Rabu, 15 Desember 2021

The Grand Budapest Hotel (2014): Anak Tangga Karier Sang Lobby Boy

Hal utama yang kuacungi jempol dari film ini adalah sinematografinya yang super keren. Asli Wes Anderson tahu gimana cara memanjakan mata penonton dengan warna dan citra yang diangkat dari tangan layarnya. Semula, saya mengira ini adalah film cinta seorang perempuan yang terkurung di sebuah hotel dan bertemu dengan pria aneh di sana. Premis karangan saya salah, film ini justru mengambil sisi seorang lobby boy (pramutamu/penjaga pintu) yang sukses mendapat warisan The Grand Budapest. Ia bertemu dengan lobby boy lain, pegawai baru, yang menemaninya berpetualang mempertahankan lukisan "Boy With Apple" yang dihargai setara dengan (mungkin) lukisan "Monalisa".

Lobby boy baru bernama Zero Moustafa (Tony Revolori) yang juga seorang imigran gelap karena negara aslinya dilanda perang, mesti mengungsi ke negara lain dengan cara apa pun dan bekerja apa pun. Zero pindah ke Republik Zebrowka. Namun, Zero punya track record bekerja di bidang hospitality, pelayanan, di bidang perhotelan. Zero bertemu dengan bos yang sangat klik dengannya dan sangat mempercayainya karena keduanya punya latar belakang yang sama secara emosional. Bos dia bernama M. Gustave (Ralph Fiennes). Bersama bosnya, Zero terlibat dalam konflik sejuta umat pembagian warisan Madam D. (Tildon Swinton), perempuan aneh yang takut bepergian sendiri dan hanya mau ditemani Gustave. 

Petualangan dari satu tempat ke tempat lain, satu peristiwa ke peristiwa lain inilah yang membuat seru. Apalagi dibaluri dengan kisah cinta Zero dengan seorang pembuat kue hotel bernama Agatha (Saoirse Ronan). Agatha juga perempuan aneh karena tanda lahirnya atau kebiasaannya akan detail-detail dan petualangan--yah, bukan Wes Anderson kalau karakternya tidak aneh, pun karakter hotelnya pun aneh karena pemilik hotel gak peduli hotelnya sepi, gak modern, dll, ia ingin mempertahankan itu hanya untuk Agatha.

Di film ini saya suka dengan karakter Gustave. Entahlah, dia sangat selow banget ngadepi semua tantangan yang ada selama masa-masa terburuknya di penjara, dikejar-kejar, dan hampir dibunuh. Karakternya agak mirip sama The Dude di film Big Lebowski. Sedangkan Zero anaknya khawatiran, taat, dan penurut pada Gustave. Cinta antara Zero dan Agatha pun unik, meski secara ikatan emosi, saya belum ngrasain. Yang oke dan paling oke tentu adalah pemandangan dark tapi misterius dalam film.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar