Aku menyelesaikan seri kronik Narnia bagian kedua "The Lion, The Witch, and The Wardrobe (Sang Singa, Sang Penyihir, dan Lemari)" saat sedang di Bandung. Aku merasa tulisan CS Lewis enak dinikmati dan tak membuatmu bosan. Kukira, seri dualah yang paling banyak dikenal dan popularitasnya melejit dibandingkan seri-seri yang lain, karena petualangannya yang cukup kompleks.
![]() |
| The Lion, The Witch, and The Wardrobe |
Melanjutkan seri satu, ketika pohon apel ajaib itu kayunya dibuat lemari, Lucy dan tiga saudaranya pergi ke rumah seorang profesor untuk liburan. Rumah profesor itu cukup besar dan misterius. Mereka berempat main hingga menemukan ruang yang ada lemari itu. Ketika main petak umpet, Lucy masuk lemari, tapi dengan pintu terbuka (dia masih cukup waras untuk tidak menutup pintu meskipun itu hanya permainan). Di sela-sela mantel, tiba-tiba dia merasakan ada di dunia lain.
Lucy berada di area lampu ajaib di seri I, lampu kutukan Jadis. Di situlah dia terheran-heran dengan dunia barunya, hingga dia bertemu dengan faun (sejenis makhluk setengah manusia, setengah kambing, mereka juga punya tanduk khas kambing). Faun ini namanya Mr. Tumnus, beliau sangat terkejut bertemu Putri Hawa tersesat di negeri Narnia. Cepat-cepat Mr. Tumnus membawanya ke rumahnya yang hangat, penuh buku, dan berseni. Di sanalah, dengan ditemani teh hangat, Mr. Tumnus bercerita tentang negeri Narnia, hingga saat Lucy mau kembali ke dunia nyata, Mr. Tumnus menangis dan menceritakan kisah gelapnya. Bahwa Penyihir Jadis hendak memperkuat kerajaannya dengan mengorbankan Putri Hawa dan Putra Adam. Seluruh makhluk di negeri Narnia bisa berpihak (entah pada yang baik atau jahat), jadi ketika siapa pun bertemu Putri Hawa atau Putra Adam, harus segera lapor ke Jadis.
Jadis sendiri telah menyihir negeri Narnia dengan musim dingin selamanya. Di mana matahari hanya sebentar, saljut terus-terusan turun, dan tidak ada Natal. Mr. Tumnus meminta Lucy untuk cepat-cepat pergi sebelum bala tentara Jadis tahu. Ketika balik ke dunia nyata, dia cerita kisah itu kepada tiga saudaranya, awalnya, mereka tak percaya cerita Lucy, tapi si profesor sendiri dengan ilmu logika yang dimilikinya yakin dengan Lucy. Hingga, kakak Lucy pas yang nakal, ego tinggi, dan mau menang sendiri, terjebak ke dalam lemari itu dan berada di negeri Narnia. Dialah Edmund.
Namun, ceritanya berbeda. Edmund ketika di negeri Narnia langsung bertemu dengan Jadis ketika ada di lampu legendaris itu. Awalnya, Jadi mengira Edmund makhluk jadi-jadian, sampai dia sadar, ternyata itu Putra Adam. Lalu, dibawalah Edmund ke keretanya yang dikendarai oleh seorang dwarf (kurcaci bertopi merah). Di kereta itulah Edmund dicuci otaknya, Jadis juga memberikan Edmund makanan sihir "Turkish Delight" yang lezat, tapi ketika orang memakannya, dia akan terus menerus ingin makan hingga makanan itu bisa membunuh mereka sendiri. Jadi bilang akan menjadikan Edmund sebagai raja Narnia jika dia mampu mengajak ketiga saudaranya lain untuk ke Narnia, ini jebakan.
Ketika Edmund kembali, dia berbohong pada ketiga saudaranya jika dia telah masuk ke negeri Narnia. Namun, akhirnya, Peter si sulung dan Susan si anak kedua, masuk ke lemari dan terjadilah petualangan. Di sana, Lucy dan Edmund juga ikut. Peter sangat kesal pada Edmund yang berbohong dirinya tak pernah ke Narnia dan seolah membully Lucy yang mengarang-ngarang cerita. Ketika di negeri ajaib, keempatnya bertemu dengan Bapak Berang-Berang dan Ibu Berang-Berang. Keempatnya disambut di rumah mereka di atas bendungan, lalu disuguhi makanan selamat datang. Bapa Berang-Berang juga menceritakan masalah yang terjadi di Narnia, termasuk Mr. Tumnus yang sudah dikutuk jadi patung dan rumahnya diobrak-abrik setelah tahu Lucy datang ke rumahnya.
Di Rumah Berang-Berang mereka mengatur rencana penyelamatan Narnia dari negeri sihir Ratu Jadis. Termasuk rencana meminta bantuan pada Aslan, si singa raja Narnia sesungguhnya. Mereka diminta bertemu Aslan di sebuah altar. Di tengah obrolan itu, Edmund merasa sangat dongkol kepada saudara-saudaranya, yang dia pikirkan hanya bagaimana makan Turkish Delight lagi dan menjadi Raja Narnia sebagaimana yang dijanjikan Jadis. Dia pun mengendap-endap keluar dan menemui kerajaan Jadis dari peta yang diceritakan Jadis padanya melewati bukit dan sungai.
Sesampainya di Kerajaan Jadis, dia bingung kerajaan itu penuh patung. Banyak sekali makhluk mitologi yang disihir jadi patung. Namun, ketika bertemu Jadis, ratu itu marah karena Edmund hanya datang sendirian tidak beserta ketiga saudaranya. Akhirnya, Edmund pun ditawan, Edmund juga menceritakan tentang Aslan yang membuat Jadis bergetar. Aslan adalah musuh. Sebelum keluarga Berang-Berang dan ketiga saudara tiba di altar menemui Aslan, Jadis merasa harus sampai lebih dulu. Akhirnya, Edmund pun dimintanya ikut ke perjalanan itu.
Keajaiban datang ketika Aslan datang. Narnia musimnya jadi berubah, dan rakyat Narnia kini bisa merasakan hari Natal. Suatu malam, Bapak Santa dengan rusanya datang membawa hadiah. Dia memberikan hadiah khusus pada Peter (tameng dan pedang ajaib), Susan (seperangkat panah yang tepat sasaran dan terompet yang akan mendatangkan bantuan ketika dibunyikan), serta memberikan Lucy pisau kecil dan sebotol air yang bisa menyembuhkan makhluk yang sedang sakit. Benda-benda ajaib inilah yang akan digunakan untuk melawan Jadis.
Pertempuran pun tak bisa dicegah. Singkat cerita, antara kekuatan Aslan dan Jadis saling berperang dan ketiga saudara tersebut menggunakan benda-benda ajaib yang dimilikinya masing-masing. Sampai akhirnya, Aslan dan Jadis membuat perjanjian. CS Lewis tak menjelaskan dengan jelas apa isi janji itu, tapi disebutkan, Aslan akan dibunuh di atas altar. Aslan pun menerimanya dengan ikhlas, meskipun semua makhluk mitologi dari Ghoul, broggle, ogre, minotaur, cruel, hag, spectre, Toadstool, Incubus, wraith, horror, efreet, sprite, orkny, woose, ettin ikut mem"baptis" Aslan. Namun, yang tidak diketahui Jadis, ketika korban memberikan dirinya secara ikhlas, dia akan bangkit lagi dengan kekuatan yang berkali-kali lipat. Ketika melihat prosesi pembunuhan Aslan, Lucy dan Susan mengikuti Aslan dari belakang, mereka sempat bermain bersama sebelum tragedi itu, hingga akhirnya mereka sesenggukkan dan tak bisa menangis lagi saking sedihnya. "Dan kejadian itu lebih menyedihkan, tanpa harapan, dan mengerikan daripada yang dapat kugambarkan." (hal 191) Sebenarnya, janji antara Jadis dan Aslan kuduga-duga untuk membebaskan Edmund.
Di sisi lain, Edmund semakin disiksa oleh Jadis, dan demi apa pun dia ingin kembali pada saudara-saudaranya. Ketika Aslan bangkit kembali, pembalasan dendam pun terjadi. Aslan dengan tiga saudara itu pun ke kerajaan Jadis. Mereka pun membebaskan para makhluk yang disihir menjadi patung, termasuk Mr. Tumnus, raksasa Rumblebuffin (sebenarnya raksasa punya sisi yang baik hati, meskipun secara kecerdasan diragukan), Dryad, Naiad, Satyr, Centaurus, Faun, dan berbagai makhluk Narnia lain dibebaskan. Makhluk-makhluk itu pun mencari bersama-sama keberadaan Jadis, diseranglah ratu jahat itu bersama-sama hingga akhirnya dia KO.
Akhir cerita, Aslan lah yang menang. Dia pun bisa menguasai lagi negeri Narnia. Kemudian, keempat saudara itu pun dijadikan raja di Cair Paravel. Ya, mereka punya dua ratu dan dua raja. Mereka pun merawat kerajaan itu dan memakmurkan para makhluk di dalamnya. Sementara Aslan, dia tak bisa ditebak. Dia bisa datang dan pergi sesukanya. Mimpi keajaiban pun selesai, Lucy, Susan, Edmund, dan Peter kembali ke dunia nyata mereka lewat lemari itu. Hari yang terasa lama di negeri Narnia, ternyata sangat sebentar di dunia nyata. Namun, lemari itu dibilang CS Lewis sudah tak bisa mendatangkan keajaiban, karena orang sudah tak bisa ke Narnia lewat cara yang sama. "Tapi jangan pernah menggunakan rute yang sama kedua kali." (hal 228).
Di buku ini, aku paling suka dengan kutipan, "Begitu kakinya kembali hidup, seluruh tubuhnya akan mengikuti." (hal 204) Aku merasakan benar energinya. Aku paham, CS Lewis bukan tipe penulis yang suka dengan taburan quotes sana-sini, tapi narasinya sangat hidup dan imajinatif. Di bagian dua ini, aku sangat menikmati berbagai imajinasi berbagai makhluk imajinatif yang ada di Narnia. Ketika aku mencarinya lebih jauh di Google, aku berulang kali mau bilang, "wow, wow, wow, ada juga ya dunia seperti ini." Refleksi yang kudapat di seri kedua Narnia adalah menulislah bukan untuk menghasilkan quote-quote, tapi untuk melahirkan imajinasi kepada pembaca, anjas! Iya, itu sih, aku belajar banget sama Clive Staples Lewis.
Berbeda dengan petualangan Polly dan Digory, di part 2 ini, bercerita tentang petualangan Lucy, Susan, Edmund, dan Peter. Dari halaman pertama sampai akhir, aku menikmatinya. Aku banyak kenalan dengan berbagai makhluk mitologi, dari yang baik sampai yang jahat. Saatnya lanjut ke Bagian 3, aku tidak sabar.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar