Penelitian ini memetakan dan menganalisis keterampilan 1.500 pekerja informal yang berada kawasan kumuh (slums) di Bangalore, India. Data dibagi menjadi dua ronde: ronde 1 sebanyak 698 data dan ronde 2 sebanyak 784 data, dari sensus data di India tahun 2011.
Para peneliti mengembangkan teknik mesin pembelaaran untuk mengetahui hubungan dari urundaya yang dilakukan oleh para responden.
Mereka menemukan pekerja informal bersandar pada berabagai keterampilan, seperti bagaimana menegur orang, mengerjakan tugas yang susah, kemampuan bahasa, hingga keterampilan personal dan sosial. Keterampilan tersebut berhubungan dengan tingkat stabilitas pendapatan (upah).
Mereka juga mencatat bahwa kemampuan bahasa Inggris dan komputer secara konsisten berhubungan dengan pendapatan yang lebih baik di antara berbagai keterampilan lunak yang ada.
Temuan menarik dari jurnal ini adalah, para peneliti di sini menolak penggunaan diksi/konsep "unskilled worker" atau "low skill" yang dilekatkan pada pekerja informal.
Karena penelitian mereka menunjukkan temuan sebaliknya. Skill mereka bahkan melebihi standar yang mungkin ditetapkan pada pekerja formal.
Kondisi pekerja informal di India dan Indonesia, terutama untuk daerah kota tak berbeda jauh. Tapi barangkali India lebih (maaf) parah kondisinya.
Dari penelitian tahun 2009, lebih dari 90 persen angkatan kerja di India bekerja di sektor informal. Di mana sektor informal urban menjalankan peran krusial dalam memberikan kehidupan bagi para bekerja migran dan pekerja rumah tangga berpenghasilan rendah di kawasan kumuh kota.
Kutipan:
"Our findings suggest that informal workers not only possess a large number of skills, but they are able to readily articulate these skills with, in many cases, a widely shared vocabulary. This is especially apparent when we consider some of the specific and nuanced responses elicited..."
"We report here some of these responses verbatim.24 (1) Some personal qualities: ‘tension-free’, ‘(possessing a) happy face’, ‘taking initiative’, ‘(making a good) self-introduction’, ‘ability to explain complex information clearly and simply’, ‘well-behaved manner with higher persons’. (2) Skills relating to work environments: ‘ability to work at heights’, ‘ability to work in unclean environments’, ‘ability to work independently at home’. (3) Some highly specific skills: ‘knowledge of removing skin from goats and beefs’, ‘demolition of houses’, ‘using granite polishing machine to polish granite and tiles’, ‘ability of knowing colour coded wiring’, ‘shouting loudly to attract customers’."
"Our distributional results suggest the following policy implications: (1) developing large-scale financial and computer literacy programs targeted specifically at women; (2) retiring
the concept of ‘unskilled’ when referring to informal workers"
"For local workers in low-wage employment, the ability to speak English or Hindi may be associated with greater employment opportunity."
Sengupta, N., Gaurav, S., & Evans, J. (2021). The Skills Space in Informal Work: Insights from Bangalore Slums. The Journal of Development Studies, 57(10), 1662-1689.
Link: https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/00220388.2021.1898593
#nandanasengupta #sarthakgaurav #jamesevans #informalwork #bangalore #slums #india
Tidak ada komentar:
Posting Komentar