Sabtu, 17 September 2022

David Graeber tentang Konsumsi

 Dalam tulisan ini, David Graeber curiga, mengapa sejak tahun 1980-an, para Antropolog dibombardir dengan nasihat yang tak berujung (yang seringkali moralistik) terkait pentingnya "konsumsi". Dalam 2 dekade terakhir, nasihat itu efektif dan menjadi pokok wacana teoritis, meski begitu jarang para antropolog memeriksanya atau bertanya pada diri sendiri: Mengapa hampir semua bentuk ekspresi diri atau kesenangan manusia dianalogikan sebagai “makanan”? 

Graeber tak ingin menawarkan kritik atau praktik konsumsi, dia hanya ingin bertanya, mengapa manusia mengonsumsi? Bagaimana istilah konsumsi berasal dan mengapa kita menggunakannya. Esai ini berusaha menyelidiki, mengapa hal itu terjadi.

Literatur yang disebut Graeber seperti penelitian Etnografer Dick Hebdige (1979) yang meneliti perilaku konsumsi pada pemuda yang menjadi agen aktif konsumsi. Kemudian Arjun Appadurai (1986) tentang “The Social Life of Things: Commodities in Cultural Perspective”, Jonathan Friedman (1994) dalam “Cultural Identity and Global Process Theory”, Colin Campbell (1987) dalam " The Romantic Ethic and the Spirit of Modern Consumerism", serta yang dianggap Graeber penting pula, Daniel Miller dalam “Material Culture and Mass Consumption” (1992). Masing-masing memiliki versi ceritanya sendiri.

Konsumsi berasal dari kata kerja Latin "con sumere" yang berarti "merebut atau mengambil alih sepenuhnya", dan artinya meluas menjadi "memakan, melahap, menghabiskan". Konotasi konsumsi selalu negatif, kata ini muncul di Inggris abad 14. Apa yang diciptakan di suatu bidang tertentu akan dihancurkan atau digunakan di bidang lain.

Seperti petani memproduksi padi dan konsumen memesan dan memakannya, pabrik kimia memproduksi tinta dan konsumen memakainya, dll. Untuk memberi jalan bagi produk baru, maka yang ketinggalan zaman dan tidak relevan dibersihkan, dihancurkan, dibuang. Ini menjadi ciri dari "masyarakat konsumen".

Pencapaian unik dari konsumerisme modern telah membantu penciptaan bentuk hedonisme yang besar. Ini menjadi kompas destruktif , Graeber menjelaskan beberapa komplikasi dalam konsumsi: (1) invividualisasi, (2) pergeseran kelas dan gender.

Lebih lanjut, Graeber menghubungkan konsumsi dengan dorongan kuat akan “keinginan”. Orang yang bekerja menemukan sebagian besar kesenangan hidup dalam konsumsi. Mereka tidak menelan begitu saja seperti robot tanpa pikiran, tapi memilih identitas mode untuk mereka sendiri. Terlihat dari makanan apa yang dimakan, pakaian apa yang dikenakan, musik apa yang didengar, video apa yang ditonton, dlsb.

Secara intuitif, manusia menginginkan apa yang tidak dia miliki. Seseorang merasakan ketidakhadiran, lalu menginginkan bagaimana seseorang mengisinya, tindakan pikiran ini yang disebut sebagai "keinginan". Keinginan sebagai kerinduan akan suatu objek yang tidak ada, tapi juga hal lain yang lebih mendasar: pelestarian diri dan keinginan untuk terus eksis. Keinginan dalam bentuk narsistik ini kadang muncul lebih norak; kita ingin menjadi objek keinginan orang lain.

Keinginan akan uang membuat seorang bekerja. Keinginan tanda kehormatan membuat dia berperilaku terhormat. Keinginan tanda cinta mengilhami perilaku romantis.

Keinginan adalah 'gagasan tentang selera', konstruksi asli imaji yang diletakkan seseorang pada beberapa ketertarikan. Keinginan manusia menyiratkan pengakuan timbal balik. Keinginan (a) selalu berakar pada imajinasi dan (b) cenderung mengarahkan dirinya pada hubungan sosial, baik nyata ataupun imajiner. Keinginan dan kurangnya kepuasan terus menerus inilah yang mendorong konsumsi dan memungkinkan ekspansi produksi tanpa akhir.

Kesimpulan Graeber dari esainya ini:

1/ Keinginan manusia pada dasarnya bukan masalah hubungan antara dia dan orang di luar dia, tapi hubungan antara dia dengan fantasinya.

2/ Hubungan kita dengan individu lain adalah perjuangan tanpa akhir untuk menegakkan kedaulatan dan otonomi, dengan memasukkan dan menghancurkan aspek-aspek di sekitar kita.

3/ Hubungan ‘genuine’ dengan orang lain adalah problematik (karena masalah "The Others")

4/ Masyarakat dilihat sebagai mesin produksi dan penghancuran raksasa, di mana satu-satunya aktivitas manusia yang signifikan adalah membuat barang-barang terlibat dalam penghancuran seremonial, untuk memberi jalan barang lain untuk lebih banyak masuk.

Graeber, D. (2011). Consumption. Current anthropology, 52(4), 489-511.

Link: https://www.journals.uchicago.edu/doi/abs/10.1086/660166

#davidgraeber #consumption #currentanthropoly #konsumsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar