Hwang Woo Yeon (Kim Young Wang) dan Hwan Seung Hee (Park Bo Young) sama-sama remaja bermasalah yang sering membolos, berantem, dan salah satunya punya drama home broken yang menyakitkan. Mereka bertemu di sebuah SMA di Korea dan segera menjadi teman dekat. Woo Yeon akan melakukan apa pun untuk melindungi Seung Hee yang terlihat kecil itu, mereka berdua secara fisik diibaratkan seperti jerapah dan kurcaci oleh gurunya.
Waktu akhirnya mendewasakan tokoh ini. Setelah Seung Hee menghilang, Woo Yeon menemukan sosok cinta sekolahnya itu di sebuah brosur perkuliahan, Universitas Hankook. Woo Yeon yang bodoh pun belajar keras agar masuk universitas itu, perjuangan dia untuk masuk jurusan Pendidikan Jasmani karena fisiknya yang tinggi besar diperlihatkan getol. Yang lucu ketika bapak-ibu Woo Yeon menertawakan anaknya untuk masuk ke universitas yang sulit pendaftarannya itu. Namun motivasi cinta mengalahkan segalanya.
Hingga akhirnya Woo Yeon satu kampus dengan Seung Hee yang mengambil jurusan desain fashion. Meski seiringnya waktu, Seung Hee kehilangan passionnya dengan menjajal berbagai pekerjaan yang bukan dia. Lalu Woo Yeon seingatku berkata: "Kamu keren melakukan pekerjaan apa pun, tapi kamu paling keren kalau sedang mendesain. Bukankah itu cita-cita pertamamu?"
Meski pikiran manusia memang selalu bisa membuat sakit pasangannya. Woo Yeon melakukan kesalahan yang menurutku cukup ideologis diucapkan, dia semacam playing victim pada Seung Hee karena kegagalannya tak mendapat kerja, karena penyesalannya mengenal Seung Hee, dan hal mendalam lain yang kukira ketika itu diucapkan oleh seorang yang kamu cintai, kamu akan lebih baik memutuskan untuk pisah.
Seung Hee merupakan orang yang tak mudah untuk mengucapkan terima kasih, sangat susah baginya, walau Woo Yeon memberinya banyak hal. Bagi Seung Hee mengucapkan terima kasih seperti sebuah perpisahan. Dan film ini mengajarkanku pula, semakin kamu terobsesi pada sesuatu, semakin obesesi itu akan menjauhimu. Semakin Woo Yeon menginginkan Seung Hee, semakin dia kehilangan Seung Hee, bersebrangan dengan apa yang menjadi obsesinya. Aku merefleksikan hal ini bisa terjadi juga di bidang yang lain.
Menyesakkan memang akhir kisah film ini, tak seperti judulnya yang bahagia "On Your Wedding Day". Woo Yeon pada akhirnya ditakdirkan untuk menjaga jodoh orang lain, karena Seung Hee memilih untuk tidak berjodoh dengan dirinya.
Background film ini menurutku manis, semua musim ada, dari musim salju, gugur, panas, dan semi. Sinematografinya juga indah di layar full HD, apalagi ketika situasi senja Woo Yeon dan Seung Hee ada di sebuah tempat yang terasa hangat karena sinar gold mentari memberi energi yang jauh lebih berkata-kata. Juga adegan di pantai atau ketika membeli makanan pinggiran kesukaan Seung Hee.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar