Selasa, 25 Januari 2022

Review Film Eighth Grade (2018): Pergulatan Diri Anak Pendiam dan Dunia Riuhnya

Dari Kayla (Elsie Fisher) di film "Eighth Grade", aku belajar terkait dunia remaja coming age di era yang disebut millenial ini--yang ternyata tak cukup luas kupahami. Kayla di sekolah dinobatkan sebagai anak paling pendiam. Tapi sebaliknya, di kamar dan di rumah Kayla menunjukkan sisi yang sebaliknya, dia seorang Youtuber aktif yang percaya diri dan sangat pandai bicara. Kata Kayla, "Percaya diri adalah pilihan tanpa kamu harus merasa berusaha."

Di kamarnya, masa remaja yang masih menyimpan segunung rasa penasaran akan dunia membuat Kayla melakukan eksperimentasi-eksperimentasi riu. Dia membuat berbagai konten terkait self-help, cara banyak teman, cara tampil sexy, cara komunikasi yang asyik, dlsb. Berbekal laptop dan handphone-nya yang retak karena dibanting, Kayla mengekspresikan diri. Ya, keinginan remaja yang berambisi untuk menjadi popular di media sosial, baik melalui Youtube atau pun Instagram.

Kayla
Barangkali, Kayla adalah potret remaja kelas VIII SMP yang kesepian di rumah. Dia tak memiliki ibu dan hanya tinggal berdua dengan sang ayah bernama Mark Day (Josh Hamilton). Sosok ayah yang sungguh melindungi anaknya, agak protektif tapi masih memberi Kayla kebebasan.

Salah satu adegan paling heartbreaking adalah ketika Kayla meminta sang ayah menemaninya untuk membakar kotak berisi mimpi-mimpi Kayla. Kotak yang bertuliskan, "To the coolest girl in this world". Di adegan itu, Kayla dengan mental yang lebih tua dari anak seusianya berpikir dan bercerita pada ayahnya, jika nanti dia menjadi ibu dan memiliki anak seperti Kayla, dirinya pasti akan sedih mendapati anaknya yang seperti ini. 

Namun tanggapan sang ayah di luar prasangka Kayla, meski ayahnya membesarkan Kayla sendirian, dia justru sangat senang memiliki anak seperti Kayla. Dia berkata jika Kayla adalah suatu keajaiban yang hadir untuk hidupnya. Setiap melihat Kayla, muncul keberanian dan kehidupan baru yang membuat ayah terus bersemangat. 

With her beloved Dad
Film ini juga diwarnai kehidupan remaja yang nge-gank, pesta ulang tahun untuk kawannya Kennedy (Catherine Oliviere), hingga ketika Kayla tertarik dengan kawan kelasnya Aiden (Luke Prael) yang mesum. Ketika kelas mitigasi bedil di sekolahan, ketika lampu dimatikan dan teman-teman kelasnya berlindung di bawah meja; Kayla dengan berani menghampiri Aiden. Kayla mengatakan jika dirinya punya foto-foto panas untuk mengesankan Aiden. Yah, meski Aiden bukanlah orang yang tepat untuk dicintai.

Suatu hari, Kayla bertemu dengan Olivia, Trevor, Riley, dan Aniyah; remaja-remaja SMA yang usianya lebih tua dari Kayla. Olivia mengajak Kayla untuk nongkrong meski ayahnya tetap mengawasi. Di situ Kayla seperti alien karena dia menganggap obrolan mereka tak nyambung dengannya. Puncaknya ketika Kayla dan Trevor berada di mobil berdua ketika pulang. Trevor memberi permainan "jujur vs tantangan". Kayla selalu memilih jujur, dan Trevor ingin menggoda Kayla untuk melakukan perbuatan dewasa. Kayla yang berjalan agak membungkuk itu dengan tegas menolak.

Kayla berpesan: "Jika kau punya pacar, dia harus perlakukanmu dengan baik, karena kau pantas untuk itu." Dan ada satu doa Kayla yang menurutku menarik: "Tuhan, kumohon semoga besok hariku sukses, besok saja. Tak apa jika hari sisanya Kau memberiku hari-hari yang bergeronjal." Haha. Oh, Kayla.... Sisi baiknya adalah bisa mengambil pelajaran dari setiap kerjadian yang dialaminya.

Guccccciiiii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar