Jujur artikel ini susah buat saya pahami, agak muter kemana-mana. Mungkin karena istilah "rent" sendiri yang dianggap problematik sejak di awal. Padanannya pun banyak: leasing, rental, charter, dll.
Padahal, misal kita lihat dan kembalikan ke kenyataan sehari-hari, rent atau orang sering mengartikan sebagai "sewa" itu nyata adanya.
Jenis sewa menyewa ini jumlahnya banyak, dari sewa rumah, sewa tanah, sewa kendaraan (motor/mobil), sampai yang gak umum sewa bayi atau sewa pacar.
Intinya, rent ini merupakan pendapatan yang dimiliki oleh orang tertentu dalam jumlah yang terbatas. (Ingat, rent pasti punya jangka waktu tertentu.)
Selain itu, rent juga mencegah adanya sistem kepemilikan. Sistem didesain agar apa yang kamu sewa memang tak bisa kamu miliki.
Artikel ini jelasin, dalam hubungan produksi kapitalis itu ada tiga kategori utama darimana pendapatan itu berasal: upah (wage), laba (profit), dan sewa (rent). Rent merupakan kategori utama dari distribusi produksi kapitalis. Rent ini artinya sering kabur jika dibandingkan dengan upah (wage) dan laba (profit). Kapitalisme efisien menggambarkan kebebasan sewa.
Rent dalam sejarahnya adalah proses pencabutan hak milik (disposisi) yang berjalan secara simultan. "Sewa adalah apa yang tersisa setelah mereka yang berkontribusi pada produksi dibayar." Dari pengertian ini, siapa yang berkontribusi pada produksi menjadi krusial.
Kekuasaan secara monopoli menjadi kondisi yang dibutuhkan
dalam eksistensi rent ini, yang membuat para rentier meningkatkan harga karena
nilai dari barang atau biaya produksi.
“Becoming rent” menjadi sejenis transformasi kekinian dalam manajemen inovasi dan penenuan rezim hak kekayaan intelektual. Dalam KBE, waktu buruh ini menjadi tidak relevan dibandingkan dengan waktu sosial, untuk mengembangkannya dibutuhkan mekanisme institusional uang membatasi penawaran.
Salah satu contohnya adalah dalam hak kekayaan intelektual,
yang menjadi kredit instrumen bagi pemilik untuk membagikan nilai lebihnya
tanpa memerankan peran dalam organisasi produksi. Transisi dari industri
kapitalisme dikarakterisasi oleh hegemoni dari profit kapitalisme kognitif,
yang dikarakterisasi oleh logika rent. Dalam perkembangannya bisa ditemui dalam
konspe Knowledge-Based Economy (KBE). Copyright dilawan pula dengan copyleft
yang menunjukkan kontradiksi organisasi hirarkis.
Ekonom klasik menggunakan pemahaman profit sebagai remunerasi (balas jasa) dari modal yang diinvestasikan dalam produksi. Nah dalam konsep ini laba tidak berhubungan dengan apa yang dilakukan pada departemen supervisi dan manajemen. Jadi tidak mungkin membedakan profit dari rent dan kapitalis dari rentiers.
Rent ini merupakan pendapatan yang diperoleh oleh pemilik
barang karena jumlahnya yang terbatas dan hanya dimiliki oleh pihak tertentu.
Dalam rent, barang sengaja dibuat langka. Sebab dengan membatasi, mereka
mendapat keuntungan.
Atau dengan kata lain, rent merupakan suatu sistem kepemilikan yang memungkinkan pemiliknya mendapatkan surplus value, tanpa ikut kerja-kerja yang berhubungan dengan produksi.
Ini seperti tampak pada kapitalisme lanjut berupa Knowledge
Based Economy (KBE) dan Intellectual Property Rights (IPR).
Seperti logika membuat konten, netizen dipaksa merasa harus produktif terus untuk mendapatkan view, like, dlsb, sedangkan di satu sisi, dari produktivitas para pengkonten itu, pemiliki platform menjadi diperkaya.
Kawan-kawan berdiskusi, mekanisme pengawasan (surveillance)
seperti dalam "rent" yang kadang gak disadari dan secara gak sadar
juga, orang melakukannya dengan senang hati. Contoh lain, di platform Spotify,
orang yang menyewa dalam waktu tertentu telah diberikan limitasi sedemikian
rupa berdasarkan tingkat premium atau tidaknya. Atau pertanyaan menggelitik,
logo Nike atau Adidas yang terus-terus dipakai itu gimana sistem rent-nya ya?
Apakah yang buat tetap dapat royalti sampai sekarang, atau gimana?
Quote:
"Rent appears in the history of capitalism each and every time the historical transformations of the CMP come to threaten the stability of its structures, since ‘if capitalism is the exterior limit of all societies, this is because capitalism for its part has no exterior limit, but only an interior limit that is capital itself and that it does not encounter, but reproduces by always displacing it’ (Deleuze and Guattari, 1983: 230–31)."
#rent #sewa #stefanodughera #carlovercellone #hakcipta #profit #wage #capitalism #fordism
Tidak ada komentar:
Posting Komentar