Sabtu, 19 Juli 2025

What I talk about when I talk about Rony Parulian

I

Halte Sarinah penuh juga bos
Mas-mas beyond level
Gak papa gak jelas

Jakarta Pusat, Jumat, 18 Juli 2025 

Aku udah jarang se-excited ini nonton konser lagi. Terakhir excited nonton konser pas lihat The Adams dan Pure Saturday. Aku merasa (perasaan sekilas) anak-anak skena indie lebih pemalas. Mereka bisa datang telat dan kayak gak masalah kalau telat nonton musisi mereka tampil. Ya, seselow itu mereka. 

Ini berbeda dengan musisi yang (aku menyebutnya) mainstream atau non-indie. Semisal yang kualami hari ini. Aku nonton Rony Parulian di Anjungan Sarinah, yang bahkan fansnya sudah datang dari sejak pagi atau udah nunggu dari jam 1 siang untuk dapat seat yang nais banget buat singing together

Aku datang habis Magrib, ditanya sama Pak Kos, "Mau kemana Isma?" 

Aku jawab, "Mau ke Sarinah, Pak." 

Dijawab lagi, "Ada konser Raisa ya?" 

Dalam hati, "Anjay, update banget bapak kos gue." Meski bukan Raisa yang mau kutonton tapi Rony. 

"Eh, iya Pak," jawabku. 

Dia berseloroh lagi, "Wah, harusnya dari tadi kamu datang."

Aku pun cuma cengengesan pesan gojek ke Sarinah. Pas sampai, shit-shit men, udah jadi lautan manusia di sana. Aku pun putar otak cari tempat yang bisa kelihatan panggungnya. Aku muter-muter Sarinah dari lantai satu sampai dua sampai balik lagi buat cari Skydeck di lantai tiga. Oh, gak keliatan apa-apa panggung di sana. Dah kek orang begok muter-muter Sarinah. Akhirnya menyerah saja di lantai satu. Sementara di lantai dua hingga halte transjakarta di seberang sana noh, udah penuh manusia, padal itu di tempat lain.

II

Raisa
Wkwk, cegil Rony Parulian mode on

Akhirnya aku mentok nonton dari sisi kiri panggung. Meskipun sebenarnya posisi ini cukup tolol, ternyata belakang panggung yang dekat dengan jalan raya lebih jelas bisa melihat bintang tamunya. Ini aku ketahui setelah Rony selesai dan aku nonton Raisa (meski sebentar). Namun, aku sudah tak menyesalinya. Sebab, dari posisi itu, aku bahkan bisa menemukan surga lain. Di depanku ada seorang pemuda dan dua temannya yang begitu menikmati konser Rony bahkan dengan duduk, sambil membelakangi Rony manggung. Gila ini sih. Dia begitu menghayati setiap lagu, dengan wajah ekspresif sambil memegang tangannya ke dada. Ih, gila, dia udah sampai level itu, cuk. Sementara aku cukup puas melihat Rony dari samping. Keren sih elu Ron, no debat, haha. Seneng aku nonton kamu nyanyi. 

III

Lagu-lagu yang dinyanyikan Rony Parulian di konser Sarinah.

1. Butuh Waktu

2. Dengarlah Cinta

3. Mengapa

4. Angin Rindu

5. Tak Ada Yang Sepertimu

6. Satu Alasan

7. Sepenuh Hati

8. Tak Ada Ujungnya

9. Pesona Sederhana

10. Tetap Bukan Kamu (Feat Raisa)

IV 

What I talk about when I talk about Rony: The more I listen to Rony, the more I want to join his fan club, WeR1, wkwk. His songs bring back memories of my high school days. They make this thirty-something woman, who feels old and pretends to be busy with work, feel young again. Your songs are amazing, Ron. Especially the music video for "Tak Ada Ujungnya" shot in Kamakura, Japan. You wore a pink suit and pants—such a perfect blend of feminine and masculine energy. Macho without having to shout macho. Good job, young man. 

Atau dengan kata lain:

Makin dengerin Rony, makin gw pengen daftar perkumpulan fansnya WeR1, wkwk. Lagu-lagunya mengingatkan saat masa-masa SMA. Membuat mbak-mbak 30an yang dah merasa tua dan sok sibuk kerja ini jadi muda lagi. Lagu-lagu lu keren banget Ron. Palagi video klip yang "Tak Ada Ujungnya" di Kamakura, Jepang. Lu pakai jas dan celana warna pink, itu kelihatan energi feminim dan maskulin ngeblend banget. Macho tanpa harus tereak macho. Good job anak muda. 

PS: Judul terinspirasi dari judul buku Haruki Murakami berjudul "What I Talk About When I Talk About Running". 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar