Senin, 18 September 2023

Porco Rosso (1992): Babi Merah dengan Semangat Bebas

Tentu aneh bukan membayangkan babi bisa terbang? Tentu cerita-cerita seperti ini bisa kita temukan dalam buku seperti Animal Farms karya George Orwell. Tak seberat novel karya Orwell, di film Porco Rosso, studio Ghibli menawarkan "dunia kutukan" lain yang menimpa si tokoh utama Porco Rosso (Michael Keaton), seorang manusia yang dikutuk menjadi babi merah karena kesalahan yang dia lakukan di masa lalu. 

Dia menjadi seorang penjahat dan pirates yang menyerang orang-orang yang ditugaskan padanya. Hingga suatu kali, dia mengalami kecelakaan pesawat (lebih tepatnya flying boat sih, macam perpaduan pesawat dan kapal) yang diperbaiki di sebuah bengkel yang isi pekerjanya semua adalah perempuan. Bengkel itu milik sahabat Porco, sahabatnya itu memiliki cucu yang cantik dan pemberani bernama Fio Piccolo (Akemi Okamura). Fio juga anak yang cerdas, dia mau menemani Porco untuk menghadapi perkelahian dengan seorang pirate lainnya bernama Curtis (Cary Elwes).

Perkelahian dan pertandingan antara Porco vs Curtis berawal dari Madame Gina, seorang pilot perempuan juga, yang memiliki suara indah serta cantik, mengisi sebuah acara di bar. Madame Gina menyukai Porco karena sebagai manusia dulunya dia tampan. Sayangnya, Porco tidak menyukai Gina. Sementara Curtin menyukai Gina, tapi Gina tak suka pada Curtis. Ya, ada semacam cinta segitiga yang tidak pernah bertemu. 

Kemudian, pertandingan itu dibuat dengan imbalan, jika Curtis menang, maka dia mendapatkan Fio sebagai kekasih dan akan menikahinya. Jika Porco menang, maka Curtis akan membiayai perbaikan pesawat Proco sekaligus memberikan kekayaan untuknya. Pertandingan itu kemudian berakhir dengan pelik. Di atas berbagai manusia yang banyak. Pertandingan ini bagiku lebih ditekankan pada pertandingan psikologi dibanding adu taktik dan strategi. Porco tak membiarkan Fio jatuh ke Curtis.

Sementara, Fio sendiri jika melihat karakter di sepanjang film menunjukkan dirinya menyukai Porco. Entah apa alasannya, tetapi Fio kagum dengan Porco. Bagiku juga hal ini cukup aneh, karena Porco lebih cocok menjadi ayah bagi Fio. Film yang diadaptasi dari buku manga ‘The Age of the Flying Boat’ karya Hayao Miyazaki itu mengingatkanku pada kawan yang punya karakter seperti Porco, yang aku menilainya sebagai manusia yang memiliki free spirit dan naturalis khas didikan alam. Tentu aku serupa Gina atau Fio, tapi kemudian aku sadar, orang-orang seperti Porco memang tak bisa dimiliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar