Jumat, 01 Juli 2022

Milan Kundera - Komedi Di mana- mana

Artikel ini mengulas terkait pemikiran Milan Kundera akan humor dan novel. Penulis asal Ceko yang juga profesor di Fakultas Film Praha. Novel-novel Kundera sering terkena sensor, tak hanya itu, semenjak invasi Rusia, Kundera juga dipaksa untuk meninggalkan fakultasnya dan buku-bukunya diberangus dari perpustaan publik. Tema garapan Kundera yang juga sebagai penulis eksil menyoal soal kematian novel, sifat komedi, dlsb.

Kundera menulis novelnya di Ceko, tapi semenjak 1970 dia tidak diizinkan menerbitkan karya di negaranya. Kemudian dia ke Prancis yang menjadi negara keduanya. Dalam pengalaman menerjemahkan, Kundera mengatakan bahwa keringkasan dan kejelasan adalah yang membuat bahasa menjadi indah ("conciseness and clarity are, for me, what makes a language beautiful.") Bahasa Ceko yang teduh, bernada, dengan element puitis yang kuat. Dia bercerita juga, suatu hari Goethe berkata pada Eckermann, mereka menyaksikan akhir sastra nasional dan kelahiran sastra dunia. Dia memahami bahwa tujuan sastra sendiri menjadi anakronisme dan gagal memenuhi fungsi dasarnya untuk melukiskan situasi manusia.

Sebagai penulis Ceko, dia tak suka dikurung dalam literatur Eropa Timur (istilah politik yang hampir beberapa dekade digunakan, merujuk pada sastra Rusia, di mana Ceko masuk Eropa Tengah). Sayangnya, dia menganggap Eropa barat tidak mengetahui geografi mereka. Ini fatal. Dari Eropa Tengah ada beberapa budaya yang tak terpikirkan: psikoanalisis Freud, dodecaphony Schonberg, novel Kafka dan Haserk, sebagai sastra baru yang aneh. Sementara struturalisme lahir dan berkembang di Praha.

Negara yang besar sering terobsesi dengan ide persatuan, yang dilihat sebagai kemajuan. Sementara negara kecil berusaha untuk mengembangkan keberasaannya, melawan hak-hak yang berbeda. Kata Kundera, "If unification is progress, then small nations are anti-progressive to the core, in the finest sense of the word." Negara besar membuat sejarah, sementara yang kecil menerima berkahnya. Namun juga kata Kundera, "The genius of the minorities has discovered a world without gravity and greatness."

Humor Praha kemudian sulit dimengerti. Kritik pada film Milos Forman, dia bisa membuat audiens tertawa di mana mereka tak bisa tertawa. Komedi tidak sesederhana berdiam di suatu tempat yang penuh dengan lelucon dan huburan, tapi komedi ada di mana-mana, dalam diri masing-masing orang. Ia berjalan seperti bayangan, bahkan saat berada dalam kemalangan, komedi menunggu seperti jurang.

"Comedy isn't here simply to stay docilely in the drawer allotted to comedies, farces and entertainments, where ' serious spirits' would confine it. Comedy is everywhere, in each one of us, it goes with us like our shadow, it is even in our misfortune, lying in wait for us like a precipice."

Dalam tragedi terhadap penghiburan. Tragedi memberi ilusi kebesaran dan makna, tapi mereka yang tidak memiliki dimensi tragis dan hanya tahu soal komedi, tak bisa punya ilusi terkait diri.

Spenjang hidup Kundera di Ceko, dia berjuang melawan pereduksian sastra hanya sebagai instrumen untuk propaganda--sebagaimana yang terjadi di Eropa Timur dengan pro-anti-komunis. Kundera menolak diksi "pembangkang" diterapkan pada seni, sebab itu merupakan politisasi yang melumpuhkan seni. Seni menawarkan testimoni baru terkait kondisi manusia. Baginya, (seni) literatur yang melayani keyakinan politik tertentu merupakan konformitas yang terburuk.

"A writer always envies a boxer or a revolutionary. He longs for action and, wishing to take a direct part in' real' life, makes his work serve immediate political aims. The nonconformity of the novel, however, does not lie in its identification with a radical, opposition political line, but in presenting a different, independent, unique view of the world. Thus, and only thus, can the novel attack conventional opinions and attitudes."

Kita terbiasa menyalahkan segalanya pada rezim. Kondisi ini tidak memungkinkan kita untuk melihat rezim hanya sebagai rangkain dari mekanisme gerak yang ada pada diri. "Misi novel bukanlah untuk menjelek-jelekkan politik yang terbukti realitas tetapi untuk mengekspos skandal antropologis." (A novel's mission is not to pillory evident political realities but to expose anthropological scandals.)

Kundera menganggap, pembicaraan terkait kematian novel merupakan efek dari pemikiran eskatologis terkait avant-garde yang didorong oleh ilusi revolusioner. Novel adalah permainan (gim) dengan karakter yang diciptakan. Kamu melihat dunia melalui mata mereka, dengan demikian kamu melihatnya dari berbagai sudut. Semakin karakternya berbeda, semakin penulis dan pembaca bisa melangkah keluar dari diri mereka sendiri dan mencoba untuk memahami yang lain. Ideologi mencoba meyakinkanmu bahwa kebenaran itu mutlak, ideologi adalah sekolah intoleransi. Tapi novel mengajarkanmu kalau ideologi itu relatif, novel mengajarkanmu untuk toleran dan memahami. Semakin ideologi abad kita, semakin anakronistik novel.

"Semakin mulai seseorang, semakin gelap bayangan jahat yang ditekan di dalam."

"Sebuah novel sejati selalu berdiri di luar harapan dan putus asa. Harapan bukanlah sebuah nilai, hanya sebuah hal yang belum terbukti anggapan bahwa keadaan akan menjadi lebih baik. Sebuah novel memberimu sesuatu yang jauh lebih baik daripada harapan. Sebuah novel memberi Anda sukacita. Kegembiraan imajinasi, narasi, kesenangan yang diberikan oleh sebuah permainan."

 Sumber:

Kundera, M. (1977). Comedy is everywhere. Index on Censorship, 6(6), 3-7.

Link: https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/03064227708532708?journalCode=rioc20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar