Rabu, 03 September 2025

Kumpulan Lirik Lagu di Album “Dalam Dinamika” Perunggu (2025)

TAPI

Besok lusa aku ke Jakarta

Memulai lagi semuanya di sana

Kakak bilang siap-siap saja

Membatin, ku ingin semua batal juga

 

Bandung masih memelukku erat

Sementara ku masih ingin lewat Bubat

Mungkin untuk terakhir kalinya

Atau mungkin minggu depan ku pulang saja?

 

Tapi

 

Dunia boleh saja menahanku

Atau perlahan bongkar mimpiku

 

Dunia boleh saja menahanku

Kupunya doa ibu

 

Rupanya susah memang yang kucari

Tak bisa andalkan siapa-siapa lagi

Selain akal dan hati nurani

Selain sarapan porsi tukang gali

 

Tapi

 

Dunia boleh saja menahanku

Atau perlahan bongkar mimpiku

Dunia boleh saja melawanku

Kupunya doa ibu

 

AMALAN BAIK

Ada gila-gilanya kurasa

Harus gesit berkelit hadapi realita

Masih harus melangkah tentukan arah

Mungkin harus percepat jadi dewasa

 

Ayah tidak mengerti pekerjaanku

Ibu khawatirkan jalan yang kutempuh

Ku tak pernah berharap mereka pahami

Selama doa terkirim tanpa henti setiap hari

 

Buka telinga selebar-lebarnya

Baca buku apa pun yang kau suka

Isikan penuh hati dan kepala

Amalan baik yang kan jadi tenaga

 

Lebih takut gagal di Jakarta

Dibandingkan dengan ku takut masuk neraka

Dan makin kesini semakin sadari

Neraka itu adalah kota ini, kau tak sendiri

 

Buka telinga selebar-lebarnya

Baca buku apa pun yang kau suka

Isikan penuh hati dan kepala

Amalan baik yang kan jadi tenaga

 

Kumpulkan niat yang tulus dan mapan

Tak perlu harus ikut arus tuntutan

Tatapan lurus dan tanyakan hati

Raup semua nyali tarik nafas lagi

 

GEMILANG

Terjilat

Matahari timur yang kejam

Sengat melekat di bahuku

Perlukah

Menepi menyisi sebentar?
tapi ku wajib tepat waktu

 

Keluhan demi keluhan

Segera kugilas perlahan

 

Karena ini yang kumau

Berkah kepala yang batu

Semua yang ragukan atau tak percaya

Debu pagi kujelang

 

Tak terasa

Sebelas tahun t’lah berselang

Masih terasa di bahuku

Beban yang

Bercampur bangga t’lah kurengkuh

Semua berpihak kepadaku

 

Pasti doamu yang lancarkan upayaku

Mesti doa yang meluncur dari bibirmu

Dan yang kutahu kau takkan pernah berhenti

Tumbuhku kini semoga sesuai yang kau impi

 

Tertulis jelas namaku

Di setiap harap malammu

Tentang masa depan, tentang masa terang

Warisan akal budi gemilang

 

Pelan pasti ku kabulkan

S’gala catatan harapmu

Tentang masa depan, tentang masa terang

Kebul jalan kuterjang

 

PIKIRAN YANG MATANG

Dinding yang mulai berjamur

Setengah dua dan ku butuh tidur

Isi kepalaku tak lebih penuh

Dari Trans Jakarta kemarin subuh

 

Mulai hari ini saja

Berhenti menyaksikan polahmu

Tak apa jika semuanya terlewat

Tak pernah berdampak penting bagiku

 

Hei, aku tak perlu kenal dirimu

Atau membaca tulisanmu

Ku harap semua tetap begitu

Banyak yang butuhkan perhatianku dan

Hei, kau pernah sita semua waktuku

Dan tak kembalikan satu pun

Hidupmu biar kau yang tahu

Banyak yang butuhkan perhatianku

 

Hari ini tak lebih seru

Hari ini tak banyak terganggu

Hari ini oh biasa saja

Makin nyaman jauh dari drama

 

Hei, aku tak perlu kenal dirimu

Atau membaca tulisanmu

Ku harap semua tetap begitu

Banyak yang buthkan perhatianku dan

Hei, kau pernah sita semua waktuku

Dan tak kembalikan satu pun

Hidupmu biar kau yang tahu

Banyak yang butuhkan perhatianku

 

Di laut yang tenang

Dan pikiran yang matang

Dan semua umpatan yang ku redam

Kan ku tuai yang ku tanam

Di laut yang tenang

Pikiran yang matang

Dan semua umpatan yang ku redam

Kan ku tuai semua yang ku tanam

 

BIARKAN IA TUMBUH

Antrian panjang menuju Ratangga

Kurasa sebentar lagi hujan deras tiba

Angin yang lembab sial pakaianku

Terlalu tebal dan

Cuaca tak pernah bisa ditebak

 

Waktu dibuang dengan sengaja

Renjana terbang entah kemana

Masih enggan memulai semuanya

Dari awal harus ku umumkan

 

Ku perlu hadapi

Tak lagi terus mencari

Yang kerap alihkan perhatian

Seberapa candu ku ragu

 

Jika ada bara di hatimu

Biarkan ia tumbuh

Biarkan ia tumbuh

 

Jika ada bara di hatimu

Biarkan ia tumbuh

Biarkan ia tumbuh

 

Ku perlu hadapi

Tak lagi terus mencari

Yang kerap alihkan perhatian

Kiat tuk melupa tanggungan

 

Yang kerap memberatkanku

Sepertinya 2 ton di bahu

Sampai kini ku tak mau tahu

Seberapa mau ku maju

Seberapa jauh ku mampu

Seberapa mau ku maju

 

BERITA BURUK

Sembilan panggilan tak terjawab

Dan tumpukan tebal pesan singkat

Kubiarkan

Aku perlu sendiri

Kubiarkan

Aku mau sendiri

 

Entah siapa

Yang telah mengabarkan

Berita buruk ini ke seberang

Aku mengerti

Mereka hanya peduli

Aku mengerti

Mereka hanya peduli

 

Seluruh gagasan di tahun mendatang

Seketika runtuh

Seketika runtuh

 

Seluruh bayangan tentang masa depan

Seketika runtuh

Seketika runtuh

 

Atau mungkin

Ku butuh disegarkan

Aneka senyuman dan pelukan

Wajah-wajah familier

Juga yang memendam dendam

 

Seluruh upaya tabungan ibadah

Kurasa tak cukup

Kurasa tak cukup

 

Seluruh nasihat penenang yang standar

Kurasa tlah cukup

Kurasa tlah cukup

 

Apakah bisa

Kau buat ku lupa

Atau kah bisa

Kau ganti hidupku saja

 

Apakah bisa

Kau buat ku lupa

Atau kah bisa

Kau ganti hidupku saja

 

Kau ganti hidupku saja

Kau ganti hidupku saja

Kau ganti hidupku saja

 

Apakah bisa

Kau buat ku lupa

Atau kah bisa

Kau ganti hidupku saja

 

AKU ADA UNTUKMU

Harus berapa kali kucoba

Sampai nanti kau mau terima

Mungkin kau pura-pura tak dengar

Atau ingin sendiri sebentar

 

Sambil gusar menunggu

Kususun di kepalaku

Rangkaian kata santun

Apa pun yang tenangkanmu

 

Aku ada untukmu

Boleh saja kalau kau ragu

Aku ada untukmu

Walau mungkin tak selalu

 

Rentetan cerita lama kita

Bukti kebodohan yang sempurna

Aneka upaya kabur sekolah

Seleksi olimpiade fisika yang payah

 

Menghafal nama semua ayah teman sekelas

Bambang

Agus

Yusuf

Heri

Dedi

Dan Ikhlas

 

Au

 

Aku ada untukmu

Boleh saja kau kau ragu

Aku ada untukmu

 

Bersama nyanyikan

Lagu-lagu The Adams

Jangan “Konservatif” ujarmu padaku keras

Hanya kau yang bisa

Buat semuanya seru

Kuhafal betul kelakuanmu seperti kartun minggu

 

Au

Aku ada untukmu

Aku ada untukmu

(Harus berapa kali sampai nanti kau mau terima)

Aku ada untukmu

(Haru berapa kali sampai nanti kau mau terima)

Walau mungkin tak selalu

 

BERHASIL

Bagaimana rasanya sejauh ini hidup denganku?

Apa ada yang berubah?

Mungkin perangaiku

Atau tengilku

 

Kurasa satu yang paling signifikan

Tentu, perihal kau berhasil

Buatku menjauh dari nihil

 

Dan betapa lebarnya

Pintu-pintu yang terbuka

Sejak namamu ada di cindin

 

Ingatkah sebelumnya?

Kita menggambar mimpi yang baru

Tentang sendiri bersama

Berkawan dengan mautnya dunia

 

Kurasa bagiku kau yang tegarkanku

Kutahu

 

Perihal betapa kau berhasil

Asah naluriku tuk tak lagi kerdil

 

Dan betapa lebarnya

Pintu-pintu yang terbuka

Sejak harapmu terpatri di batin

 

Betapa kau berhasil

 

ABU

 

Resah batin terbiaskan

Terbiaskan, terbiarkan

Tak terbaca

Kau melupannya

 

Masih sama seperti lalu

Bisu itu menyulut tabahku

Bahkan genting menguap pelan

Tibalah tanya

Tibalah tanya

 

Aku t’lah jadi abu

T’lah jadi abu

T’lah jadi abu

 

Aku t’laj jadi abu

T’lah jadi abu

T’lah jadi abu

T’lah jadi abu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar