Poin:
Jurnal ini meneliti terkait hubungan vertikal antara sektor formal dan informal. Alih-alih berkompetisi dengan usaha di sektor formal, sektor informal memproduksi barang-barang produk setengah jadi untuk perusahaan yang lain. Dan sektor formal mengubahnya menjadi barang jadi.
Ketika sektor formal-informal sama-sama bekerja pada produk yang sama, kualitas yang mereka hasilkan berbeda. Ini dikarenakan karena tidak setaranya kekayaan atau distribusi aset potensial pekerja, dan distribusi pendapatan konsumen tersebut penting bagi keberlanjutan informalitas. Jadi dengan jalur ini pula, sektor informal bisa berlanjut (sustain).
Produk akhir dari sektor formal dan informal dibedakan oleh kualitas dan
permintaan konsumsi. Di mana untuk sektor informal menghasilkan
permintaan yang berharga rendah dan berkualitas rendah. Sektor informal
menyediakan barang setengah jadi ke sektor formal, alih-alih
berkompetensi di barang jadi (produk jadi) yang dikerjakan sektor
formal.
Contoh beberapa bidang vertikal yang menghubungkan sektor formal-informal dalam studi kasus di negara penulis India, di antaranya:
- Retail: Di bawah payung 'pedagang eceran', kedua sektor baik retail yang terorganisasi dan tidak terorganisasi saling terhubung.
- Tekstil: Di industri tekstil juga terlihat spektrum pekerjaan formal-informal berbagi ruang.
- Komponen-kendaraan: Meski industri ini diorganisasikan oleh sektor formal, namun pekerja informal yang menyokongnya sangat tinggi.
Dampak lain yang ingin disoroti adalah terkait standar kehidupan karena sektor informal cenderung kurang produktif dan memperoleh pendapatan yang rendah. Penurunan proses birokratik dan penyederhanaan pajak sebagai cara untuk mengurangi informalitas.
Kutipan:
".... coexistence of different quality levels (vertical
product differentiation) is possible when there is an unequal
distribution of income and the willingness to pay for quality depends on
individual’s income level."
"A formal sector firm can contract
with an informal sector firm for supply of intermediate goods without
having to expand its own labour force. Since the informal firm is
non-compliant on many fronts, it can produce those intermediate goods at
a lower cost and the formal firm can benefit from this lower cost of
production."
"There are two major concerns. Firstly, the skill
level, human capital and productivity of informal sector workers remain
low. This obviously affects aggregate output and income. More
importantly, a large majority of the informal sector workers have no
social security of any kind."
"Transforming Informal Work and Livelihoods Workshop, held in Helsinki 12–13 November 2020"
Mishra, A. (2022). What Sustains Informality? A Study of the Interactions between Formal and Informal Sector Firms. The Journal of Development Studies, 58(7), 1403-1415.
Link: https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/00220388.2022.2061853
#informalsector #informality #ajitmishra #journal #developmentstudies #routledge
Tidak ada komentar:
Posting Komentar