Buku ini kembali ke arwah Narnia, karena diawali dengan imajinasi-imajinasi yang fresh. Sebagaimana diceritakan di buku sebelumnya, Peter dan Susan tak lagi ikut dalam petualangan selanjutnya. Peter pergi melanjutkan pendidikan, begitu juga Susan, diajak orangtuanya ke Amerika Serikat, sementara Edmund dan Lucy dititipkan ke paman dan bibi mereka, Harold dan Alberta, yang memiliki anak nakal tapi suka menulis diary bernama Eustace. Mereka bertiga masuk ke dalam petualangan Narnia, dan dalam petualangan itu, mereka bertemu Pangeran Caspian X yang bagiku lebih menunjukkan kedewasaannya sebagai seorang raja, meskipun usianya tak jauh berbeda dengan Edmund.
Menariknya, aku suka awal-awal buku ini, bagaimana sebuah lukisan bisa menciptakan dunia lain yang bisa kamu masuki. Saat Edmund dan Lucy tinggal di rumah Eustace yang selalu mengganggu dua anak keluarga Pevensie itu agar tidak betah. Di kamar Lucy, ada sebuah lukisan aneh, bergambar sebuah perahu yang perawakannya mirip dengan naga, kapal ini cantik, terdiri dari beberapa dek dan tingkat, dan tiap tingkatnya menjadi ruang khusus bagi Caspian, Edmund, Lucy, dan Eustace. Lukisan itu tak sekadar dua dimensi, tapi juga tiga dimensi, dia bergerak, perahu beserta gelombangnya bergerak. Lukisan itu juga menyeret tiga anak itu ke dunia pelayaran yang tak bisa ditebak dan menantang.Perahu itu cantik mirip perempuan, dia bernama "Dawn Treader". Perahu itu ternyata dipimpin oleh Caspian X dan seorang pengawalnya yang juga nahkoda, Drinian. Caspian sangat senang mendapati Edmunda dan Lucy kembali, karena itu artinya, perjalanan Caspian tidaklah sendiri. Waktu di dunia Narnia juga berbeda dengan di dunia nyata, seratus tahun di Narnia sama saja dengan jam yang sama di hari yang sama ketika kau kembali ke dunia nyata. Meskipun dia juga kaget ada anak menyebalkan yang tiap detik mengutuk dan merajut bernama Eustace. Nasib Eustace ini secara narasi mirip dengan Edmund di buku satu, dia awalnya nakal dan menjadi beban total bagi tim (atau katakanlah dia pengkhinat), tapi dengan berjalannya cerita, dia mengalami pertumbuhan karakter yang signifikan. Dia mengalami turning point yang mengubah arah hidupnya jadi lebih baik, setelah berbagai kesakitan, kesedihan, dan kesepian yang dialaminya. CS Lewis dengan lihai menggambarkan perkembangan karakter ini dengan rasional.
Petualangan Dawn Treader berawal dari keinginan Caspian yang ingin berjumpa dengan para sahabat/pengikut yang telah berjasa bagi ayahnya (Caspian IX), mereka bertujuh adalah: Lord Bern, Lord Octesian, Lord Revillian, Lord Argoz, Lord Mavramorn, Lord Restimar, dan Lord Rhoop. Caspian ingin menemukan mereka dan membawa kabar bahagia, sehingga berlayarlah mereka ke Timur. Petualangan itu pun dimulai, mereka berlayar menuju Lone Islands, dan terdampar di sebuah pulau. Awalnya mereka ke Felimath tapi pulau ini sepi, dan berbeloklah mereka menuju Pulau Doorn yang banyak ditinggali orang. Mereka berlabuh di Pelabuhan Narrowhaven. Tak jauh dari dua pulau itu, ada juga Pulau Avra.
Isu yang dibawa CS Lewis bagiku cukup berat, yakni perbudakan. Pasalnya, ketika Caspian berada di kawasan Narrowhaven, enam orang pria berfisik besar dan berwajah bengis menangkap keempat anak-anak itu, juga menangkap pemimpin tikus yang jadi pasukan hewan loyal pada Caspian, tentu siapa lagi kalau bukan, Reepicheep. Dia pintar mengoceh dengan cicitannya, tapi juga bijaksana dan bertingkah serupa tikus bangsawan dengan lingkaran emas di kepala dan satu bulu warna merah. Dia juga punya pedang, yang digunakannya untuk melawan Eustace ketika anak itu memeluntir ekor Reepicheep. Mereka berlima ditangkap dan dijual ke dalam suatu lelang manusia, mereka dijadikan budak dengan harga satuan cressent. Semakin tidak ada gigi buruk dalam kepalanya, semakin mahal. Salah satu mucikari itu bernama Pug. Mereka dijual untuk membantu membersihkan rumah, menggarap sawah dan ladang, dan aneka kerja budak lainnya. Ketika anak-anak itu mudah sekali dijual, tapi tidak Eustace yang karena sikap merajuknya, tak ada satu pun orang yang mau membelinya, haha.
Nah, ketika jual beli itu, Caspian dibeli oleh seorang yang pasti terpandang di Narrowhaven. Ketika di perjalanan, Caspian bertanya pada orang itu, kenapa dia membelinya? Orang itu menjawab, wajah Caspian mengingatkan dia pada seseorang yang dikenal, lalu lasan lain karena soal wilayah (aku lupa tepatnya), tapi orang ini menyebut Raja Caspian. Lalu, Caspian kaget dan langsung bilang bahwa dirinyalah yang dia maksud. Dan... orang itu ternyata adalah Lord Bern, salah satu orang yang dicari Caspian. Lord Berg akhirnya merunduk pada Caspian dan menyatakan kesetiaannya. Akhirnya, Lord Bern dan Caspian mencari strategi bagaimana membebaskan Pulau Doorn ini dari perbudakan, di tengah kekuasaan Gubernur Gumpas. Strategi diatur seolah-olah Caspian membawa banyak pasukan dan armada, padahal hanya membawa satu perahu Dawn Treader. Prajurit di daerah itu juga digambarkan: Berpenampilan seperti selayaknya gelandangan, bukan prajurit.
Caspian datang ke gubernur, empat mata dengan Gumpas, dan gubernur itu kalah karena banyak utang dan upeti. "Apa artinya gubernur dibandingkan raja?" Dia juga diminta untuk membebaskan para budak, meskipun perbudakan telah menyumbang ekonomi yang tinggi bagi daerah tersebut. Sementara Gumpas masih melawan, "Tidak ada pertemuan tanpa perjanjian, kecuali antara pukul sembilan dan sepuluh malam pada Sabtu kedua." (P. 83) Setelah melakukan lobi cantik, membebaskan budak dan tiga temannya, Lord Bern juga dijadikan duke menggantikan Gumpas. Bagi Gumpas, ini seperti memutar mundur jam. Gumpas diminta pergi meninggalkan daerah itu. Usai pembebasan budak, mereka melanjutkan perjalanan.
Usai kejadian di Narrowhaven, Caspian ngobrol dengan para nahkoda senior untuk mencapai pelayaran ke Timur yang masih misteri. Hanya sedikit info yang didapat karena selebihnya hanya kisah-kisah yang tersisa merupakan cerita liar tentang pilaut-pulau yang ditinggali manusia tanpa kepala.... Di tengah perjalanan, mereka dilanda oleh badai besar yang membuat perahu berlayar kesetanan. Badai itu terjadi selama 12 baru, meski Eustace mencatat di diary-nya 13 hari. Dawn Treader pun jadi awut-awutan, layarnya porak poranda, Hingga akhirnya mereka tersesat di sebuah pulau tak bernama dan tak berpenghuni. Di pulau itu, pasukan menata dan memperbaiki ulang Dawn Treader, sambil berburu dan mengisi ulang perbekalan.
Namun, di sini Eustace membuat ulah. Dia diam-diam pergi melarikan diri di pulau tak bernama dan misterius itu. Dia sampai di sebuah lembah dan menemukan naga! Dia juga menemukan harta karun, salah satunya gelang yang dipakainya saat itu juga. Dia kelelahan dan tidur di dekat naga. Saat bangun, Eustace kaget dirinya telah berubah jadi naga, namun kakinya cukup kesakitan karena mengenakan gelang yang kekecilan. Dia juga mendapati naga yang ditemuinya mati, dia pun memakan naga itu. Di sini aku baru tahu kalau naga itu kanibal, karena tidak ada dua naga yang bisa ditemui dalam satu wilayah yang sama. Tak ada yang lebih menyenangkan naga selain memakan naga lain. Di situ, Eustace mulai berpikir, dia kebingungan dan sedih. Pertama kalinya dia merasa bagaimana dicintai dan mencintai, merasakan kesepian yang ternyata sangat tidak enak sekali. CS Lewis menggambarkan: Sangatlah tidak menyenangkan bergerak dengan sangat hati-hati ketika di dalam dirimu ada suara yang terus menerus berkata, "cepat, cepat, cepat!"
Mau tak mau, akhirnya naga Eustace menampakkan diri di sekitar perahu Dawn Treader. Ini tentu menarik perhatian Caspian, Edmund, dan Lucy. Eustace mendekat dan mengajak anak-anak itu berkomunikasi. Hingga akhirnya mereka sadar jika naga itu adalah Eustace. CS Lewis juga bilang, "Eustace belum membaca buku-buku yang tepat. Sama sekali tidak tahu cara menceritakan kisah dengan benar." Namun di saat yang sama, "Penyembuhan telah dimulai, sejak saat itu Eustace telah menjelma anak yang berbeda." Lucy mencoba menyembuhkan kakinya yang seperti dikerangkeng gelang kebesaran itu. Meski hanya menyembuhkan sedikit dengan cairan ajaib mirip Lucy. Gelang itu disembuhkan dengan sendirinya ketika Eustace mulai menyerah, dan lepas sendiri. Tak ada yang mau mengakuisisi gelang itu, lalu dilemparkan oleh Caspian dan tertancap di sebuah cabang pegunungan selamanya.
Perubahan Eustace dari naga menjadi manusia kembali ini juga menarik. Perubahan ini ternyata dibantu Aslan. Eustace bertemu Aslan. Dia diminta berenang dalam sebuah kolam, di dalamnya, perubahan kulit dari naga ke manusia terjadi perlahan. Agak menyakitkan tapi melegakan, rasanya mirip kamu mengelupas kulit mati di kakimu. Proses itu diceritakan Eustace ke Edmund. Edmund pun menceritakan sedikit tentang Aslan, dunia yang tak diketahui Eustace.
Memasuki kisah pertengahan hingga ke belakang, buku ini sangat-sangat menarik sekali imajinasinya. CS Lewis keren banget mengarang cerita, dan sepertinya ini jadi salah satu buku dengan imajinasi terbaik yang pernah kubaca. Usai metamorfosis Eustace jadi naga dan menjadi Eustace lagi. Perjalanan dilanjutkan untuk menemukan tujuh Lord. Mereka di tengah laut bertemu dengan ular laut raksasa yang menganggu kapal Dawn Treade. Ular laut ini aneh berwarna hijau dengan mata biru. Namun, dengan kekompakan tim yang dipimpin Caspian, ular laut ini bisa dihadapi.
Saat kapal mereka bersandar di sebuah pulau yang tak berpenghuni, yang jalan-jalannya terjal. Ada ketegangan antara pilihan Caspian dan kapten Dridian. Namun mereka sama-sama memutuskan untuk istirahat. Dalam istirahat itu, mereka mencari perbekalan lain. Lalu, Caspian, Edmund, Lucy, dan Eustace mengambil jalur berbeda. Mereka menemukan sebuah danau aneh. Di sana banyak tulang, juga ada bekas baju yang lama, dan didugalah pulau itu dulu memang ditinggali. Yang aneh, danau itu jernih sekali, hingga dasarnya bisa dilihat. Di dasarnya ada orang yang semua tubuhnya berwarna emas. Timbullah imajinasi, jika bisa menguasai ini tentu akan raya.
Namun, anak-anak Pevensie ragu, mereka skeptis dan tak percaya begitu saja dengan keanehan danau ini. Akhirnya dicobalah dengan kayu untuk menguji seberapa dalam danaunya, dan anehnya, kayu itu ikut berubah jadi emas. Tak pelak, mereka berkesimpulan jika danau tersebut adalah danau kutukan, ketika apa pun yang masuk ke danau tersebut akan berubah jadi emas. Caspian pun memutuskan memberi nama danau itu Goldwater Lake, namun karena kutukan dan bisa terjadi bencana jika tempat ini diketahui orang, maka namanya diganti Deathwater Lake. Uniknya, mereka juga tahu jika pria emas yang berbaring di dasar danau tersebut adalah salah satu Lord yang mereka cari, Lord Restimar, dilihat dari artefak pakaian yang dia pakai.
Usai dari perjalanan Galma, Terebinthia, Seven Isles, Lone Islands, Dragon Islands, Burnt Islands, Deathwater, mereka melanjutkan perjalanan ke negeri duffer. Negeri kutukan berikutnya: Pulau Suara-Suara. Imajinasi ini sangat-sangat unik yang menyenangkan bagiku untuk dibayangkan! Aku suka! Jadi, mereka berada di sebuah negeri yang masyarakatnya tidak bisa dilihat, karena mereka telah dikutik oleh penyihir dengan sebuah mantra. Lucy diculik oleh salah satu pemimpinnya ketika dia tertinggal, tapi langsung dibantu oleh rombongan Caspian dan lain-lain.
Jadi, rombongan kaum Dufflepud yang tak bisa dilihat ini (dan menganggap diri mereka makhluk paling jelek sedunia), meminta Lucy untuk mencuri buku mantra milik penyihir di rumah penyihir. Lucy bisa mencurinya saat siang hari di hari tertentu saat si penyihir tidur siang. Jika Lucy tak mau melakukannya, kaum ini akan mencelakai rombongan. Sebab alasan heroik ini, Lucy pun mau, meski awalnya dia takut-takut. Lucy mendatangi rumah penyihir yang autentik gitu, penuh patung, ruangan dengan dokrasi hewan-hewan, cermin yang seleras dengan wajah, dengan hati-hati Lucy mendekati meja tempat buku penyihir, meski ruangan itu juga dipenuhi buku.
Lucy sangat takjub dengan buku sihir itu. Isinya kumpulan para mantra yang bisa menjadi nyata di dunia nyata. Saking takjubnya, Lucy ingin mencoba semua sihir, seperti sihir mengetahui pikiran orang lain, sihir mengubah diri menjadi perempuan paling cantik (Lucy iri dengan kecantikan Susan kakaknya), hingga sihir utama yang diminta Dufflepud, bagaimana membuat mereka terlihat lagi. Ketika akan membacanya, ternyata Aslan datang dan memberi tahu Lucy keinginannya yang tak perlu seperti mengubah diri menjadi cantik. Obrolannya dengan Aslan untuk mensyukuri apa yang ada pun didengar.
Adakadabra! Ternyata si penyihir datang, ternyata dia bukan nenek tua, tapi kakek tua yang sebenarnya baik hati bernama Coriakin (ternyata dia juga bagian dari Lord yang dicari). Coriakin menceritakan latar belakang kaum Dufflepud ini yang mereka memang bodoh, tak ada ancaman bahaya dari mereka. Kaum ini membuat diri mereka sendiri tak kelihatan dan menyalahkan orang lain. Sementara bagi Coriakin, pengarang buku mantra itu, mode tidak kelihatan membuatmu cepat mengantuk.
Coriakin bercerita jika kaum Dufflepud ini tinggi hati, terutama pemimpin Duffer, dan mengajari pengikutnya bersikap sama. Sangat mengagumi pemimpin, dan Coriakin bilang, "Lebih baik mereka mengaguminya daripada tidak mengagumi siapa-siapa." Mereka juga sangat bodoh, misal ada gangguan kucing di ruangan banyak cat. Bukan kucingnya yang dikeluarkan, tapi malah kaleng-kaleng cat. Mantra, ini kata yang luar biasa. Ketika mantra dibacakan, akhirnya Lucy dkk bisa melihat bagaimana sosok Dufflepud ini, mereka adalah makhluk Monopod, berpenyangga satu. Bentuknya seperti jamur, mereka berjalan dengan melompat-lompat seperti katak, dengan tubuh mirip seperti dwarf. Bahkan makhluk ini tak bisa dengan benar menyebut diri mereka sendiri dengan nama moneypud, pomonod, poddymon. Lucy banget bab ini hahaha. Aku bisa berlama-lama di sini.
Ketika Caspian dan rombongan ingin meninggalkan Pulau Suara-Suara itu, kaum Dufflepud inilah yang mengantar dengan tubuh mereka mirip seperti sekoci jika berjalan di atas air. Berikutnya, perjalan selanjutnya mengantar rombongan ke Pulau Kegelapan. Di sana tak ditemui apa pun cahaya, gelap total, bahkan cahaya yang dicoba nyalakan lewat obor tak membantu. Ternyata itu juga pulau kutukan, tempat setiap mimpi jadi kenyataan. Di sana mereka bertemu dengan seseorang yang sudah sejak lama ingin keluar dari pulau itu, orang itu ternyata adalah salah satu lord juga yang dicari, Lord Rhoop di pulau kegelapan.
Namun, inti cerita dari pulau ini adalah, "Dan semua orang langsung menyadari tidak ada yang perlu ditakuti dan dan sebenarnya tidak pernah ada yang perlu ditakuti." Dan aku berpikir, kepala kita adalah hal yang paling ajaib, dan dia bisa mewujudkan semuanya. Isma. Pelajaran dari Pulau Kegelapan. Dengan pikiranlah mereka bisa keluar dari Pulau Kegelapan, dan mencapai terang kembali dengan perlahan-lahan. "Apakah menurut kalian kita telah datang kesini untuk mematahkannya?" Tanya salah seorang tokoh, dan kujawab iya. Di titik ini aku berdoa:
"Ya Allah, aku niatkan waktu membaca dan menulisku juga sebagai waktu meditasiku. Semoga apa yang kubaca mendekatkan aku pada-Mu, dan menjadikan aku manusia yang lebih baik, penuh cinta dan hormat pada makhluk lain. Aamin."
Setelah keluar, mereka melihat lereng-lereng seperti bantal. Mereka tertambat ke sebuah puingan kerajaan pula, sisa-sisa kerajaan. Di sebuah altarnya, tampak tiga kepala dengan rambut menjular panjang, mereka seperti dikutuk untuk tidur panjang, dan ternyata, mereka juga bagian dari Lord yang dicari: Lord Revilian, Lord Argoz, Lord Mavramorn. Makanan di ruangan itu juga terus diperbaharui karena tim datang kesana dala kondisi lapar. Lalu, datanglah seorang putri canti anak dari Ramandu, orang tua penghuni kerajaan reruntuhan di tempat yang bernama Akhir Ujung Dunia. Ramandu ini nantinya akan jadi mertua Caspian, karena Caspian menikahi anaknya. Ramandu bercerita jika ketiga lord itu bisa dibebaskan kutukannya ketika ada seseorang berada di ujung dunia, tapi dia tak kembali (sepertinya di negeri Narnia sih, dan di sini, Reepicheep mau mengorbankan diri).
Perjalanan berlanjut ke ujung dunia beriutnya karena semua Lord telah ditemukan. Lucy melihat di lautan paling dalam para pasukan laut yang mengendarai kuda-kuda laut. Mereka seperti makhluk aneh yang tak perlu ditanggapi oleh pelaut karena mereka bisa berhalusinasi dan melompat ke laut. Namun, masalah utama di akhir cerita, Caspian sedih harus berpisah dengan Edmund, Lucy, dan Eustace. Bahkan Caspian membuat keputusan-keputusan bodoh, dan menyebut Reepecheep bersalah. "Dia masalah yang lebih besar daripada seluruh awak kapal digabungkan menjadi satu." Sedih banget gak sih? Tapi untungnya si pemimpin tikus itu bijak bilang ke Caspian: Kau tidak boleh menyenangkan diri dengan petualang seolah kau individu pribadi. Lalu, CS Lewis yang menyebalkan pula ikut bercerita, "Aku tidak akan bergumul dengan menceritakannya." Wkwk.
Tapi pada akhirnya, ada pertemuan juga ada perpisahan. Reepicheep mengorbankan diri ke negeri jauh. capsian pergi ke Ramandu dan menikahi putrinya. Sementara, Edmund, Lucy, dan Eustace juga kembali ke rumah Alberta, rumah ibu Eustace. Sementara itu, Aslan bilang pada Edmund dan Lucy, "Kalian terlalu tua, anak-anak." Aslan, p. 355. Dua tokoh ini di bab Narnia setelahnya tidak diikutkan lagi, sebagaimana Peter dan Susan yang sudah tak terlibat lagi. Aih, such a gerat story. Oh iya, kemarin aku nemu website dari CS Lewis Foundation. Aku ingin belajar banyak dari beliau.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar