Jumat, 30 Mei 2025

Catatan Buku "C.S. Lewis" (Second Edition) Karya John C. Devenport

Aku menemukan buku ini di tengah euforia mempelajari pemikiran C.S. Lewis atau yang biasa dipanggil Jack. Buku biografi yang cukup memberiku gambaran diri yang utuh tentang hidup penulis Chronicles of Narnia ini. Di tulisan ini, aku akan berdiskusi dengan dua orang, John dan Jack.

Dear, John dan Jack, yang sedang mendengarkanku lewat tulisan... 

Dari buku John ini, aku menanggap gambaran besar hidupmu seperti ini Jack:

Yang kuingat ya, kau lahir dari keluarga menengah atas. Ayahmu bernama Albert Lewis dan ibumu bernama Flora Lewis. Orangtuamu adalah golongan Kristen taat. Ayahmu seorang pengacara, yang hidup dengan penuh keteraturan terhadap aturan. Sementara, ibumu sebaliknya, sebenarnya secara materi tak begitu kaya dibanding ayahmu, dari keluarga yang cukup bermasalah, sementara keluarga ayahmu tipe keluarga kokoh. Ibumu ini seingatku seorang penulis atau aktivis begitu kan, Jack? Dia jadi ibu rumah tangga, tapi sekaligus punya penyakit kanker yang menyebabkannya meninggal. Ibumu meninggal saat kau masih kecil, tragisnya, ibumu meninggal tepat di hari ulang tahun ayahmu. Sebenarnya, dari buku John, aku menangkap kesan jika orangtuamu tak saling mencintai segitunya. Kalian saling merawat pernikahan mungkin lebih tepat karena anak-anak.

Jack dan Warren
Jack, kau punya adik laki-laki bernama Warren Lewis. Kau dekat sekali dengan adikmu ini. Kalian dibesarkan dengan didikan akan pengetahuan yang sangat baik. Bersama adikmu, kau juga melakukan permainan yang menantang imajinasi sejak kecil. Bersama adikmu, kau juga menulis cerita-cerita terkait peta dan orang-orang yang tak tergerus waktu. Hidupmu cukup stabil di antara aktivitas membaca, belajar, dan yang paling kau suka, melamunkan tanah-tanah khayalan. Salah satu karya yang kau suka Jack, "Paradise Lost" karya John Milton, buku E. Nesbit berjudul "The Aunt and Amabel", Friedrich de la Motte Fouque berjudul "Undine". Kau juga mendengarkan Wagner dan membaca prosa-prosa Nordik, juga sastra Yunani seperti The Illiad. Kalu menganggap perpustakaan bukan sebatas ruang isi buku, tapi juga sebuah sangtuari.

Kau juga pernah dirawat oleh Lizzie Endicott yang memberikanmu sumbangan moral terkait dunia kekristenan dan moral. Lizzie memberikan pemahaman terkait pesan-pesan religi dan menekankan terkait kehangatan dan keamanan. Kalian tinggal di rumah bernama Little Lea. 

Namun, setelah kematian ibumu, ayahmu mengirim adikmu dari Irlandia ke London untuk sekolah. Sementara, seingatku, kau bersama ayahmu di sekolahan lokal (ingatkan aku John jika aku salah). Di sekolahan, kau menjadi salah satu murid terbaik, semua pelajaran kau peroleh dengan nilai tinggi, kecuali satu: Matematika.

Salah satu guru yang berjasa padamu adalah William Thompson Kirkpatrick. Di bawah bimbingannyalah kau diajari disiplin berpikir. Di bawah didikannya, perkembangan akademisku melonjak drastis. Kau jadi bisa lima bahasa (Yunani hingga Jerman), menguasai kemampuan untuk menganalisis literatur klasik, dan mendapatkan pemahaman lebih terkait ilmu-ilmu dasar penting. 

"Kirkpatrick’s underlying goal in constantly challenging  Jack was not idle torment, but to discipline his mind. The boy’s intellect, although formidable, was prone to recklessness. Jack thought quickly but often without a clear focus or direction; his mind was strong but clumsy. Kirkpatrick’s methods helped him put his intellectual powers under his own active control. He learned how to balance the rational requirements of serious study with an intense urge to let his mind wander into fantasy. Such maturity of mind would prove invaluable in the future." (p. 42)

Prestasimu ini juga membuatmu diterima dengan beasiswa di Oxford University, tapi ujiannya tak tuntas karena kau belum lolos di Matematika sehingga kau belajar lagi. Sejak kuliah, kau pindah tempat tinggal. Semasa di Oxford, kau menjalin hubungan romansa barangkali begitu ya aku nangkapnya, dengan seorang perempuan paruh baya yang berbeda usia 20-30 tahun denganmu. Ini beda usia yang jauh sekali Jack. Kupikir perempuan ini lebih tepat dijadikan ibumu. Kalian tinggal berdua di sebuah rumah, Jack, kau sangat kagum dengan tipe-tiper perawatan yang dilakukan perempuan ini. Perempuan ini bernama Jannie Moore. Kalian bahkan punya panggilan sayang sendiri, Jack dipanggil "Boysie" sementara Jannie dipanggil "Minto" (merek permen kesukaan Jannie). Lucu kalian.

Jack di antara David dan Duglas

Setelah akhirnya kau bisa masuk kuliah (tapi di buku yang lain, kata anak tirimu Douglas, kau tak menyelesaikan kulihmu? Konfirmasinya Jack), entah ada konflik apa, kau berpisah dengan pengasuh perempuanmu di Oxford. Kemudian, kau menjalin asmara dengan seorang teman bersuratmu bernama Helen Joy Davidman Gresham. Helen tertarik mendiskusikan karya-karya yang kalia angkat. Dia janda beranak dua keturunan Yahudi yang hidup di New York. Dia cerdas dan kalian sering berkirim surat, energi intelektual kalian bertemua, hingga karena tuntutan di Amerika, dia ingin pindah ke London. Sebenarnya, aku tak begitu menangkap kesan Helen pindah ke London gara-gara kamu ya, dia pindah untuk securing dirinya dan anak-anaknya, karena suaminya yang pemabuk dan toksik itu tak bisa diharapkan, sehingga mereka bercerai.

Kusuka posemu ini, Jack
Pertemuan inilah yang membuat kalian semakin lebih dekat. Kau dan Helen sering main bersama, memasak bersama, dan diskusi topik-topik berat berdua. Namun, Helen juga tak mengusik kebebasanmu. Kau masih bebas berkumpul bersama klub sastramu bernama Inklings (yang berarti firasat) seminggu sekali. Klub Inklings ini mengadakan pertemuan setiap Kamis malam (malam Jumat dong, wkwk). Berjalan selama 15 tahun dari 1934 hingga 1949. Kalian suka berkumpul di keda "The Rabbit Room of the Eagle and Chlid Pub" di Oxford.

Perkumpulan ini membahas tentang buku-buku dan tulisan-tulisan yang kalian tulis, selain kau, anggota lainnya adalah penulis The Hobbit dan Lord of the Rings, JRR Tolkien. Kau dan Tolkien bersahabat dekat, bahkan, Tolkien pernah mengkritikmu cukup parah terkait buku Narnia karena dianggap banyak mitos yang terasa bolong. Namun, di tulisan John, aku menangkap juga kalau Tolkien ini iri aja padamu yang bisa menyelesaikan Narnia tujuh buku dengan cepat sekitar 6 tahun, sementara Tolkien harus menyelesaikan Lord of The Rings-nya selama 7 tahun. Bahkan buku "The Voyage of the Dawn Treader" hanya kau selesaikan selama dua bulan. Ya, aku cukup peka dengan kadar iri hati yang semacam ini Jack. Aku seorang penulis, kawan-kawanku juga banyak penulis.

Helen dan Jack
Namun, aku juga ikut sedih karena Helen menderita kanker. Kalian menikah dua kali agar secara sipil Helen bisa diakui tinggal di UK. Pernikahan pertama tak begitu banyak orang tahu. Pernikahan kedua dilaksanakan di rumah sakit, waktu-waktu sebelum Helen meninggal. Akhirnya, setelah Helen meninggal karena sakit, beberapa waktu kemudian, kau menyusulkan Jack. Kalian bahkan berjanji akan mati bersama di bawah satu atap. Namun, warisan yang kau tinggalkan kemudian sangat abadi. Bahkan, abadi bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga orang dewasa. Aku ingat ada gagasan: buku anak-anak yang tak bisa dinikmati juga oleh pembaca dewasa ini sama aja buku yang gak berkualitas, kira-kita gitu yang kutangkap.

Peta Narnia
Oiya Jack, di buku ini John juga menulis kau pernah menjadi ateis, lalu agnostik, lalu teistik total. Aku cukup penasaran dengan perubahan ini, Jack, dan aku merasa belum terelaborasi dengan baik perubahannya. Bahkan di Narnia itu kan sebenarnya kau mau cerita terkait kebangkitan kekristenan, iya, kan? 

Apa yang kau pikirkan, Jack? John? Sepanjang inilah yang kutangkap. Jika aku bisa mengungkap, apa hal besar yang kupelajari dari buku ini, aku akan bilang: disiplin berpikir yang kau terapkan Jack. Aku percaya jika kemanusiaan adalah kekuatan dalam cerita. Buku adalah lebih dari sekadar buku. Mereka hidup dan itu juga kadang jadi alasan orang hidup dan mati. Bahkan, Thomas Jefferson bilang, "I live for books (aku hidup untuk buku)." 

Apa yang ingin kau katakan, Jack? John?

Judul: C.S. Lewis (Second Edition) | Penulis: John C. Davenport | Penerbit: Chelsea House Publisher, New York | Tahun Terbit: 1960 | Jumlah Halaman: 132

Tidak ada komentar:

Posting Komentar