Senin, 01 September 2025

Membela Demokrasi Bersama Rony Parulian

"Kita boleh berbahagia di sini sama-sama, seru-seruan bareng, tapi ternyata di sisi lain kita masih ada yang diperjuangkan teman-teman. Jangan lengah. Oke?! Jadi saya di sini sebagai rakyat biasa, teman-teman sebagai rakyat biasa, tidak boleh kendor untuk bersuara. Oke?! Untuk semua teman-teman yang ada di luar sana, selalu perhatikan, jangan membuat anarkis, tetap menjaga satu sama lain. Oke?! Pokoknya stay safe ya..." Rony Parulian di acara konser Ardan Syahdu di Bandung, 30 Agustus 2025.

RIP DEMOKRASI (Rony Parulian)
Tiga hari yang lalu, Kamis, 28 Agustus 2025, seorang driver ojek Online (ojol) berumur 21 tahun bernama Affan Kurniawan, meninggal dilindas oleh kendaraan taktis (rantis) miliki Satuan Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Metro Jaya. Kejadian ini terjadi ketika ada demo dan unjuk rasa besar di sekitar Gedung DPR/MPR RI Senayan. Para buruh membawa 10 tuntutan utama:
  1. Menghapus sistem outsourcing dan menolak upah murah. 
  2. Membentuk Satgas Pencegahan dan Penanganan PHK. 
  3. Melakukan reformasi pajak perburuhan yang berkeadilan, termasuk penghapusan pajak pesangon, THR, dan JHT. 
  4. Mengesahkan RUU Ketenagakerjaan tanpa skema omnibus law. 
  5. Mengesahkan RUU Perampasan Aset untuk memberantas korupsi. 
  6. Merevisi UU Pemilu demi sistem demokrasi yang lebih aspiratif dan terbuka. 
  7. Mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT). 
  8. Menegakkan standar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di sektor pertambangan. 
  9. Menerapkan sistem pengupahan adil bagi pekerja perkebunan sawit. 
  10. Meratifikasi Konvensi ILO-190 tentang penghapusan kekerasan dan pelecehan di dunia kerja.

Demo besar terjadi di Senayan, hingga memuncak kala Affan yang sedang bekerja mengantarkan orderan makanan kelindas rantis para anggota Brimob yang gak ngotak. Tindakan oknum Brimob ini sangat fatal, mereka dilatih khusus dibandingkan dengan polisi biasa. Kesalahan seperti itu seperti disengaja, dan saya yakin mata pengemudinya cukup waras bisa membedakan mana manusia dan mana batu! Dia tak hanya dilindas sekali, tapi dua kali, dan dianggap itu seperti "batu". Brengsek sekali! 

Kematian Affan mengundang aksi solidaritas, termasuk penyalaan 1.000 lilin para ojol di Makassar. Pun ketika hendak dimakamkan di Karet Tengsin, jenazahnya diiringi oleh ribuan para driver ojol. Kematian Affan memicu solidaritas rakyat yang berkali-kali lipta, demo-demo lain di kota besar meningkat. Berbagai kalangan ikut mengambil bagian untuk menjaga marwah demokrasi yang diinjak-injak. Demo ini kemudian meluas menjadi kerusuhan, kematian para demonstran (termasuk mahasiswa-mahassiswa), penjarahan rumah-rumah pejabat, dan pembakaran sejumlah fasilitas umum termasuk kantor-kantor DPRD. Gelap rasanya.

Rony di Bandung
Umur Affan masih sangat muda, dan itu kenapa, Rony Parulian bersuara dengan memanfaatkan akun Instagramnya dengan mnulis "RIP Demokrasi (Indonesia}". Aku memberinya like, aku senang, setidaknya idola remaja masa kini yang kuanggap seperti adikku sendiri ini menyatakan sikapnya. Tak hanya di Instagram, Rony yang dulu tercatat sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Musik di UNJ ini juga bersuara di konser Ardan Syahdu di Bandung. Rony dengan memakai kaos hitam bergambar tulisan Pink Floyd (oh, Floydian ternyata, sama kayak aku) dengan celana pendek sedengkul ini menyatakan diri sebagai rakyat biasa yang perlu memperjuangkan berbagai tuntutan "rakyat biasa". Aku yang melihat "aksi"-nya dalam bentuk yang lain sangat mengapresiasi tindakan Rony ini. Suara dia tentu sangat penting, juga menunjukkan sikapnya. Apalagi, dia punya basis fans remaja yang besar, yang tergabung dalam We Are One (WeR1).

Pada hari Sabtu juga, aku masih bekerja untuk liputan di Kementerian Pertanian, hari libur yang menyebalkan. Usai liputan, aku tak langsung pulang, tapi naik KRL ke Bekasi untuk dua agenda utama: (1) menonton konser Rony Parulian untuk ketiga kalinya, dan kali ini di Grand Metropolitan Bekasi, (2) menonton konser Panbers di Disrtict 29 Bekasi. Sabtu itu entah kenapa aku merasa sangat kecapekan, jiwa-raga. Akhirnya, aku memutuskan untuk menginap di Bekasi, kupesan penginapan dari Traveloka di dekat di dekat Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi. Jujur, beberapa hari ini aku juga tak bisa tidur, sesampainya di penginapa, rasanya tidurku sangat enak meski sebentar.

Tiffany Kenanga
Jangan Bersedih

Sekitar habis Magrib, aku merasakan dilema apakah murni nonton New Panbers (Pandjatian Bersaudara) yang dimulai sejak pukul 3 sore (open gate), atau nonton Rony dulu. Akhirnya, aku memutuskan untuk win-win solution, karena aku harus buat keputusan cepat: aku harus nonton Rony dulu, baru pergi nonton Panbers meskipun terlambat. Sebab, Rony dulu yang sudah terjadwal di agendaku sejak lama. Aku datang dengan kondisi mall sudah sangat ramai dipenuhi manusia. Malam itu ada penampilan pembuka dari Tiffany Kenanga yang menyanyikan lagu populernya berjudul "Jangan Bersedih" atau bahasa Arabnya, La Tahzan. Aku yang kebanyakan di goa dan tak terlalu update dengan lagu-lagu Gen Z terkini baru pertama kali mendengar lagu tentang pencarian jodoh yang sekufu. Kalau putus cinta, sedihnya jangan lama-lama. Kalau gagal, ya melangkah lagi, gitu lagunya.

Aku berdiri di lantai pertama di depan panggung. Aku seharusnya sudah paham, kalau WeR1 itu rajin banget. Rony konser jam 7 malam, pasti mereka udah nunggu di depan panggung ada yang dari pagi atau paling gak dari jam 3 sore. Jelas, aku kehilangan spot depan panggung pas. Aku berdiri menonton Rony di tengah-tengah para couple yang cowoknya tinggi-tinggi, jadi ketutupan mereka. Rony datang pakai sweater warna putih, dengan bawahan celana jeans kesukaan dia yang longgar. Fashion ini lumayan beda dari kebiasaan Rony yang biasanya pakai kaos dan outer, di mana di pertengahan konser, outer (kemeja flanel/jaket) akan dilepas. Jadi kesannya semacam ganti outfit dua kali. Yang masih sama, dia selalu mengawali dengan memakai kacamata hitam, dengan asesoris semacam sapu tangan/syal/bandana, ya, semacam itu, aku gak tahu tepat nyebutnya apa. Rony biasanya memakai di belakang celana, diselipin ke kantong belakang.

Para penonton dan WeR1 berteriak histeris saat Rony datang tepat waktu, sekitar pukul 18.50 WIB dengan dilindungi para satpam mall berpakaian hitam. Si MC bagi-bagi voucher, tapi entah kenapa rasanya terlalu lama, hingga Rony benar-benar tampil sekitar pukul 19.10 WIB. MC juga sempat menanyai WeR1 cowok, namanya Fendy kalau gak salah. Ketika ditanya, kenapa suka Rony? Kalau WeR1 yang cewek-cewek alasannya karena ganteng, putih, bening, mirip AI, dll, yang fisikal (dan menurutku alasan yang masih dangkal, gak salah tapi come on WeR1 kurasa lebih dewasa); nah si Fendy ini bilang, karena semua lagu Rony bagus-bagus, dan dua lagu yang paling dia suka "Satu Alasan" dan "Dengarlah Cinta". Wah WeR1 valid ini, dia milih lagu yang gak ngepop saja dari album Rony di "Rahasia Pertama" yang diluncurkan 1 Mei 2025 lalu.

Kalau aku ditanya kenapa suka Rony? Aku juga kesusahan menjawabnya, tapi yang jelas paramater fisik akan aku taruh di paling akhir. Jika ada tiga hal konkret alasan yang ingin aku ungkapkan: (1) Akhlaknya baik, (2) Rony berbakti pada orangtua dan cinta dengan keluarga, (3) perjuangan dia jadi penyanyi sejak dia kecil, kedisiplinannya, sifat pantang menyerahnya, semua kerja keras ini sungguh menginspirasiku. Apalagi, jalan aku kenal Rony di lagu "Tak Ada yang Ujungnya", dengan pendekatan antara feminis dan maskulin yang jadi satu, dan video klipnya digarap di negara yang bahasanya aku pelajari, ini langsung telak saja aku langsung suka. Menurutku, Rony itu beda. Gemini kelahiran 9 Juni 2001 dengan weton Sabtu Legi ini juga gak banyak drama khas artis yang membuat artis itu jadi sosok yang menyebalkan. Bagiku, Rony bisa jadi teladan yang baik buat WeR1, dan bagiku itu sudah cukup. 

Semenjak lihat konser Rony di Sarinah, 18 Juli 2025 lalu, dan BTV (29 Juli 2025), secara informal, aku telah memutuskan jadi WeR1. Sejak itu juga, di mana pun Rony konser, asal masih di area Jabodetabek dan tak ada hal lain yang mengganggu, aku akan datangin. Secapek apa pun aku, aku akan datang untuk Rony. Beberapa waktu lalu, WeR1 Official juga buka member baru, tapi syaratnya terlalu banyak dan aku sedang hibernasi medsos (tanpa medsos, aku tak bisa memenuhi syarat-syarat itu), jadi kuurungkan untuk ikut WeR1 formal. Sepertinya, aku juga lebih nyaman jadi WeR1 informal saja, haha. Aku sudah cukup bahagia mengamati dan menonton Rony dari kejauhan. Tak ada ekspektasi apa pun untuk Rony, cukup Rony menjadi diri Rony apa adanya, itu saja bagiku sudah lebih dari cukup. Sampai kapan jadi WeR1? Aku tak tahu, mungkin "Tak Ada Ujungnya", mungkin hanya mati yang memisah, haha. Sebagai kakak, Rony akan tetap kuanggap sebagai adikku yang baik. 

Rony Parulian feat Thomas X Factor
Pas Rony manggung di Grand Metropolitan Bekasi, aku sudah bisa membayangkan betapa capeknya Rony. Manggung dari Bandung, ketemu fans, kemudian ke Bekasi. Cuma bisa doa, "sehat-sehat ya, Ron." Belum lagi besoknya ke Lampung, meskipun ini di-cancel karena situasi sosial-politik yang tak memungkinkan. Demo masih di mana-mana. Apalagi, kegiatan Lampung dilaksanakan di area gedung pemerintahan. Keputusan ini sudah tepat, kita perlu mengantisipasi segala kemungkinan "paling buruk". Semua bisa menerima kemungkinan "paling baik", tapi tidak semua "paling buruk". 

Oh iya, setlist songs Rony Parulian di Grand Metropolitan Bekasi, Sabtu, 30 Agustus 2025: 

  1. Butuh Waktu
  2. Dengarlah Cinta
  3. Angin Rindu
  4. Mengapa
  5. Tak Ada yang Sepertimu
  6. Satu Alasan
  7. Sepenuh Hati (Featuring Thomas Loby Lakawolo)
  8. Tak Ada Ujungnya
  9. Tetap Bukan Kamu (Featuring WeR1) 
  10. Pesona Sederhana

Aku ikut menyanyikan semua lagu Rony yang dinyanyikan itu. Seneng banget rasanya, dan selalu jadi sarana eskapismeku sama kehidupan yang kadang sesak ini. Aku paling merasa lost malam itu di lagu terakhir, saat Rony menyanyikan lagu "Pesona Sederhana". Dari himpitan kerumunan penonton, aku memutuskan untuk keluar, aku memilih tempat di belakang yang luas dan aku bisa bernafas. Akhirnya sendirian aku bisa lonjak-lonjak dan teriak-teriak menyanyikan lagu Rony! Lepas rasanya bisa tereak-tereak nyanyi dan cuek bebek sama orang-orang yang gak kukenal. Sangat melegakan. 

WeR1 juga ikut melakukan solidaritas brave pink hero green di medsos. Brave pink sebagai simbol kelembutan, keberanian, dan perlawanan; yang ditunjukkan oleh Bu Ana saat melawan para aparat kepolisian mengenakan hijab pink. Sementara hero green sebagai simbol keberanian, perjuangan, dan keadilan; yang ditunjukkan oleh sosok Affan Kurniwan, driver ojol yang dilindas mobil rantis Brimob. Gerakan Brave Pink dan Hero Green memperkuat 17+8 Tuntutan Rakyat (17 tuntutan jangka pendak dan 8 tuntutan jangka panjang) yang dilayangkan pada Presiden dan pemerintah yang menduduki kursi jabatan, baik di pusat maupun daerah. 

Hampir kelupaan, di Grand Metropolitan Bekasi, Rony juga bilang kira-kira yang kuingat intinya begini: "Kita sebagai rakyat saling jaga. Stay safe kawan-kawan." Makasi Rony. Stay safe. Stay wise. Stay politis. Terus 🖕🏼pada opressor. Jaga kesehatan. Jika ada alasan lain kenapa aku suka Rony, karena dia ikut menyuarakan isu-isu kerakyatan yang jadi isu mereka yang tak beruntung secara sistem bersama-sama. Aku juga akan selalu menulis kenangan tiap kali aku nonton konsermu Ron. Kalau perlu, suatu hari, aku juga pengen nulis buku buat kamu atau menulis biografimu. Aku siap Ron, anytimeRon, you are one of many reasons I want to live and want to change my life to be better. We love you, Rony....

Isma, 

WeR1 dari Petojo 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar