Kamis, 12 Desember 2013

Perbedaan Ideologi dan Filsafat ~Repost

Filsafat, dia bicara tentang konsep yang muluk-muluk, konsep yang awang-awang. Arti filsafat secara sederhana adalah “buah pikir manusia”. Ia bicara sampai akar-akarnya. Ada lima komponen pikir filsafati:

1.RADIKAL: Tidak biasa, mendobrak, sampai hal yang paling ekstrim.
Contoh, jika ada pertanyaan “nanti malam saya akan makan apa?” Bukan nasi, roti, atau kopi jawabannya. Dari sini timbul pertanyaan baru: kenapa saya harus makan? Apa hubungan makan dan manusia?
2. RASIONAL: Akal bisa menerima.
3. KRITIS
4. UNIVERSAL: Mencakup semua
5. KOMPREHENSIF

Dan sifat fisafati yang RADIKAL, RASIONAL, KRITIS, UNIVERSAL, dan KOMPREHENSIF itu berupa konsep-konsep ABSTRAK. Dia tidak secara langsung mengubah keadaan sosial. Filafat tidak seperti air mineral atau roti yang berupa produk jadi. Filsafat bisa dipraksiskan kalau dia ditarik menjadi ideologi. Ideologi adalah bahan bakar filsafat. Jika filsafat bicara A, ideologi bicara kalau sekarang A, kenapa jadi B? Dan itu direalisasikan melalui praksis-praksis dan strategi-strategi.

Karl Marx menulis dalam nisannya: “ Yang terpenting dalam filsafat adalah ketika dia bisa mengubah dunia”. Dan itu berlaku jika filsafat ditranformasikan menjadi ideologi.
nisan mark (sumber: google)
Melalui praksis dan strategi itu maka timbullah policy (kebijakan). Jika ia berhasil maka timbullah karakter masyarakat. Seorang ideolog, dia punya kepentingan orang harus ngikuti dia; sifatnya lebih menggebu, sedangkan seorang filsuf, dia netral, bebas, dan lebih leluasa.

NB: Tulisan terdikte yang bersumber dari kelas Pak Nurrochman, S. Fil. I, M. Hum. tanggal 19 Oktober 2013 di ruang 104 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar