Sabtu, 03 September 2022

Bojack: Hidup Tak Seestetik Itu

Sekitar sebulan yang lalu akhirnya saya usai menamatkan animasi percampuran manusia dan binatang, "Bojack Horseman". Serial ini tayang di Netflix sebanyak 77 episode dan menampilkan karakter yang berkarakter Bojack Horseman, Diane Nyugen, Todd Chavez, Princess Caroline, Mr. Peanutbutter, dll, di tanah Hollywoo. 

Serial ini saya tonton karena dapat rekomendasi dari kawan, dan saya juga akan merekomendasikan ke kamu juga jika kamu tertarik sama bab-bab: psikologi, filsafat, depresi, kesehatan mental, feminisme, eksistensialisme, nihilisme, PTSD, post-power syndrome, LBGTQ-to-asexual issue, trust issue, parent issue, and last but not least #me-too-movement. Bojack jadi serial lengkap ngupas hal-hal itu dengan caranya yang unik.

Di Google Scholar saya banyak mengunduh beberapa paper yang menganalisis Bojack, rata-rata skripsi yang berisi kritik sosial, isu personal, sisi kreatif, dan yang terbanyak terkait kesehatan mental.

Di sini saya akan bahas beberapa paper terkait Bojack yang menurut saya menarik:

1. Existentialism as Portrayed in the Netflix Series Bojack Horseman

Paper ini bahas konsep eksistensialisme dalam animasi buatan Raphael Bob-Waksberg ini dari perspektif filsuf eksistensialis, seperti Soren Kierkegaard and Friedrich Nietzsche. Singkatnya, bagaimana seorang individu bisa bebas dan bertanggungjawab akan dirinya sendiri dalam kehidupan, terhadap pilihannya, hasratnya, dan diikuti dengan konsekuensi penderitaan akan eksistensi itu. Dari segi Sartre, Bojack adalah penganut kebebasan radikal di setiap pilihan yang dia buat meski selalu bermasalah bagi orang lain.

Juga dari sudut pandang Blaise Pascal yang menganggap seseorang yang stuck hidupnya begitu lama, tanpa tujuan atau hal lain yang dia inginkan, ini akan berakhir dengan suatu kontemplasi terkait tidak berharga/signifikannya mereka, dan akhirnya hal itu membakar diri mereka sendiri. Jalan keluar untuk mengakhiri perangkap ini dengan mendistrak diri sendiri, hal ini yang terjadi pada tokoh-tokoh yang ada di serial Bojack.

2. Bojack Horseman, or The Exhaustion of Postmodernism and The Envisioning of A Creative Way Out

Paper ini semacam mengomel bagaimana serial Bojack ditampilkan dalam wajah postmodern yang lelah akan rencana dan kecenderungan. Juga capek memahami cara-cara kreatif. Seri Bojack dengan karakter-karakter yang anti-hero, serial ini menggugat keoptimisan teknologi dan demobilisasi budaya mainstream yang proper. Menurut pandangan paper ini, serial Bojack tidak hanya mengkritisi masyarakat kontemporer yang superfisial, tapi juga problem tanpa arti.

3. From Real Housewives to The Brady Bunch: Bojack Horseman Finds Its Place

Dalam artikel ini, serial Bojack disandingkan dengan serial lain "The Real Housewives" dan "The Brady Bunch". Dari sisi plot, Bojack membawa kebaharuan dibanding plot tradisional, konflik yang dihadirkan lebih bersifat suka-suka, arbiter, ambigu, dll.

4. Animals and Social Critique in BoJack Horseman

Bojack yang menderita krisis eksistensial, baginya eksistensi kehidupannya tidak berarti lagi. Bojack menderita dari alhkohol, obat-obatan terlarang, dlsb. Persepsi Bojack akan kehidupan dipengaruhi oleh nilai yang dipopulerkan oleh hiburan massa atau yang disebut dengan "Disneyfikasi". Ide itu seperti, relationship adalah tujuan puncak kehidupan seseorang. Konsep ini seperti halnya kita temukan dalam plot Disney, di mana tokoh utamanya menikah, sukses, dan berakhir bahagia.

Paper ini membahas Bojack dari teori posmodern Baudrillard (tentang hiperrealitas) dan Georg Simmel (tentang hiperindividualisme dan ‘total reserve’). Bojack adalah representasi dari masyarakat posmo yang penuh ironi dan skeptisisme, yang gak perfek, suka-suka, dan yah tak bermoral.

5. Personal Issues and Struggles in Life: A Thematic analysis of Bojack Horseman

Tema ini memperlihatkan pentingnya individu untuk dikenal dan diterima oleh orang lainnya, sebagai suatu ‘personal issue’ yang bisa terjadi pada siapa saja. Masa kecil Bojack yang sulit membuatnya kesulitan membentuk kehidupan personalnya. Paper ini menganalisis Bojack dari pendekatan "close reading". Sitkom yang penuh dark humor dan drama ini membawa penonton pada karakter, pemikiran, dan aksi mereka. Bojack menderita depresi yang dalam, kegelisahan, citra yang negatif pada diri sendiri, dan perjuangan dengan perasaan tak bermakna tanpa akhir.

Kritik saya pribadi: Film ini sangat keakuan sekali, ya hiperindividualisme-nya tinggi. Apa pun akan dilakukan untuk mewujudkan tujuan dan kepentingan personal.

#bojackhorseman #dianenguyen #mrpeanutsbutter #anthropomorphic #horsinaround

Tidak ada komentar:

Posting Komentar