Senin, 20 Oktober 2014

Akting: Kuncinya Adalah Jujur

Semoga kau tidak keberatan nasihat bijakmu ini aku share di blogku ini...
Tanpa tendensi apa-apa, ini sebagai catatan yang mengingatkanku jika aku pernah jadi aktor. Dan sebagai pembelajaran untuk siapa saja yang memiliki satu rasa akan dunia panggung...
Aku yakin, kamu disana adalah aktor berbakat, sutradara keren, dan pemain yang ulung...

Saya: Gimana biar PD? Kadang itu selalu ngrasa ga bisa dengan aktingku sendiri. Ntah. 
I cant feel that.
Dia: Because you not feel THAT.. Semua hal teknis yang kamu asah waktu latihan adalah dasar berakting. Bermain tidak sekedar berakting, bermain itu butuh "something" semacam kesadaran ditonton, perasaan nyaman, dan keberanian beraksi.
Saya: Itu yang tidak saya punya.
Dia: Butuh proses dan pengalaman yang lama, kecuali kamu berbakat.
Saya: Haha, dan sepertinya saya tidak berbakat.
Dia: Kuncinya adalah "jujur" Is..
Saya: Maksudnya jujur?
Dia: Jangan berlaku atau beraksi yang kamu tidak nyaman melakukannya, jangan membohongi penonton dengan lagakmu. Penonton bisa melihat dan merasakan bahwa kamu pembohong yang buruk.
Saya: Ia benar. Itu yang kurasakan. Bermain dengan tidak nyaman.
Dia: Dicari, sampai kamu menemukan aksi yang nyaman. Aktor harus cerdas mengolah diri. Jangan manut sama sutradara seperti anjing. Ketahui apa yang ia inginkan, kalau kamu tidak nyaman, berikan tawaran lain yang ia butuhkan. Itulah kecerdasan seorang aktor.
Saya: Berarti bisa dibilang aku masih jadi aktor yang bodoh. Mungkin juga telmi soal gerak. Aku juga masih sepenuhnya manut sama sutradara. Ga punya alternatif (seperti anjing). Yeah, sinau sing akih Is.
Dia: Insya Allah aku datang, sudah siap kecewa. Satu tahun kamu tidak ada perkembangan. 
Dan kalimatmu yang terakhir ini yang amat melecutku (juga membuatku sakit dan jleb). Aku merasa jadi sia-sia sekali. Seolah, prosesku satu tahun itu, rubuh begitu saja. Tergeletak. Dan aku langsung bergumam sedih: Eman-eman.  Terima kasih ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar