Minggu, 25 April 2021

Secukupnya: Tak Terlalu Diam, Tak Terlalu Cerewet

Aforisma berlebih-lebihan itu tidak baik diterima dalam banyak budaya dan agama. Perilaku untuk bersikap tidak berlebihan (sedang) juga dianggap lebih imperatif-praktikal. Studi inilah yang dipelajari dalam efek Too-Much-of-a-Good-Thing (TMGT).

Efek TMGT menurut Pierce dan Aguinis (2013) terjadi ketika titik kebermanfaatan berbelok dari hubungan yang diinginkan menjadi tidak lineier dan positif. Meskipun jika dalam organisasi ini lebih kompleks lagi karena adanya identifikasi organisasional, kepercayaan, tim, otonomi, tingkat moral, dll.

Efek TMGT ini beririsan dengan pendekatan organization citizenship behavior (OCB). Menurut Organ (1988), OCB diartikan sebagai perilaku individu yang bebas memilih berdasarkan kebijaksanaannya, yang secara langsung atau tidak langsung menciptakan efektifnya fungsi organisasi. Perilaku positif dalam berorganisasi salah satunya yaitu tindakan prososial.

Prososial sendiri diartikan sebagai tindakan menolong orang lain (atau dalam lingkup luas membantu organisasi) tanpa peduli dengan motif orang yang menolong; tindakan yang menguntungkan orang lain dan mengesampingkan motif diri sendiri; seperti kerjasama, berderma, berbagi, membuat perdamaian, dll.

Jurnal ini ingin mengetahui apa efek dari "keheningan prososial" dan "suara prososial" pada perilaku seseorang terhadap organisasi. Kerangka teori yang digunakan adalah "Too-Much-of-a-Good-Thing". Metode yang digunakan yaitu kuesioner dari tiga univerisitas dengan jumlah responden 381 orang (313 pria dan 68 perempuan). Universitas yang dipilih berada di Pakisan dan berkategori tengah, tidak terlalu top dan tidak pula under.

Tindakan keheningan prososial (prosocial silence) dimaknai sebagai tindakan seseorang menahan pendapat, ide, informasi, terkait dengan pekerjaan yang tujuannya memberi manfaat bagi organisasi atau orang lain dengan semangat altruisme atau motif kooperatif.

Sedangkan prososial suara (prosocial voice) kebalikan dengan prosocial silence, tindakan mengekspresikan pendapat, ide, informasi berdasarkan motif kooperatif. Di mana tindakan ini menantang status-quo, risiko pribadi, hingga repersekusi.

Hasil menunjukkan pola yang dihasilkan melengkung daripada linier. Keikutsertaan organisasi yang lebih buruk ditunjukkan karena adanya suara dan keheningan prosial yang terlalu sedikit atau terlalu banyak. Yang berarti, seseorang yang terlalu pendiam atau terlalu banyak bersuara berkaitan dengan keikutsertaan dalam organisasi yang jelek.

Shahjehan, A., & Yasir, M. (2017). Too-Much-of-a-Good-Thing effect of Prosocial Silence and Voice. Makara Hubs-Asia, 21(2), 105-112.

Sumber: http://hubsasia.ui.ac.id/old/index.php/hubsasia/article/view/3505

#asadshahjehan #muhammadyasir #makarahubs-asia #UI #prosocial #prosicialsilence #prosocialvoice #organisasi #managemen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar