Buku ini saya beri judul “Seperti Air”, merupakan kumpulan tulisan yang pernah saya buat selama bekerja di Tirto.id periode 11 Desember 2018 hingga 27 Januari 2019. Usia yang seumur jagung dan tak banyak yang saya tulis, kalau dihitung-hitung ada 73 tulisan. Meski hanya sebentar, tentu setiap pengalaman kerja seberapa pun singkatnya selalu memberi saya pengalaman yang berarti.
Judul buku ini terinspirasi dari nama Tirto atau air, saya suka dengan filosofi air: lembut, lentur, fleksibel, damai, sejuk, dan menghidupi. Kadang saya berpikir, hidup sebagaimana “air putih” menjadi salah satu seni terpuncak dalam menjalani hidup. Dia tak seistimewa anggur, tapi selalu ada dan dibutuhkan.
Selain itu, refleksi penting yang terjadi pada saya dulu adalah, di tengah segala keterbatasan yang saya miliki, sebisa mungkin saya menolak untuk menjadi lemah dan bodoh. Di masa ini, saya paham jika hidup saya tak stabil, pun saya harus membiasakan diri dengan hidup yang tidak adil. Dan di antara ketidakstabilan itu, saya dengan tertatih-tatih mencoba untuk tidak lemah dan tidak bodoh.
Di Tirto.id ini, saya mengucapkan terima kasih banyak pada Yantina Debora, editor sekaligus guru yang mengajari saya jaringan dan aneka jenis website luar negeri. Ternyata dunia media dan berita bisa seluas itu. Juga terima kasih pada rekan-rekan di Tirto.id cabang Jogja: Mbak Yula, Mbak Dhita, Mas Iswara, Mbak Dipna, Mas Taher, Mas Irwan, Mas Agung, Mas Aziz, Mas Yandri, juga untuk Ayun, Anggit, Mas Windu, Mbak Maya, dll.
File bisa diunduh di: https://www.academia.edu/104037279/Seperti_Air_Kumpulan_Tulisan_di_Tirto_id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar