1. Unbaedah (2019)
Pemain film Tilik Siti Fauziah di film Unbaedah masih konsisten dengan karakternya yang menyebalkan. Kali ini tingkahnya lain, dia jadi ibu serakah yang mengkorupsi nasi berkatan. Sampai tetangganya yang kesal menjebaknya dengan hantu-hantu. Film yang dibuat atas restu KPK ini bisa jadi film yang horor sekaligus lucu.
2. 50:50 (2019)
Film dokumenter yang berkisah tentang kelompok waria di kawasan Depok-Jakarta. Saya menonton film ini karena tengah membaca novel A. Mustafa berjudul Anak Gembala yang Tertidur di Akhir Zaman. Tokoh utama di novel itu bernama Mbok Wilis, tetua waria di Simpang Lima, Semarang. Dulu saya juga pernah punya pengalaman mewawancarai persatuan waria di Semarang, film ini mengingatkan saya lagi. Fokus penceritaan di film ini adalah tokoh Dona. Waria masih punya kebebasan untuk memiliki anak, dengan menikah dengan perempuan. Teman-teman Dona dengan latar belakang yang beragam membuat film ini jadi kompleks.
3. Bandung Renjana (2017)
Film ini bertabur kata-kata puitis dan romantis seputar Kota Bandung. Film yang ala-ala anak senja dan fans Fiersa Besari. Suasananya gloomy, udara yang minor, dengan tokoh yang bernama unik karena dinamai dengan nama gunung: Rinjani, dan kakaknya Renjana. Orangtua mereka yang suka naik gunung itu meninggal dan menyebabkan banting setir kerja apa pun untuk bisa hidup. Meski begitu, premis film bergenre romansa cinta segitiga ini kalau saya simpulkan: sejauh apa pun kamu pergi, kau akan kembali pada rumahmu. Rumah dalam arti kiasan. Film yang dibuat untuk hadiah HUT Bandung ini seperti mengajakmu jalan-jalan pada suatu petualangan hidup.
4. Hitlove (2017)
Ide film ini menarik, ada seorang cupid yang punya peluru. Ketika ditembakkan ke sepasang orang cewek-cowok, mereka akan jatuh cinta seketika itu juga. Magic bukan? Bahkan oleh dua orang yang sedang musuhan. Yang unik ketika cupid menerima seorang klien yang ternyata dia ditembakkan dengan
body guard-nya sendiri.
5. Kinetik (2017)
Film yang disutradarai oleh Putri Tanjung ini boleh dikatakan sebuah film motivasi bagi orang dewasa awal yang merasa dirinya hampa. Kalimat tokoh yang kutingat: Kalau kamu merasa hampa dan ngerasa mentok sama kerjaan dan hidupmu, itu berarti ada ruang kosong yang membuatmu tambah lebih kreatif. Tinggal dicari isinya, apa, kapan dan di mananya; ini tergantung padamu. Film ini memperlihatkan perjuangan hidup dari tiga orang sahabat: Dhea, Karim, dan Kevin. Dua di antaranya ketika kecil hidup dengan nelangsa, sampai mereka mewujudkan mimpinya dan mengisi kehampaan hidup dengan membantu sesama. Mereka datang ke sekolah yang masih sangat kekurangan. Film ini coba bilang: Teruslah bergerak!
6. Rahasia (2011)
Plot twist-nya juara sih film ini. Seorang anak SMA nekat menemui pacarnya yang ada di Surabaya. Di kereta dia bertemu dengan seorang Bapak yang terlibat percakapan empat mata dan rahasia. Film yang mewakili tindakan primitif manusia, kebutuhan akan manusia lainnya dari perselingkuhan hingga seks. Dua rahasia anak manusia telah terbongkar dan usai film ini menyisakan perasaan yang suwung. Saya teringat kata-kata sang ibu si anak SMA:
"Ibuk ra setuju, wong wedok kok ngampiri wong lanang." Film ini mendobrak itu.
7. Sore (Ep. 1 dan 2) (2017)
Berniat untuk menjadi futuristik, film ini justru punya banyak
plot hole. Bagaimana mungkin bisa seorang istri masa depan datang ke masa kini dan menemui suaminya yang sedang merantau ke Italia? Kemudian mengikuti suaminya dan ngobrol terkait keluarga di sebuah restaurant. Saya menonton film ini karena ingin tahu terkait Tika Bravani dan Dion Wiyoko ketika dipasangkan. Mereka bertemu di film besutan Hanung Bramantyo berjudul
Hijab. Mereka cukup menjadi pasangan yang manis. Bisa kau bayangkan semisal sekarang kamu jomblo dan berhalusianasi pasanganmu datang di hadapanmu, apa yang ingin kau katakan?
8. Fresh To Move On (2012)
Jika kau tengah putus dan berniat balik lagi ke mantan, film ini barangkali tepat. Barangkali setelah peristiwa putus tersebut bisa memberi ruang dan menjadi refleksi untuk lebih mengenal pada pasangan. Film pendek garapan Joko Anwar dan dibekengi oleh iklan pasta gigi ini bisa dibilang bergenre komedi romantis. Berkisah tentang tokoh yang diperankan Tara Baso dan Fachri Albar, mereka putus. Si Tara diberi buku panduan
move on, ada 7 tips dari memberi nama mantan dengan nama aneh hingga ngedate dengan orang Tinder atau app date lainnya. Meski yang purna tetap menghadapinya secara langsung, rekonsiliasi. Sinematografi film ini menarik, mirip film-filmnya si Wes Anderson.
9. Djakarta 00 (2015)
Film masa depan tentang Jakarta yang sepertinya masa itu saya tak ada atau ber-reinkarnasi jadi makhluk lainnya. Jakarta dan kehidupannya sekarang telah musnah dan digantikan dengan kehidupan angkasa dengan makin banyak kesenjangan di sana-sini. Pohon-pohon dan pemandangan hijau adalah surga yang ketika kau masuk harus membayar sekian juta saking mahalnya. Nasib seniman masa depan semakin kesepian, begitu pun dengan para pembaca buku. Saya jadi ingat pidato Martin Suryajaya saat ulang tahun IKJ ke-49.
10. Ning Kene Aku Ngenteni Kowe (2015)
Sepanang film, saya tak henti-henti untuk tertawa nonton film ini. Seratus persen film berbahasa Jawa, Jawanya Jawa Jogja karena lokasi syutingnya di Jogja. Berkisah tentang Anjar dan Intan dengan segenap kompleksitas hidup di desa. Intan ingin merantau ke Jakarta karena kondisi desa tak menjanjikan apa-apa, ia ingin pergi bersama adiknya Bondan dan direstui oleh neneknya. Bagian epik dari film ini adalah sepanjang perjalanan dari rumah menuju Stasiun Lempuyangan. Banyak kritik urbanisasi dan ruralisasi yang disampikan dengan gaya yang beneran kocak. Tapi ingat ya, ini bukan lagu Didi Kempot, haha.
11. Purnama di Terminal 3 (2016)
Jika di kehidupan lain kau pernah bertemu dengan seseorang, barangkali di kehidupan saat ini kau juga akan menjumpainya lagi dan berjodoh dengannya. Mungkin itulah yang kubayangkan saat Adam bertemu dengan sebut saja Hawa di sebuah bandara, saat menunggu waktu terbang. Mereka belum pernah berkenalan sebelumnya tapi langsung akrab dan melakukan hal-hal sebagaimana orang yang sangat dekat. Pas lihat film ini jadi kepikiran ketika datang ke tempat baru, barangkali tidak ada salahnya untuk bersikap sok kenal dan sok dekat dulu dengan orang yang baru kita kenal. Barangkali cocok, haha, enggak sih, untuk cari teman baru aja. Judul film ini bagiku menarik, padahal saat purnama, ada mitos tertentunya lho.
12. Rindu (2018)
"Gak ada yang gak bisa Kak, belum ketemu caranya aja." Begitu pesan moral yang sebenarnya ingin disampaikan oleh film ini. Suatu hari di sebuah agen kerja IT begitu katakanlah, seorang junior ingin mencari senior kerjanya yang tak masuk beberapa hari terakhir. Junior berkelamin jantan tersebut mencari seniornya yang betina ke Jogja, si Junior tidak tahu di mana rumah orang yang dicarinya itu, yang disangka teman-teman kerja di sana senior itu mengalami stres. Berbekal laptop merk HP yang juga menjadi sponsor film ini, perjalanan tokohnya menghidupkan jiwa-jiwa petualangan dalam diri kita.
13. Surat Untuk Jakarta (2016)
Film berdurasi sangat pendek ini sama sekali tak kumengerti. Dua menit memang, tapi saya gak paham. Yang kutangkap seputar kehidupan sehari-hari Jakarta yang metropolitan. Seputar mall, KRL, MRT, Pasar Raya, Monas, macet, dst, dll. Dan diakhiri dengan surat cinta untuk Starla, eh, untuk Jakarta.