Sabtu, 25 April 2015

Kacang Ijo 25

Bermula Sabtu kemarin, saat Muti ngajakin anak angkatan ARENA 2013 buat masak-masak bareng. Udah di-sms-in anak-anak, tapi eksekusinya yang datang ada enam orang: aku, Muti, Anis, Faksi, Fa'i, dan Amri. Kegiatannya dilaksanakan di kosku, Jl. Kusbini 43 Pengok. Acaranya nggak masak tapi malah rujakan. Gelonya ngrujaknya beli jadi, nggak ngulek, haha. Bantingan beli rujak, es batu, nutri sari, dan roti. Kabar gembira juga Amri bawa biji kacang hijau, gula jawa, dan dodol duren. Aku sama Anis masak bubur kacang hijau. Aduh, kalau disuruh masak itu wagu.e :D
Sembari nunggu kacang hijau mateng, kita ngobrol-ngobrol. Tujuan utamanya kan itu: kebersamaan. Sayangnya Faksi pergi karena ada agenda LeKFiS (Lembaga Kajian Filsafat Sosial). Jadi cuma berlima. Yaudah... acara makan tetap berlanjut, bubur kacang hijau rasa duren jadi. Kita makan berlima. Trus Faksi datang lagi sama rombongannya anak-anak LeKFiS, Faksi bawa tiga teman baru. Dan... diskusi LeKFiS diadakan di halaman kos yang hijau di atas rumput-rumput Jepang. Kita mbahas tentang Sigmund Freud.
Begini poin yang aku dapatkan:
  • Ada tiga tokoh yang (kata Zizek) melecehkan kemanusiaan, tiga itu ada Darwin, Copernicus, dan Freud.
  • Ada tiga aparatus dalam psikis manusia: id (terkait hasrat melawan kita), super ego (yang moralis, agamis, menghalangi id), dan ego. Jika id tak tersampaikan, ia akan hadir dalam mimpi atau lewat bicara yang keseleo.
  • Dasar setiap aktivitas manusia adalah hasrat libido/seks (seks bukan makna sempit!) -> Amri curiga, apa benar semuanya terkait libido (seks)? Masak mau sholat, mau makan juga karena itu?
  • Freud punya masa kecil, Faksi menekankan pada epistemologi ini.
  • Semakin maju sebuah peradaban, semakin orang-orangnya menindas. Para kapitalis menindas, proletar bekerja padanya selama 10-an jam sehari. 8 jam tidur. 6 jam untuk memulihkan tenaganya lagi menjadi budak.
  • Sekarang yang kita alami itu apakah benar-benar realitas atau hanya sekedar mimpi?
  • Kebebasan hanya dapat diperoleh dengan dua cara: memberontak atau menindas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar