Jumat, 03 November 2023

Methods - Patrick Murray

Marx berpikir secara mendalam terkait "metode" sepanjang hidupnya, sayangnya dia menuliskan refleksinya secara umum. Dia memilih tidak mempulikasikan terkait metode ini. Ini dia tulis di Grundrisse.

Marx bercerita pada Engels di Capital (1867) bahwa bab metode akan lebih tersembunyi dibandingkan di buku "Contribution to the Critique of Political Economy" (1859). Marx membuat komentar yang berteka-teki, mendeklarasikan diri sebagai murid Hegel, dan komplain: "Dialektika berdiri di atas kepala Hegel, dan harus dibalik untuk menemukan inti logis dalam cangkangnya yang mistik."

Dia bilang, tak ada jalan mulus dalam ilmu pengetahuan, konsep yang berat memang harus dipahami. Jalannya dengan menuju sumber. Ketidakperpisahan dengan bentuk dan konten yang ada.

Saat belajar buku Kantian dan Fichtean, dia sadar bahwa dia tak bisa mengembangkan suatu  bagian dari yang lainnya, hal itu seperti menulis dengan pasir. Hegel menilai, "konten" adalah sesuatu yang dianggap essensial dan independen, sedangkan "bentuk" kebalikannya, tidak essensial dan tergantung. Meski melawan itu, keduanya sama-sama penting. Lalu muncul inti dan akar dari dialektika: menentang pemikiran a priori (praanggapan atau pengetahuan yang ada sebelum adanya pengalaman).

Marx kemudian menentang pendapat Hegel, untuk memahami logika yang tepat dari objek yang tepat merupakan inti dari metode Marx.

Logika yang tepat tidak bisa disebut 'a priori', karena membutuhkan pengalaman yang berbasis investigasi. Sementara yang objektif berdasarkan pada pemikiran yang telah siap.

Penulis artikel ini berargumen jika Marx gagal menghubungkan dialektika bentuk dan konten. Gagal dalam idealisme dan positivisme. Karena gagal memahami logika yang tepat dari objek yang tepat, maka idealisme memiliki dampak politis dan empiris yang buruk.

Marx memuji pemahaman Hegel terkait kerja sebagai esensi manusia, tapi protes kerja yang dimaksud Hegel ini bersifat kerja mental.

Dia mengatakan, metode adalah alasan bagaimana seseorang menemukan dirinya sendiri.

Dalam kritiknya terhadap Proudhon, Marx komplain bahwa dia tidak mengangkat horizon borjuis yang membagikan idealisme dan materialisme, kegagalan untuk mengenali subjek dan objek, bentuk dan konten yang tak terpisah.

Modal juga bagian dari instrumentasi, tak ada hal yang bisa diciptakan tanpa adanya instrumen, sekali pun itu cuma tangan.

Marx mengkritik sifat mendua dari horizon borjuis yang diambil dari dualisme Hegel. "Metode Marx, yang berakar pada materialisme historis, tidak hanya melontarkan kritik permanen terhadap para pemikir utama, namun juga memahami bentuk kesadaran mereka dalam kaitannya dengan cara produksi."

Pun menurut Moishe Postone, relasi sosial harus dianggap sebagai kategori epistemologis.

Kalau menurut Lucacks, metode tersebut adalah materialisme historis, diktum Marx: “Hubungan produksi setiap masyarakat membentuk suatu keseluruhan” adalah titik tolak metodologis dan kunci pemahaman historis mengenai hubungan sosial.

Penulis juga menilai kalau analisis marxisme gagal dalam pemahaman akan fenomenologi.

Kutipan:

"To grasp ‘the proper logic of the proper object’ is the soul of Marx’s method; this is the key to the present interpretation."

"Marx explains how workers can be paid a wage equal in value to the labor power that they sell to capitalists – meeting the demands of bourgeois justice – and still be exploited."

"Marx’s method, rooted in historical materialism, is not only to make immanent critiques of key thinkers but also to grasp their form of consciousness in relation to the mode of production."


#patrickmurray #methods #marx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar