Selasa, 07 Maret 2023

Epistolarity: Life after Death of the Letter?

 

Epistola dalam bahasa Latin berarti surat. Jika pernah mendengarkan "novel epistolari", novel jenis ini ditulis dengan bentuk serangkaian dokumen, umumnya dalam bentuk surat-surat, entri dari buku harian, kliping surat kabar, dan dokumen lainnya.

Jurnal ini membahas terkait bagaimana nasib "epistolari" yang hidup setelah surat di era digital kondisinya sekarat atau hendak mengalami kematian.

Keseluruhan berisi percakapan Liz Stanley dan Margaretta Jolly terkait "epistolari". Konsep epistolari meliputi model komunikasi tekstual yang tumbuh seiring dengan teknologi digital. Epistolari hidup dan tumbuh di dalam teks, email, dan sosial media dalam berbagai bentuk.

Keluhan terus menerus atas "kematian sebuah surat" atau dalam konteks luas dokumen tertulis merupakan gejala kecemasan yang sah tentang kepercayaan dan identitas di dalam dunia teks yang dapat direproduksi, anonim, dan dapat dijangkau secara global.

Salah satu kekhawatiran pula dalam arsip digital (e-epistolari), ketakutan ketika dokumen yang kita akses bentuknya tidak sama lagi atau telah berubah dari bentuk awal. Ini tentu berbeda dengan surat/konvensional.

Sangat mudah literatur mengkritik ide terkait otoritas, autensitas, dan originalitas dalam budaya cetak, meski argumen ini membuktikan jika teknologi digital belum selesai akan dirinya.

Meskipun ketakutan sesungguhnya ketika komunikasi digital tersebut telah disurvei dan dikomodifikasi.

Dalam karya epistolatorium Schreiner dan project Whites Writing Whiteness [WWW] menjadi contoh pengarsipan surat yang berfokus pada hal-hal yang tak terkatakan dan hilang. Atau pendekatan lain dengan menelusuri sejarah dalam surat-surat imigran yang dilakukan oleh Donna Gabaccia dan Sonia Cancian. Atau studi sruat lain tentang masyarakat Afrika Selatan, yang berkorelasi dengan gender, ras, dll.

Di era industri|cetak, kreativitas epistolari dihidupkan kembali oleh masyarakat tekstual hari ini dan dalam budaya "selfie". Kathy Mills menyebutnya sebagai "literasi sensorik" yang menemukan kembali aspek menarik dari jejak kehadiran orang lain.

KUTIPAN:

"the rise of digitally provided forms demonstrates an innovative artfulness in how people are using these. And not all of these uses are confined to IjYou exchanges"

"As do these exchanges of “Liz” and “Margaretta” as communicative artifices. “The letter” might be dying, but we agree that it’s “long live epistolarity!"

Liz Stanley & Margaretta Jolly (2017) Epistolarity: Life after Death of the Letter?, a/b: Auto/Biography Studies, 32:2, 229-233

https://doi.org/10.1080/08989575.2016.1187040

#lizstanley #margarettajolly #life #death #letter #espistolary #surat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar