Keinginanku untuk menonton film terbaru "Sleep Call" yang disutradarai oleh Fajar Nugros ini cukup tinggi. Pasalnya, sangat relate dengan kehidupan pribadi: mantan pengguna aplikasi kencan dan pernah melakukan sleep call (panggilan tidur) dengan stranger untuk mengusir rasa sepi yang kukenal dari aplikasi kencan juga tentunya. Kalau di film ini nama aplikasinya Jodohku. Aku juga merasa pengalamanku akan itu cukup panjang dan valid bahkan untuk menjadi sebuah buku bertemakan kesehatan mental.
Diceritakan tokoh utama bernama Dina (Laura Basuki), seorang perempuan usia menjelang 30 tahun yang harus membiayai ibunya (Jenny Zhang) yang dirawat di balai rumah sakit jiwa. Ibunya mengalami goncangan setelah mendapatkan kekerasan fisik dan verbal dari suami, rumah tangga yang tidak bahagia dan membuatnya hidup serupa di neraka. Dina kecil pun sudah menunjukkan tanda-tanda ketidaksehatan jiwa. Ketika bermain boneka dia serupa psikopat yang menali tangan dan kaki si boneka, lalu juga membunuh kucing hitam kesayangan ibunya dengan pisau.
Dina ketika dewasa, usai gagal menjadi pramugari, dia jadi karyawan perusahaan pinjol. Dia ngekos di sebuah rumah susun nan padat di pinggiran Jakarta. Hidup dan makan seadaanya. Namun pemasukannya itu tak cukup untuk membiayai diri sendiri dan ibunya. Dia sampai terlibat pinjol juga yang berbunga banyak. Setiap hari, pekerjaan Dina menawarkan produk pinjol dan penagih orang-orang yang susah membayar dengan berbagai cara, dari sebar kontak, membuka aib, sampai pakai dalil-dalil agama yang membawa masuk ke neraka.
Salah satu korbannya adalah Pak Iwan yang sampai bunuh diri karena pinjol. Namun bosnya memaksa Dina untuk datang ke rumah Pak Iwan, bahkan saat keluarganya sedang melakukan tahlilan. Dina yang mempunyai tanda-tanda perubahan karakter yang begitu cepat merasa stres, di satu sisi dia tak tega, di satu sisi hal itu harus dilakukan sebagai bagian dari profesionalitas kerja. Beban lain yaitu utangnya yang banyak pada pinjol membuatnya melakukan hubungan affair, perselingkuhan dengan bos besar, Tommy (Bront Palarae). Dengan wajah khas bangsawan, tokoh ini kesepian dan memerlukan kehangatan dari sosok Dina. Maka terjadilah perselingkuhan itu, meski Tommy telah menikah dan beranak satu. Kegiatan seks mereka direkam oleh Tommy sebagai alat untuk menekan Dina agar tetap tunduk dan takluk, KBGO sih ini. Hubungan ini sebenarnya menguntungkan karena Dina merasa "dilindungi" dan "diselamatkan".
Sebab kecantikannya, atasan Dina yang lain bernama Bayu (Kristo Imanuel) juga menaruh hati padanya. Bayu terus mendekati Dino meskipun Dina sering menolaknya. Meski suatu hari, Bayu seperti berubah menjadi Rama (Bio One), sosok stranger yang menjadi haluan Dina melewati rasa-rasa sepi tiap malam. Bersama Rama dia membayangkan berbagai hal indah, kencan di pecel lele dekat jalan, menemaninya di KRL, mandi bersama, ke kafe bersama, dan hal-hal lain yang menenangkan hati Dina, meski semua itu hanya "khayalan". Bersama Bayu, Dina suatu kali menyangka dia adalah Rama, dan terjadilah persetubuhan itu di hotel. Parahnya, Bayu mengunggah malam kesalahan bersama itu di story medsosnya. Di kantor, Dina berkali-kali mengumpat pada Bayu.
Film ini banyak mengandung plot twist. Dina ternyata menderita semacam skizofrenia atau gejala bipolar. Dirinya tak sadar memukil wajah Bayu di mobil hingga dia tak sadarkan diri dan koma di rumah sakit. Tak hanya itu, Dina juga membunuh Tommy dengan pisau, menggorok lehernya. Dina juga karena dendam pada Rama, mencari rumahnya di kawasan elite dan menusuknya. Rama ini sudah beristri Via (Erika Carlina) seorang perempuan karier. Rama menganggap apa yang dilakukan dia dan Dina hanya sekadar have fun dan tak ada arti apa-apa bagi Rama. Meski sebagai perempuan, Dina menganggap itu segalanya. Haluan Dina bahkan juga terjadi ketika Iwan (Rokman Rusadi) dianggap Dina telah mengikutinya dan hampir membunuh dirinya, yang membuat Dina tak masuk kerja sampai empat hari.
Kisah persahabatan juga kental di film ini. Misal hubungan Dina dengan Bella (Della Dartyan), karyawan pinjol terbaik yang jago marah-marah. Kelucuan yang menarik juga ada pada sosok Surya (Benedictus Siregar) dengan berbagai guyonannya yang renyah. Juga karakter-karakter lain seperti Noor (Rachel Vennya) yang alim tapi mulutnya pedas; Mona (Nada Suwandi) yang Jawani, bermimik flat, dan polos; Budi (Dimas Danang) yang berkarakter blak-blakan dan suka menghujat, mengeluh; Mitro (Aldo Gudel) yang kelihatannya polos tapi suka ngikut yang lain juga.
Moment brengsek tak terlupakan lagi terjadi ketika genk pinjol ini diundang Tommy untuk pesta ulang tahun. Di sana, mereka diberi makanan sisa, sosis gosong dan berbagai makanan buangan lain. Sementara steak dan makanan enak untuk kenalan Tommy yang punya pangkat dan jabatan, yang punya seragam jenderal dan militer tinggi lain. Itu tragis banget sih menurutku. Kok ya mereka terima-terima saja, meski memang tak ada pilihan lain.
Film ini berakhir dengan presmis, Dina ini gila, dan dia harus dirawat di rumah sakit gila juga bersama ibunya. Di rumah sakit itu apalagi ada banyak orang gila lain, salah satunya mbak-mbak yang suka membaca buku Rama-Shinta dengan keras, yang ternyata buku itu lembaran kosong saja. Untungnya, si perawat Niken Anjani sabar merawat orang-orang gila. Film bergenre thriller ini juga menampilkan lanskap kehidupan kelas pekerja yang menarik, dari dempet-dempetan di KRL, kemacetan, pemukiman yang padat, hingga pada dimensi psikologis seperti kesepian, dire in money, dan rentan dengan isu-isu kesehatan mental.
Dari film Sleep Call aku belajar: (1) Seburuk apapun dunia nyata, lebih baik untuk dihidupi daripada dunia maya, (2) Cinta memang punya beragam bentuk, tapi yang paling bisa dipercayai adalah tindakan daripada bacotan, (3) Bukan salah pinjol, salah kemiskinan dan koruptor, (4) Buat diri lu sebisa mungkin aman di mental dan finansial biar lu gak gila, (5) sejauh apapun melarikan diri di dunia maya, lu ga bisa lari dari dunia nyata, (6) jangan banyak halu biar gak kecewa, (7) kalau orang terdekat lu sakit, jangan kebawa sakit, (8) senyum dan marah bukan obat, (9) jaga privasi, (10) jangan mudah percaya sama mulut manis dan jebakan yang membinasakan, lu gak seistimewa itu. Terakhir: kalau stress, mending cari mie ayam/bakso yang enak. Trus pesen minuman yang lu suka juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar