Sabtu, 18 Maret 2023

Akankah Kamu Akan Menikah dengan Orang yang Salah

Weekend ini saya ingin mengulas tulisan penulis dan filsuf kontemporer Inggris kelahiran Swiss, Alain de Botton, yang terbit di The New York Times berjudul "Why You Will Marry the Wrong Person".

Tulisan ini juga disampaikan Alain pada ceramahnya di YouTube The School of Life dengan judul yang sama.

Tulisan ini menarik karena mengajak seseorang untuk memahami keadaan orang lain.

Alih-alih menyalahkan pasangan kita, Alain mengajak kita untuk memahami kompleksitasnya sebagai manusia. Karena kita juga manusia yang punya kompleksitas sendiri untuk dipahami.

Alain de Botton menekankan cinta bukanlah instinct yang datang tiba-tiba, tapi cinta adalah keterampilan (love is skill), yang ini perlu untuk dilatih sepanjang waktu.

Kita mencari cinta atau pasangan dasarnya juga bukan karena orang itu akan membuat kita bahagia, tapi karena orang itu familiar dengan kita, dengan hidup kita dari kita kecil.

Bahagia dan familiar adalah konsep yang berbeda, bahagia selalu mensyaratkan segala kebaikan yang membuat senang; familiar tak hanya bahagia, tapi juga hal-hal yang menyedihkan dan membuat kita sengsara. Konsep familiar ini lebih realistis, karena tak ada kehidupan yang selamanya senang atau selamanya sedih.

Menerima orang lain berarti juga  menerima ketidaksempurnaannya. Berkompromi dengannya sepanjang waktu.

Apapun pekerjaan kita, dalam hubungan/pernikahan sejatinya orang yang mencintai itu serupa menjadi "guru". Guru yang mengajar, orang yang memberikan gagasannya ke pikiran orang lain. Tapi sayangnya, seseorang cenderung menjadi guru yang takut mendapati muridnya idiot, bodoh, sehingga menghadirnya untuk memahami kita.

Dan jika itu yang dilakukan, kita tak akan mendapati orang yang mengerti, justru akan membbuat seseorang merasa lebih buruk. Untuk itu, menjadi guru adalah menjadi orang yang santai, seseorang perlu menerima jika murid/pasangannya tidak paham dan menumbuhkan budaya untuk saling belajar dan memahami.

KUTIPAN:

"We think we're out to find partners who will make us happy, but we're not, we're out to find partners who will feel familiar."

"Route to a good marriage and to good love is the ability to become a good teacher... All of us, whatever our job aspirations, whatever it is we do have to become teachers. Teaching is merely the word that we give to the skill of getting an idea from one head into another in a way that it's likely to be accepted. And most of us are appalling teachers. Most of us teach when we're tired, when we're frightened, what are we frightened of with frightened we've married an idiot and because we're so frightened, we start screaming at them: you've got to understand and the thing is that unfortunately by the time you've started to humiliate the person you want to understand something less and over. You will never get anyone to understand what you want them to understand, so long as you make them feel small. In order to teach well, you need to be relaxed, you need to accept that maybe your partner won't understand and also you need a culture within a couple that two people are going to need to teach each other and therefore also learn from one another."

"What we need to do is to accept that the other person is going to want to educate us and that it isn't a criticism."

"To be in company with another person is to be negotiating imperfection every day."

"compromise is noble."

"We all think love is just an instinct. No! Love is a skill, and a skill that needs to be learned"

YT: https://www.youtube.com/watch?v=-EvvPZFdjyk
Artikel: https://www.nytimes.com/2016/05/29/opinion/sunday/why-you-will-marry-the-wrong-person.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar