Ringkasan ceramah Ust. Felix Siauw di Laboratorium agama Masjid UIN Sunan Kalijaga tanggal 26 Oktober dengan tema: “The Way To Belief”.
Orang
yang disibukkan dengan kebaikan adalah orang yang beruntung :)
Ya, begitulah kata ustadz
Feliix kepada hadirin yang hadir, yang udah mau capek-capek datang ke majelis
ini. Ustadz memulai ceramah tentang cerita “sebuah pohon”. Pohon yang baik itu
seperti kalimat yang baik. Kita bisa melihat kebaikan itu dari kekarnya batang,
teduhnya, enak dilihat, mendamaikan. Seperti halnya seorang muslim. Bukan
muslim namanya jika ia membuat orang lain merasa terancam dan tersakiti.
Jadilah pohon yang baik. Karena puncak menjadi seorang muslim adalah
kebermanfaatan. Yaitu kebermanfaaan yang bisa dirasakan langsung. Kaitannya
dengan iman, iman itu dianalogikan seperti akar dalam sebuah pohon. Ia adalah
pondasi awal, sebagus apa pun sebuah pohon jika akarnya busuk cepat lambat ia
akan kelihatan. Iman itu amal kalbu, walaupun tidak terlihat tapi bisa di
indikasikan lewat ucapan dan perbuatan.
ISLAM, adalah agama yang
benar, dengan umat terbaik, sudah yakinkah Anda? Jika kata-kata itu benar, ada
pertanyaan: yang banyak orang miskin yang islam atau bukan? Yang banyak
menganggur orang islam atau bukan? Yang banyak tidak bersekolah Islam atau
bukan? Yang mengantri BLSM sampai keinjak-injak itu kebanyakan orang Islam atau
bukan? Miris sekali. Jika Islam itu terbaik, kenapa realitasnya seperti itu?
Cuma ada dua kemungkinan: pertama Allah yang salah, kedua manusianya yang
salah. Pertama, Allah tidak mungkin salah, dan siapa yang salah? MANUSIA.
Ustadz Felix bercerita
tentang sebuah satire berjudul “Negeri Bebek”, negeri khayalan yang berbendera
bebek yang merupakan negara muslim terbesar di dunia mengalahkan Indonesia.
Negeri ini amat sangat kaya, toto tentrem
raharjo, gemah ripah loh jinawi, batu dilempar jadi pohon, ranting dilempar
jadi hutan, 88% keanekaragaman hayati dunia ada di negeri bebek. Kenapa dinamai
negeri bebek? Tidak lepas dari filosofi yang mencerminkan rakyat negeri bebek,
mereka suka ikut-ikutan (membebek) akhirnya negeri ini dinamai “negeri bebek”.
Tapi ironis, SDM negara bebek baru menempati nomor 108 dari 174 negara di
dunia, hanya 11% siswa yang lulus SMA melanjutkan ke perguruan tinggi (trus
kemana yang 89%??), prosentase keperawanan anak gadis yang rendah, pembunuhan
bayi, aborsi atas nama HAM, pemimpin-peminpin yang hanya menjadi pengecut. Ada
satu prestasi yang diraih di negeri bebek, kata orang Jepang, “Industri
perfilman horror di negeri Anda sangat inovatif. Di negeri saya cuma ada hantu
sadoko, di negeri Anda kuntilanak saja bisa ada kuntilanak 1, kuntilanak dua,
kuntilanak beranak dalam kubur, kuntilanak keramas, belum lagi suster ngesot,
pocong, dll. Hebat sekali negeri Anda”, dan negeri bebek berhasil menjadi negeri
pertama yang berhasil mengekspor setan ke kancah internasional :D Dan jika
setiap memperingati perayaan kemerdekaan negeri bebek, acara-acara yang
diadakan dari dulu hingga sekarang itu-itu aja, seperti makan kerupuk dan
lompat karung padahal orang luar udah bisa nginjak bulan, kenapa tidak diubah
menjadi yang spektakuler: makan karung atau lompat kerupuk, haha #lol.
Mengapa ini bisa terjadi??
Kenapa negeri bebek yang mayoritas muslim terbesar dunia tidak bisa lepas dari
keterpurukan?? Persoalaanya satu: TUJUAN HIDUP YANG SALAH AKAN MEMBAWA PADA
TUJUAN YANG SALAH. INTINYA: KESALAHAN BERPIKIR MUSLIM TENTANG TUJUAN HIDUPNYA.
Tujuan mempengaruhi segalanya. Jika Anda ada di sebuah kereta yang empuk dan
nyaman, tapi tujuannya ke jurang, apakah Anda mau?
Dan AQIDAH adalah jalan
mencapai tujuan hidup. Berdasar dari tiga pertanyaan urgen:
1. Darimana asal manusia?
2. Apa tujuan hidupnya?
3. Akan kemana setelah
hidupnya?
Yang pertama, ustadz Felix
bertanya kepada hadirin: “darimana asal manusia?” mereka menjawab “ALLAH” II
“Kok Tahu Allah? Darimana?” II “Al-Qur’an” II “Al-Qur’an?? Darimana?” II
“Allah”. Pertanyaan dan jawaban yang muter-muter, seperti pertanyaan “Telur dan
bebek duluan mana?”. Dan jawaban kalau muter-muter itu susah dibuktikan, ia
merupakan klaim atas klaim. Kalau kita berasal dari ALLAH, apa kita benar-benar
meyakini Allah dan RasulNya?? Ustadz Felix bercerita tentang
seorang penerjemah, bosnya bilang pas hari jumat dan ada kewajiban sholat
jumat, disuruh jangan pergi nanti orang penting dari luar negeri akan kesini,
dan kamu akan dapat banyak uang. Kira-kira si penerjemah bakal milih apa?
Ngikuti bos atau solat jumat? Bisa ditebak, ngikuti bos. Kalau begitu,
keyakinan itu bisa dibeli ya? Iya. Penerjemah itu menjual keyakinannya hanya
karena ada orang penting dan uang. Jika dia yakin pada Allah, ia pasti akan
percaya, Allah akan memberinya sesuatu yang lebih dari itu. Dan apa yang
didapat dengan menjual keyakinan adalah tidak berkah, dan sesuatu yang tidak berkah itu buat apa?
-_-. Nabi Ibrahim contohnya,
ia berpikir keyakinan pada Allah saat ia mau dibakar. “Jika Allah masih
melindungiku, api itu tak akan membakarku, jika tidak.. di luar sana pun aku
juga tidak akan selamat, karena Allah jauh lebih besar dari api itu”.
Trus tentang penciptaan
manusia, darimana asal manusia? Apa benar dari monyet seperti yang dikatakan
teori evolusi? Kita tengok dulu terbentuknya manusia dari awal. Ia berasal dari
sperma. Dan sperma tak mempunyai fungsi apa pun kecuali yang telah disepakati
bersama: masuk ke tubuh perempuan (ovum) dan membentuk individu baru. Saat Anda
misalnya pertama kali pergi ke Skandinavia, Anda pasti kebingungan kan jalur
angkotnya kemana? Tapi kenapa sperma nggak bingung? Dan tahu kalau yang dituju
itu ovum? Siapa yang ngasi tahu? Padahal sperma tahu kalau ovum itu mengandung
racun asam yang membunuh bakteri-bakteri, virus berbahaya, dan sperma-sperma
yang tak kuat fisik dan mental. Dan sperma-serma juga tahu kalau dalam dua
detik 500 juta sperma mati karena racun asam itu. Gilak, bayangin 500 juta
sperma mati dalam dua detik! itu pembunuhan terbesar dalam sejarah. Kemudian
sperma-sperma bersatu, menyusun strategi, ketua sperma bilang:
“Saudara-saudaraku, mari kita balas dendam atas terbunuhnya 500 juta saudara
kita yang mati. Jangan terlalu terburu-buru, mari kita merapat dan atur
strategi. Rahim itu kan ada dua, kiri dan kanan, mari kita berpencar. Siap?
SERBUUU!!” (-_-) Haha, pe’ak nya seperti itu. Kenapa mereka bisa begitu? Apa
jangan-jangan disana ada laboratorium? Dan hebanya cuma ada SATU TERBAIK. Sperma
yang PALING KUAT, PALING CEPAT, PALING HEBAT. Dan sperma itulah ANDA sekarang
:) Jadi, jika sekarang Anda mengeluhkan hidung Anda yang pesek, Anda
benar-benar keterlaluan. Dari
sperma kita bisa belajar JIKA TUHAN ITU ADA, Ia yang membuat manusia itu
menakjubkan :)
Tata surya contohnya, bumi
kita jika di sandingkan dengan planet-planet yang kecil memang terlihat besar,
tapi coba sandingkan dengan yupiter, sandingkan lagi dengan matahari,
sandingkan lagi dengan Arcturus, dimana bumi kita? Sudah tak terlihat. Dan
untuk mengatur semua ini Tuhan harus ADA.
Seperti halnya HP, dia ada
yang buat kan? Manusia. Cara bekerjanya gimana? Lihat buku petunujk. Jika masih
eror kemungkinanya ada dua: pertama buku petunjuknya salah, kedua buku petunjuknya
tidak pernah dibaca.
Ustadz Felix juga bercerita
tentang perdebatannya dengan seorang dosennya, memperdebatkkan Al-Qur’an.
Sebelumnya ustadz Felix ini agnostik, dia percaya Tuhan, tapi belum mengikuti
agama apa pun. Nah, saat adu argumen ini ustadz Felix kolaps, argumennya
diruntuhkan dari dasar karena sebuah ayat. Ayat apa itu?? Al Baqarah: 23.
“Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang kami turunkan keapada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya, dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”
Yang intinya, tidak ada
yang bisa mendatangkan ayat semacam Al-Qur’an. Baik kamu one to one, atau
keroyokan. Simbol kesombongan Allah adalah Al-Qur’an, dihadapan makhluknya yang
lemah.
Menjawab pertanyaan urgen
di atas:
1. Darimana asal kita?
Allah.
2. Apa tujuan kita?
Beribadah kepada Allah.
3. Akan kemana kita setelah
mati? Allah.
Jika aqidah ini sudah
menjadi akar, ketika manusia sudah memahami aqidahnya, maka ia akan sulit untuk
dibeli apa pun, termasuk dibeli uang. Kewajiban seorang muslim juga: BERPIkIR
DAN MENCARI DALIL SIAPA TUHANNYA.
Yogyakarta, 26 Oktober 2013