Hari ini saya mengikuti Dialog Budaya dalam rangka tribute to 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer dengan judul "Kau Terpelajar, Cobalah Bersetia pada Kata Hati: Pramoedya, Kaum Muda dalam Sejarah dan Kekiniannya". Diskusi ini juga menjadi rangkaian dari pameran seni rupa "Jejak Langkah dalam Pertarungan" yang diselenggarakan oleh Teras Merah Kolektif, Pataba, para seniman yang terlibat, serta kawan-kawan lainnya. Diskusi dilaksanakan di Balai Budaja Jakarta, Sabtu, 10 Mei 2025. Hadir Dr. Max Lane selaku pembicara, Indonesianis yang banyak menerjemahkan dan mengulas karya-karya Pram ini hadir secara online dari Australia. Dialog juga dimoderatori oleh SK Muhammad dan dihadiri oleh generasi muda dari berbagai kampus, salah satunya dari Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Di awal paparannya, Max bercerita terkait bagaimana
Pramoedya membangun suatu nation lewat karya-karyanya, terutama karya-karya
yang dibuat di Pulau Buru. Dia juga menyinggung pemikiran yang disampaikan
dalam bukunya "Unfinished Nation" (2007), yang melacak evolusi Indonesia
di masa anti-kolonial, dan perjuangan melawan penjajahan. Max sangat
merekomendasikan buku-buku Pram untuk dibaca, ditelaah, dan direfleksikan ulang
dalam rangka membentuk Indonesia yang baru; terlebih dalam karya Tetralogi
Buru, Arus Balik, Arok Dedes, dan lain-lainnya. Arus Balik menginspirasi "Sundaland" karya Arysio Santos, bahwa peradaban itu berasal dari Indonesia.
Selanjutnya, Max menjelaskan ada dua jenis Minke dalam karya Pram, Minke muda dan Minke Desa. Saat muda, pertama Minke ikut mendirikan Serikat Dagang, SDI, dll. Minke dalam “Bumi Manusia” digambarkan sebagai karakter yang sudah berpengalaman, dia menjadi manusia Indonesia. Di “Jejak Langkah” dia juga belum berdamai akan ada negeri bernama Indonesia. Dia menciptakan sastra nasionalnya sendiri. Buku itu juga menangkap sikap massa aksi sekarang, banyak persoalan, masyarakat Indonesia saat ini ada persamaan dengan tetralogi, yaitu sedang terjadi perubahan besar dan menciptakan sesuatu yang baru.
Menurut Max, dulu tak ada yang menciptakan organisasi, namun lewat tokoh Minke, Pram menunjukkan bagaimana pengalaman-pengalaman orang Belanda, orang yang ditindas, belajar bahasa baru, bersebelahan dengan Hindia Belanda. Sekolahnya pakai bahasa Belanda, saat menyelamatkan Annelis dia belajar dari nol bahasa baru. Saat itu juga tak ada gerakan yang mengampanyekan bahasa Melayu saat itu. Banyak proses yang terjadi, Minke punya pikiran ini negeri perlu dijadikan apa. Jadi belum ada Indonesia atau ada Indonesia, ini situasi yang luar biasa yang berkembang secara natural, grassroots, di tengah geopolitik-sosial situasi di Eropa, Asia, dll, di Tetralogi Buru ini dijelaskan.
Minke dewasa juga turlap ke petani. Di “Jejak Langkah” ada usaha membangun organisasi, Serikat Prijaji, Serikat Islam, setelah muncul gerakan yang memecah belah. Menurut Max, belum ada kekuatan yang melebihi ini, menyuarakan ini sebagai perubahan. Kekuatan yang menjadi motor penggerak perubahan. Ini sangat berguna untuk refleksi sekarang.
Proses perubahan yang terjadi sekarang, yaitu menciptakan nasional baru. Dalam spektrum sekarang, pintu ini dibuka seluas-luasnya. Secara budaya sastra adalah sebagai seni, memperkaya jiwa. Kalau di Inggris baca Shakespeare, kalau itu tak dilakukan di sekolah, yang memperkenalkan sastra, sejarah hilang dan diselamatkan. Baca Tetralogi Buru penting menggambarkan proses menjadi. Ada pula Nyai Ontosoroh, yang digambarkan orang yang terkenal, ada perempuan perpustakaan. Sastra yang menggambarkan proses masyarakat yang berkembang.Minke muda dan dewasa adalah perjalanan bangsa, dia tak cuma orang Jawa (muda), tapi orang Indonesia (Indonesia). Di “Jejak Langkah” dia juga jadi kosmopolit, apakah ada basis untuk mendidik. Menurut Max, pertama, Pram menggambarkan dengan sangat hidup. Kedua, Pram bisa menganalisis dan menciptakan Indonesia. Ini proses yang sangat hebat. Jadi kelompok perubahan pertama di Medan Prijaji, koran sebagai alat perubahan. Lalu Serikat Prijaji, SDI, saat itu koran Medan Prijaji diberangus. Kita akan menemukan kalau dibandingkan dengan di Eropa dan US, itu ribuan orang mempelajari Pram. Semua mahasiswa S1 yang melacak sejarah semestinya membaca Bumi Manusia yang juga menjadi bacaan wajib di US. Juga di level SMA juga diminta baca Bumi Manusia.
Di Singapura dan Malaysia, Pramoedya juga dibicarakan, dipelajari, di banyak negara. Bahkan sastra negeri sendiri belum dipelajari. Indonesia yang baru diciptakan dengan membaca Tetralogi Buru. Kawan muda akan membaca dan menulis terkait buku-buku Pram. Gerakan Teras Merah Kolektif ini sangat penting, untuk menggapai Indonesia baru.
Sesi tanya jawab:
Isma:
Seberapa kosmopolit Pram? Bagaimana pengaruh pemikiran atau pengalaman luar negeri terhadapnya?
Max:
Max Lane mengatakan, Pram tidak terlalu kosmopolit, tapi dia Indonesianis. Dia. Memang sering pergi kemana-mana tapi tetap jiwa dan raganya Indonesia. Membaca Pram, sangat Indonesia, saya sering ke rumahnya, dia tak pakai satu pun basa Jawa, seperti moggo, pinarak, sampeyan, dll. Dia sudah sangat Indonesia, 1990, baru mulai saat itu, bisa dibilang memikirkan proses ke-Indonesiaan. Pramoedya sangat Indonesia, tapi di buku kedua, “Anak Semua Bangsa”, dipengaruhi oleh berbagai situasi. Buku “Max Havelaar” sangat penting dan mempengaruhi Pram. Pertama kali Pram ke Tiongkok juga memperngaruhi. Dia juga baca Marx, Lenin, pertanyaan utama yang menjadi fokusnya adalah “mengapa Indonesia jadi begini?” Pengaruh luar negeri bisa terlihat saat ke Tiongkok yang menganut komunis. Pram juga menilai, Indonesia sangat-sangat ketinggalan dengan China, dia merespons dengan pertanyaan: mengapa ideologi tidak kuat di Indonesia? Dia mencari asal-usul masa lalu. Arok Dedes, Arus Balik, dan novel-novel prasejarah, karena dia bicara asal-usul. Bacaan kemudian, awal dari segala pemikiran adalah menjelaskan Indonesia itu sendiri. Proses Indonesia itu sendiri.
Moderator:
Dulu dia datang diskusi Calon Arang, ada yang menganggap Pram tak feminis, menurut Max sendiri gimana karya Pram terhadap gerakan perempuan?
Max:
Pram menggambarkan secara akurat kaum perempuan ditindas dan didiskriminasi. Di “Bumi Manusia” ada kisah perempuan diperkosa. Di Gadis Pantai juga, dia menggambarkan itu kenyataan yang harus diakui. Dari segi itu, ini memenuhi syarat Pram disebut sebagai feminis. Dia juga menggambarkan, perempuan punya kemampuan melawan. Dari karya-karya Pulau Buru, terlihat, juga sosok Nyai Ontosoroh. Dia menggambarkan realitas perempuan Indonesia dari karya-karya Pram yang bisa disebut feminis. Ideologi feminis pun macam-macam, tapi yang harus dicatat, karya Pramoedya yang saya gambarkan tadi.Max Lane tidak menyukai film "Bumi Manusia" karena di film itu tak menggambarkan sedikit pun bagaimana Nyai Ontosoroh berpendidikan lewat buku-buku di rumahnya.
Moderator:
Dua tiga tahun terakhir, ada gerakan anak muda, seperti Indonesia Gelap. Juga anak-anak muda yang membaca Pram, seperti di media sosial. Ternyata sekarang sudah enak, gak ngomongin komunis tapi juga anarkisme, dan seperti hal yang seksi dan dikambinghitamkan. Di Indonesia Gelap juga gak sedikit yang pakai baju Pram, mengutip omongan Pram, ada juga selebriti Lola Amaria yang membuat film Pram. Bagaimana tanggapan Anda?
Max:
Ada peningkatan perhatian untuk Pram, dari kos sampai belakang truk ada karya Pram. Tapi kadar intelektualnya perlu ditingkatkan lagi. Mengambil pelajaran moral dan kepribadian, dari ucapan Minke dll, kalau mau mempelajari teliti, banyak ucapan bijak. Nyai Ontosoroh juga banyak kata bijak dari Kartini. Secara penciptaan nation, itu juga penting. Satu, merindukan negeri dengan kepribadian seperti Minke, bukan kepribadian yang kosong seperti orang Indonesia sekarang. Indonesia rindu akan itu. Kecurigaan kedua, di “Anak Semua Bangsa”, Indonesia ini sangat-sangat menarik. Yang menarik itu Indonesia, menjadi sejarah yang melahirkan pemikir-pemikir yang hebat. Menciptakan Indonesia baru. Bagaimana prosesnya, ini yang belum cukup dihayati. Ini lebih dari sekadar kutipan-kutipan di kaos. Ini kerja-kerja keras dan intelektual, PR bagi banyak universitas-universitas di Indonesia.
Moderator:Kita ditantang untuk membuat Indonesia baru, jika kita hayati secara intelektual. Pram ini juga menurut saya sangat menghayati Al-Quran. Karena beberapa karyanya bikin merinding, waktu itu di ramadan, saya mengkhatamkan Al-Quran.
Max:
Pramoedya juga baca kita berbagai karya-karya besar. Buat saya pribadi hampir semua kitab agama hadir. Membangunkan kemanusiaan, itu yang diambil dari berbagai kitab. Makhluk yang dinamakan manusia, bagaimana membangun hal yang manusiawi dan dikembangkan. Pertanyaan yang perlu dijawab seperti, situasi masyarakat bagaimana? Perkembangan manusia sebagai makhluk manusiawi. Tapi perasaan saya, dia menghayati aspek-aspek para pemikir besar dan kitab-kitab dari aspek kemanusiaan. Konsep manusia sebagai menjaga manusia, potensi manusia bisa digambarkan. Manusia menjadi khalifah di bumi dan saling menjaga manusia dan alam.
Moderator:
Tantangan terhadap generasi muda: bagaimana membentuk Indonesia baru, untuk membentuk karakter Indonesia.
Hari Minggu ini juga menjadi penutupan pameran seni rupa "Jejak Langkah Dalam Pertarungan". Diadakan pula berbagai kegiatan seperti workshop, performing art, dan sepecial performace Pandai Api dan orasi kebudayaan.
PS: Ini untuk kesekian datang ke diskusinya Max, Indonesianis yang khatam baca Pram, menerjemahkan Pram, dan kupikir Indonesianis paling loyal kalau bicara terkait Pram. Dia hadir secara online dari Australia, tadi juga terjadi technical issue yang membuat diskusi terhenti, sehingga dari yang awalnya di proyetor, pindah ke video call WA. Thanks buat Mas Adi dkk yang udah bantuin. Kalau karakter manusia Indonesia belum bisa setaraf Minke (yang kata Max Lane, Minke itu embrionya manusia Indonesia), atau paling gak mendekati Minke tapi di bidangnya masing-masing, keknya masih gelap tuh cita-cita Indonesia Emas 2045. Terinspirasi dari Pram, moderator Mas Santos juga bilang, "Kalau kau kelinci, janganlah beralihkan bulumu jadi rubah. Belajar jadi diri sendiri, pelajari Indonesia dari aslinya. Seperti orang Indonesia yang membuat keris dari tangannya."
Jakarta, 10 Mei 2025
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar