi masih terus berjalan entah sampai kapan. Di titik yang rasanya nadir, aku sadar, aku hanya satu orang pekerja di antara miliaran pekerja lainnya yang siap jadi "cadangan pekerja" para perusahaan. Pemiliknya tak memikirkan kesejahteraan pekerja, yang lebih dipikirkan adalah bagaimana akumulasi kapital yang terus memperkaya segelintir individu berjalan.

Titik menyedihkan lainnya adalah deskillisasi. Dengan banyaknya beban kerja para pekerja media (golongan muda terlebih), yang sehari-hari harus menulis 5-12 berita sehari, membuat mereka hanya menulis yang kelihatan-kelihatan saja, sementara kemampuan analitisnya diamputasi entah kemana. Kondisi ini tentu menguntungkan sistem karena kadar kritisisme menjadi semakin berkurang. Aku seneng Citra gak meromantisasi perjuangan dan individu yang mungkin akan berakhir jadi problem personal dan menghilangkan gambaran besar. Narasumber yang dia wawancara telah menjelaskan senyata mungkin yang mereka alami.

Citra juga tak lupa membeberkan pentingnya membangun dan bergabung dengan serikat pekerja, yang fungsinya untuk memberi perlindungan pada para buruh yang rentan terkait hubungan industrial yang mereka jalani. Hubungan industrial di sini luas: hubungan buruh dengan bos, dengan sesama pekerja, atau konflik lain yang berhubungan dengan hukum. Minimnya kesadaran kolektif itu ditengarai salah satunya, buruh tak merasakan guna dan fungsi dari serikat pekerja itu sendiri. Ditambah beban kerja mereka yang banyak membuat mereka lebih suka beristirahat daripada sibuk-sibuk mikir dan kerja-kerja "volunteer" lagi. Kerja-kerja sosial itu yang dilakukan semisal oleh SINDIKASI dan Serikat Pekerja Lintas Media (SPLM).

Aku berterima kasih pada Citra yang juga rekanku di Remotivi karena telah menulis ini. Semakin membuka mataku akan berbagai kerentanan yang terjadi pada pekerja media, juga kesempatan lain yang terlihat menggiurkan tapi sejatinya prekarisasi juga. Aku ingin mencontohkan seperti program P3K, yang meski haknya sama dengan PNS, tetapi dasarnya adalah kontrak juga, dan mereka tidak mendapat pensiun. Telah sebegitu menggurita neoliberalisasi ini menjangkiti segala lini, tak hanya di swasta, tapi juga pemerintahan. 

Penelitian Citra ini bisa menjadi penelitian longitudinal yang menarik untuk dikembangkan, meski banyak bahasa dan frasa tinggi yang susah untuk dibumikan, namun tanpa susah payah mempelajari itu, orang juga tak akan membaca struktur besar yang terjadi. Analisis yang bukan menyangkut basis struktur rasanya susah mengubah apa-apa, sementara perang di tanah basis ekonomi dan politik ini terjadi di mana-mana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar