Kamis, 05 Januari 2023

Debat Noam Chomsky dan Michel Foucault

 

Setelah berpuluh purnama, saya menonton ulang debat ini karena sebuah meme. Ya, Foucault dengan wajah tengilnya, Chomsky dengan gaya khas akademisinya, dan Mr. Elders si moderator di pertengahan seperti pusing mendamaikan keduanya. Di debat internasional itu Foucault gak gengsi ngaku kalau Basa Inggrisnya jelek dan dia milih pake Basa Prancis. Chomsky fine-fine aja karena di debat ini dia tak perlu penerjemah untuk nanggapi Foucault.

Poin-poin yang saya catat dari obrolan mereka:

1. Chomsky mendefinisikan kodrat manusia (human nature) sebagai kumpulan dari prinsip pengorganisasian bawaan yang memandu perilaku sosial dan intelektual seseorang. Jadi Chomsky secara gak langsung ngomong kalau kodrat manusia itu sistematis, as simple kayak bayi sedang belajar bahasa.

2. Nah, ini didebat sama si Foucault, gak gak gak Sky, gak gitu konsepnya, dia nyampaiin pemikiran gak umum (peripheral notions) yang mainnya itu gak terorganisasi, khususnya dalam ilmu pengetahuan. Di mana ilmu pengetahuan ini bukanlah suatu instrumen analisis dan mereka tak terdeskripsikan. Atau sesederhana cuma menyediakan masalah dibanding jawaban pasti dari suatu studi.

3. Foucault juga ngritik selama abad 17-18 konsep dari hidup/kehidupan itu kek tabel hirarkis, kek dalam hidup isinya cuma lu butuh dan lu gak butuh. Ini juga yang terjadi pada pengorganisasian makhluk hidup (natural beings). Dia contohin kasus di ilmu biologi, awalnya (katakanlah) konsep dunia mikroskop tuh gak jelas sampai bidang-bidang lain kek kimia dan psikologi yang menyempurnakannya.

4. Kemudian, Chomsky juga berpendapat jika kreativitas adalah karakteristik dari kodrat manusia dan semua orang menggunakannya. Meski orang-orang sering stuck di hal-hal yang traffic (banyak lalu lintas di sana). Kreativitas ini bukan "kreativitas" yang secara umumnya kita pahami, tapi lebih kek proses gimana manusia mengolah/merespons apa yang terjadi padanya secara proper. Kreativitas ini juga ada batasnya untuk menjaganya tetap kreatif.

5. Sementara Foucault keukeuh di konsep epistimologinya yang menggerakkan aktivitas manusia. Hal ini menjadi aturan tidak sadar yang mengelola secara total pengetahuan-pengetahuan yang terpisah-pisah. Foucault percaya pada akhirnya pengetahuan ini tak hanya menghalangi tapi juga mengeliminasi "topeng-topeng" pengetahuan yang ada.

Quote:

"Well, the collection, this mass of schematisms, innate organizing principles, which guides our social and intellectual and individual behavior, that's what I mean to refer to by the concept of human nature." (Noam Chomsky)

"Life was a concept that served to point out new fields of study that science still had to discover. I would say, as a historian of science, that the concept of life was an epistemological indicator; an index of the problems that still had to be uncovered." (Michel Foucault)


"If it were not for those limitations, we would not have the creative act of going from a little bit of knowledge, a little bit of experience, to a rich and highly articulated and complicated array of knowledge." (Noam Chomsky)

PS: Di akhir debat ini saya lebih bisa nilai siapa yang lebih percaya diri dan unggul, no debate, Chomsky. Dia lebih baik, lebih kalem, lebih banyak pakai argumennya sendiri ketimbang Foucault. Meski secara ketajaman argumen gak beda jauh. Dan ya, Chomsky benar, untuk meminimalisir proletariat harus ada distribusi kekuasaan/kekuatan dan memperbanyak pekerja intelektual.

#noamchomsky #michelfoucault #humannature #powerdistribution

Tidak ada komentar:

Posting Komentar