Minggu, 05 Oktober 2025

Catatan Nonton Konser Rony Parulian di Mall Kelapa Gading (MKG) 2025

Ini kali kelimaku datang ke konsernya Rony. Konser dilaksanakan di La Piazza Summarecon Mall Kelapa Gading (MKG) Jakarta dengan tajuk "Night Beat with Rony Parulian". Kulihat tanggalan, Sabtu, 4 Oktober 2025. Aku berangkat ke MKG dengan menggunakan motor, karena awalnya mayan dilema, apakah naik gojek, KRL-gojek, atau solo driving. Jarak 14 kilometer sebenarnya tergolong sedang, tidak jauh, tapi juga tidak dekat. Akhirnya, dengan menimbang-nimbang sumber daya yang ada, aku putuskan untuk motoran saja. Ini lebih menghemat pengeluaran dan memberi kesan tersendiri.

Sebab acaranya jam 7 malam, aku berangkat setelah solat Magrib, sekitar pukul 18.00 WIB. Hari itu, dari pagi sampai sore, aku mengerjakan project tulisan terkait pameran virtual yang digagas sama lembaga musik-musikan di Bern, Swiss, namanya Norient. Nama kolektif ini terinspirasi dari buku karya penulis Palestina, Edward Wadie Said yang "Orientalisme". Norient ini word play dari "no - orientalism", yang didirikan sama antropolog dan scholar Thomas Burkhalter. Singkatnya, visi mereka mengangkat berbagai subkultur suara/musik yang selama ini banyak dibungkam atau tidak diberi ruang. Sebagaimana namanya, Norient ingin melawan dominasi Barat terhadap Timur dalam hal musik. 

Nah, tajuk pameran virtual mereka di Indonesia itu diberi judul "Norient City Sounds: Jakarta Whispers" yang dikuratori oleh jurnalis Indonesia, Gisela Swaragita (mbak-mbak skena Jakarta yang aku kagumi karya dan sepak terjangnya dulu saat masih kuliah di Jogja). Kamu bisa lihat pameran virtualnya di website berikut: https://norient.com/index.php/jakarta-whispers, kamu bisa eksplor banyak karya di sini, dari esai, film pendek, playlist lagu, podcast, video, terkait suara-suara di Jakarta. Nah, pas aku buat tulisan tentang NCS Jakarta ini ada hal lucu, aku salah nulis salah satu nama senimannya, harusnya Robby malah aku tulis Ronny. Kacau-kacau, wkwk. Sepertinya sampai alam bawah sadarku akhir-akhir ini isinya melulu Rony. Dan aku jujur senang banget setiap kali bisa nonton konser Rony. Meskipun badanku rasanya lelah, tapi demi Rony, apa pun aku perjuangkan. Nonton konser Rony adalah bagian dari agenda parasosial yang kujalani, dan menurutku sukses.

Sebelum meluncur ke MKG, aku sempatkan dulu laundry bed cover, karena sudah kotor. Dua bulanan ini aku memutuskan untuk menjadikan bed cover sebagai alas tidur, kek orang-orang Jepang gitu. Kasur aku anggurin, aku biarkan saja, karena aku sedang berusaha menjani tirakat setelah dapat musibah kena scamming lumayan besar sampai puluhan juta. Aku ingin menerapkan pola hidup ala-ala Gandhi, dengan kredonya, "Plain living, high thinking." (Hidup sederhana, pikiran luhur). Kalau gak ada bed cover, aku juga sekarang lebih milih tidur di atas matras yoga. Bagiku itu lebih simple, minimalis, dan membuat kamar kosku yang sempit jadi lebih luas, bahkan bisa buat senam tabola-bale di YouTube. Awalnya, tulang belakang agak sakit, tapi lama-lama biasa juga. 

Intinya gitulah, ini kan mau bahas Rony ya, kok malah kemana-mana, wkwk.

Saat naik motor itu, aku juga menyetel Spotify dari playlist khusus yang kubuat sendiri dan berisi semua lagi-lagu Rony. Aku mengendarai motor kecepatan santai. Aku juga punya filosofi untuk mendahulukan selamat daripada cepat-cepat, apa sih yang dikejar? Aku kadang berpikir seperti itu. Aku juga sempat mau kesasar jalan dua kali setiap bertemu simpang Jakarta yang mirip pola daun semanggi itu. Aku masih lemah dalam membaca peta, jika tak akurat, aku bisa muter-muter sampai berkilo-kilo jauhnya. Singkat cerita, aku sampai di La Piazza MKG pukul 18.40 WIB, masih ada 20 menitan lagi sebelum Rony tampil. Aku parkir di luar mall, kena biaya Rp10 ribu. Lumayan mahal kalau dibandingkan parkir normal untuk durasi yang hanya sekitar 2 jam, tapi tentu aku lebih ikhlas uangku untuk orang-orang yang serius kerja seperti abang-abang tukar parkir malam itu, daripada disedot sama penipu online atau membeli barang lain yang tak kubutuhkan.

Aku bertanya pada satpam letak La Piazza yang ternyata tak jauh dari tempatku parkir, dekat malah. Di sana, aku langsung melihat billboard bergambar wajah Rony dan tulisan acaranya "Night Beat with Rony Parulian". Rasanya kayak pengen teriak, "Arghhh Ronyyy!" Kamu keren banget! Terus aku langsung menuju dekat panggung. Ternyata panggungnya outdoor, dan melingkar gitu, jadi audiens bisa nonton melingkari panggung. Nah, aku tuh kebagian yang belakang, jadi bisa jelas lihat Ron The Room macam Bang Boy, Bang Andreas, Bang Rusty, Bang Sugih, dll, datang dan mau preparation. Menurutku, itu posisi yang unik dan gak biasa. Ya, meski gak dapat di depan, Rony selalu adil karena dia bisa membagi panggung dengan baik. Dia mendatangi semua sisi panggung untuk menyapa penonton. Jujur, itu kesempatan yang menurutku paling dekat dengan Rony dari panggung sepanjang lima kali nonton konsernya bos genk.

Salut banget sama konser ini, karena tepat waktu dimulai 18.59 WIB pas! Setelah dibuka sama MC yang gak banyak wa-we-wo, para WeR1, cegil-cegil Rony, dan peserta lain pada teriak-teriak histeris nyebut nama Rony. Waktu itu La Piazza penuh. Rony datang pakai kemeja bekerah warna hijau kehitaman dan jeans berwarna hitam. Argh, gila, ganteng maksimal seperti biasa. Rony menyapa para penonton, dia juga bilang senang bisa manggung di MKG karena dua hal yang kutangkap. Pertama, konsernya kali ini ditemani oleh kedua orangtuanya, ada Mama dan Papa sedang nonton. Kedua, MKG gak jauh dari tempat tinggal Rony, seingatku dia bilang rumanya di seberang gitu di sekitar Tanah Merah. Aku lihat Rony happy malam itu, aku bisa merasakan energinya. Rony juga manusia genk, sebagai fans bos yang baik, aku cukup peka terhadap energi itu. Menurutku, La Piazza salah satu panggung terbaiknya Rony.

Malam itu, Rony menyanyikan 11 lagu, set list songs yang aku catat, dia menyanyikan lagu:

  1. Butuh Waktu
  2. Dengarlah Cinta
  3. Mengapa
  4. Salahi Aku (pertama kalinya dinyanyikan live kata Rony)
  5. Angin Rindu
  6. Tak Ada yang Sepertimu
  7. Satu Alasan
  8. Tetap Bukan Kamu (featuring WeR1)
  9. Sepenuh Hati
  10. Tak Ada Ujungnya
  11. Pesona Sederhana

Seneng banget, sealbum lebih plus kolaborasi-kolaborasi Rony dengan musisi Indonesia lainnya dinyanyikan. Komplit sih ini, kurang lagu "Sampai di Sini" dan "Kau Selalu di Hati" aja yang belum--plus lagu "Tenang" yang dibawain Judika, hihi. Moment yang paling tak bisa aku lupakan tentu ketika Rony ada dekat banget sama aku berdiri, bisa videoin Rony sedekat itu rasanya speechless, haha. Moment lainnya saat Room The Ron pada foto bareng, Rony gak diajak, terus dia fomo ikut, wkwk, sambil Rony bilang, "Kerja, kerja, kerja, malah foto," dengan nada bercanda. Rony kuperhatikan juga perhatian dengan tim dokumentasinya, ada mbak-mbak yang aktif banget dokumentasiin Rony pakai hape, aku tidak tahu siapa namanya. Namun, ada moment pas Rony nyanyi "Tak Ada Ujungnya" di depanku pas sambil bawa tamborin, Rony memainkan tamborin itu ke si mbak-mbak ini sebagai kode menyapa. Manis sekali. Setelahnya aku baru tahu nama Mbak ini Verina Alifia.

Ya Allah, ini Rony selalu bisa bikin aku meleleh dari banyak hal: beban hidup, pekerjaan, kesialan, dan masalah-masalah duniawi lainnya. Nonton konser Rony jadi semacam ritual selebrasi dan liberasi, aku bisa menghabiskan suaraku di konser itu, dan bodoh amat dengan suara-suara lain di sekitarnya. Ahh, aku senang banget malam di MKG ini, sampai gak terasa konser tiba-tiba berakhir. Aku merasa ini sangat cepat sekali. Rony dan Ron The Room juga pamit kemudian dengan melakukan "salam helikopter" mengelilingi penonton, wkwk. 

Usai konser itu, aku duduk-duduk sambil rekap berita kerjaan. Aku sempatkan rekreasi masuk ke mall, mampir ke gerai Oh Some dan Uniqlo, cuma cuci mata aja, haha. Pas pulang, aku pasang headset, masih menyanyikan lagu-lagu Rony lagi. Di sepanjang jalan aku bisa nyanyi-nyanyi sendirian dengan bebas dan suara kencang. Ya Allah, senang banget rasanya. Aku juga merasa melewati suatu tempat yang dulu sempat membuatku trauma karena kejadian yang bisa kubilang bodoh dan menyakitkan, tapi malam itu rasanya aku legowo dan ikhlas. Rony membuat segala hal jadi lebih baik. Terima kasih banyak ya Rony, semoga Tuhan selalu melindungimu dan sehat-sehat lalu.

Menurutku, sebagai kesimpulan, MKG concert adalah salah satu panggung terbaiknya Rony. Pertama, karena mama-papanya datang. Kedua, karena dekat rumahnya Rony. Ketiga, karena Rony ditemani pacarnya (standing mic). Aku juga sepakat dengan perkataan salah satu netizen, "Pertama kali nonton dan cuma bilang dalam hati dia pantas bisa sampai saat ini, karena sepanjang acara dia gak pernah nglihatin capek, badmood, atau negative vibes lainnya. Dia benar-benar keren, semoga akan selalu seperti itu ya Rony." (@rickaicha). Yappp, ini betul banget, kadang aku pernah bertanya random, "Pernah gak sih Ron, lu capek?" Pasti pernah sih, tapi gimana kamu handle semua itu keren banget.

Hal menarik lainnya, waktu itu ada pertemuan WeR1 juga, mereka sedang foto-foto. Mereka pakai dress code merah maroon. Surprisingly, entah kenapa saat nonton aku juga pakai kaos warna maroon yang kubeli dulu saat pameran seni rupa tribute to Pramoedya Ananta Toer bertajuk "Jejak Langkah dalam Pertarungan". Pada hari Minggu, 4 Mei 2025 di Balai Budaja Jakarta. Aku beli kaos bergambar Pramoedya dengan tulisan, Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka karena usahanya sendiri, dan maju karena pengalamannya sendiri.” Rasanya, kek, semesta sepertinya secara alami udah menjodohkanku menjadi WeR1.

I lof you as always.

 
Sumber: WeR1 Jabodetabek
PS: Siang ini aku udah siap-siap war ticket "Sing As We R" di perayaan dua tahun Rony Parulian untuk tanggal 20 Oktober 2025. Ya Allah, belum ada semenit udah sold out! Sedih banget! Banyak yang komentar sama, ini war ticket ngalah-ngalahin Black Pink wkwk. Aku udah pasang alarm, refresh terus sampai link ada, dan usahain internet stabil. Namun, ya, semesta belum mendukung. Kita harus bersikap dewasa genk. Ya sudahlah, bukan rejekinya, ketemu kamu di event-event lain ya, Ron! I lof you as always.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar