Aku kangen melebur bersama kota, bersama-sama tempat-tempat yang kupijak, bersama-sama bangunan-bangunan dan merasakan suasana urban yang sejati. Ditambah gerimis itu akan sangat syahdu.
Aku kangen mata takjubku melihat sesuatu. Yang sekarang berganti menjadi biasa-biasa saja. Atau aku teringat pada penghakiman seorang teman yang menganggapku kagetan. Yang kurasakan itu lebih seperti cemoohan daripada lontaran kata semata. Setelah aku sadar dengan perjalanan ini, ya, tak apa. Aku bukan temanku itu. Aku punya keajaibanku sendiri.
Aku rindu mendengar lagu-lagu yang mewakili rilisnya hidup. Seperti "Dalam Doaku" musikalisasi puisi Sapardi, "Lembayung Bali" dari Saras Dewi, "Malaikat Juga Tahu" dari Dewi Lestari, "Pulau Laut" - "Rumah Dijual" - "Kartu Pos dari Moskow" dari Jalan Pulang, "Romansa ke Masa Depan" dari Glenn Fredly, "System" dari Komunitas Fragmen, "Firasat" dari Marcell Siahaan....
Ya, seliris ini sebenarnya, dan aku menikmatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar