Selasa, 21 November 2023

Mempertanyakan Konten Ketimpangan

Buka Tiktok, ngarsipin video-video di hape buat jadi konten ya tujuannya buat arsip. Trus tiba-tiba lewat di TL dua konten bagaimana kekayaan dan kemiskinan dibingkai sedemikian rupa untuk mencuri perhatian user medsos. Pertama, parodi remaja di Waingapu NTT yang memperagakan 'a day in my life anak miliarder' pake suara mbak kaya yang kayanya gak ketulungan, bangun tidur makan sehat, olahraga, dibantu 12 dayang, shopping barang mewah, dan pulangnya masih ditransfer uang bokap USD 500 rb buat beli kuota. Mbak2 ini nglakuin di latar atau hal yang kebalikannya. Dari POV orang gak punya. https://vt.tiktok.com/ZSNmYQFrb/

Kedua, royal wedding Gwen dan Ryan, anak tunggal Air Asia dan refina produk. Kalau diitung-itung, dekornya aja 75 M, ngundang anggota Westlifenya langsung buat nyanyi beautiful in white, MC Raffi Ahmad, bingkisannya Hermes. Scroll-scroll-scrolll, lama-lama saya pusing literally pusing, palagi lihat komen-komen yang menghibur kemiskinan banyak orang. Gak bisa mikir ini saya cara mikirnya old money crazy rich Surabaya. Kenapa konten-konten kayak gitu yang fyp ya? Apakah kesenjangan ini mampu sedikit diobati dengan konten-konten macam itu? https://vt.tiktok.com/ZSNm2NEe7/

Pertanyaannya, kenapa konten-konten kayak gitu yang fyp? Apakah kesenjangan yang tak tertangani ini mampu sedikit diobati dengan konten2 macam itu? Yang kuat merhatiin sampai mungkin bisa berjam-jam ini juga dalam rangka apa juga? Menuruti keinginantahuan, pengen menghibur diri, atau berimajinasi punya nasib serupa? Atau mungkin orang-orang tengah digiring untuk memiliki hobi baru nonton kekayaan orang lain, biar giat kerja, dan memperkaya mereka. Wkwk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar