Minggu, 25 Desember 2022

A Little Thing Called Love (2010), You Are The Apple of My Eye (2011), Architecture 101 (2012)

Review Film Thailand: A Little Thing Called Love (2010)

Entah berapa kali nonton film ini sudah, drama antara Shone (Mario Maurer) dan Nam (Pimchanok Leuvisadpaibul) ini kek everlasting gitu. Plotnya klasik, menceritakan tentang anak culun di sebuah sekolah SMP, yang suka dengan kakak kelasnya yang hobi bola dan fotografi.

Si Nam punya gank juga, gank culun, isinya empat orang termasuk dia. Gank Nam ini kocak-kocak. Mereka kek punya dunia mereka sendiri. Kemasan konflik dalam film ini tuh ringan banget. Kek masalah terbesar mereka selain pelajaran Bahasa Inggris, ya kek saing-saingan antar teman, gimana nunjukin rasa suka, ya, gitu-gitu. Almost gak ada masalah yang serius di film ini. Trus guru-guru dan tokoh-tokohnya juga padha gokil.

Ya, kita tahu Nam punya kelebihan bahasa Inggris sehingga dia bisa lanjut sekolah di USA ikut bareng bapaknya trus jadi desainer terkenal sekembalinya di Thailand. Yang unik kok ya si Shone bisa nunggu selama itu ke Nam. Yang sweet lagi si Shone buat buku khusus isinya foto-foto yang nunjukin usaha dia, kalau dia sebenarnya juga suka sama Nam--gak cuman sahabatnya Top (Acharanat Ariyaritwikol) aja yang suka.

Usaha Shone tuh juga sweet,  dari nanam bunga mawar putih, ambil foto-foto Nam diam-diam, kasi mangga dan mengagetkan Nam di jalan. Itu simple tapi ngena.

Sinematografi dan DOP film ini sumpah bagus. Kostum-kostumnya juga sumpah saya suka! Banyak motif-motif baju dalam film ini yang pengen rasanya saya koleksi di lemari, wkwk. Terutama baju-baju yang dipakai sama ibunya Nam dan baju-baju santai Nam sendiri. Rasanya pengen lebih banyak nonton film-film yang kek gini :D

Review Film Taiwan: You Are The Apple of My Eye (2011)

Film yang diangkat dari kisah nyata dan telah dibukukan. Judulnya diambil dari peribahasa Inggris yang kurang lebih artinya seseorang yang berharga. Premisnya lebih ke perseteruan antara anak terpandai di kelas versus anak terbodoh di kelas. Ini masa-masa SMA gitu, dengan adanya drama-drama gank, club, dan guru yang killer.

Anak perempuan pandai itu bernama Shen Chia-yi (Michelle Chen) yang sekelas sama gank anak-anak bodoh dengan si bodoh utama bernama Ko Ching-Theng (Ko Chen-tung). Suatu hari Ching-Teng buat aneka kasus, terus gurunya minta Chia-yi buat jaga Cing-Teng. Gone bygone, akhirnya keduanya naksir gitu. Si cowok sebenarnya yang naksir, tapi akhirnya pas kelulusan sekolah, kuliah mereka mencar-mencar.

Ching-Teng belajar keras sampai dia jadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi. Tapi Ching-Teng terus pedekate sama Chia-Yi. Hingga akhirnya Chia-yi jadian sama teman baik Ching-Teng. Film ini berakhir sedih, karena Ching-Teng pada akhirnya kek jagain jodoh orang lain.

Film yang lucu, karena based on a true story jadi jujur banget sampai hal-hal yang tabu buat dibicarakan kek karakter yang suka ngaceng, galer, coli, dan nudist di rumah ditampilkan, dan mereka menampilkan itu dengan fun, tanpa beban, itu juga sih yang bikin orang yang lihat kek so what? Sebab kalau dipikir-pikir ya begitulah kenyataan.

Review Film Korea: Architecture 101 (2012)

Pertimbangan saya menonton film ini adalah (1) saya suka arsitektur, (2) saya suka film drama, (3) saya suka semenit pertama pas nonton trailernya, ada laut, rumah, musik, dlsb. Nonton film ini serasa nostalgia sama mimpi-mimpi sendiri. Yah, mimpi terbesar pribadi yang terwakilkan adalah ingin bangun rumah yang banyak jendelanya, di dekat laut dan pantai, ada rootof-nya, dan masih di kawasan penduduk. Film ini membangkitkan mimpi saya akan hal-hal itu.

Secara Seo-Yeon muda (Bae Suzy) agak berbeda dengan Seo-Yeon dewasa (Han Ga-In). Meski begitu, dua-duanya, baik muda maupun dewasa memiliki kesedihan yang sama akan kehidupan yang sepi, single parent, dan list kehampaan hidup lain yang akan menyakitkan. Begitu juga dengan Seung-Min muda (Lee Je-Hoon) yang kegelisahannya tak jauh ketika dia telah menjadi Seung-Min (Uhm Tae-Woong) dewasa. 

Secara tema, plotnya berkisah tentang cinta yang belum kelar. Mereka berdua bertemu saat kuliah, Seung-Min anak jurusan Arsitektur dan Seo-Yeon anak jurusan musik. Keduanya punya jalur menuju rumah yang sama. Keduanya saling jatuh cinta meski tak saling mengungkapkan. Hingga akhirnya keduanya berpisah dan bertemu ketika dewasa dalam keadaan berbeda. Seo-Yeon telah menikah dan bercerai, sedangkan Seung-Min akan menikah.

Film ini bukan film yang menyenangkan kalau mencari happy ending. Tapi menarik dinikmati untuk para jiwa melankolis, haha. Satu pelajaran yang kupetik setelah nonton film ini: Setiap orang memiliki tabungan kesedihan masing-masing.

Dan ini kalimat oke dari dosen arsitektur: "Tour around the area you live in. The alleys and buildings, you walked past without you notice. Closely examine them, and take pictures. Liking your neighborhoods and understanding it. That's where architecture starts."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar