Maaf Pak Boris, kembali ke Anda. Barangkali setiap penulis baik selalu begitu, seperti katamu, "ia tidak ingin mengungkapkan segala sesuatu secara eksplisit, ia ingin menjaga hal-hal yang penting tetap tersembunyi, hingga ada pembaca yang mampu mengungkapkannya." (p. 26)
Terlepas dari sulitnya saya mengingat nama-nama Rusia yang ada dalam budayamu, saya ingin memulai tulisan ini dari yang termudah dulu Pak Boris, alur. Di awal buku, kau bercerita tentang keluarga Zhivago, seorang ayah yang kaya raya, tapi harus mati tragis saat mabuk lalu terjun bebas bunuh diri saat kereta sedang berjalan. Dia meninggalkan seorang anak laki-laki yang menjadi dokter hebat bernama dr. Yury Andreyevich Zhivago, yang nasibnya menjadi inti kisah dari buku ini.
Seingat saya, buku ini dimulai di Moskow tahun 1901 hingga musim panas, 1943. Dari sebelum PD I (28 Juli 1914 hingga 11 November 1918) hingga pasca itu dan PD II (1 Sep 1939 – 2 Sep 1945). Rusia saat itu mengalami revolusi dan mengalami masa hidup yang sangat berat di bawah kekuasaan tentara merah dan tentara putih.
Kau mengawali kisah buku ini dari titik sederhana saja, kisah Yury. Dia yatim piatu setelah ayahnya meninggal, dia bertemu dengan sahabatnya Misha. Juga berkenalan dengan Lara dan ibunya yang miskin. Terlebih Lara, ada dua pertemuan ganjil yang mempertemukan mereka, di sebuah pesta saat orang terdekat ingin bunuh diri dan saat Lara menembak Komarosky, pengacara brengsek yang menghancurkan masa mudanya, sekaligus juga sosok yang menyebabkan ayah Yury meninggal. Sautu hari, Yury dan Misha mendengar apa yang dibicarakan Lara dan Komarosky.
Karena kau memberi judul setiap subbab di novelmu dengan tahun, aku merasa alur buku ini sangat cepat. Tiba-tiba saja, Yury dan Tonya (sahabat kuliah jurusan hukum) menikah, lalu mereka punya anak laki-laki lucu bernama Shasa. Namun, kondisi hidup Lara semakin berat, dia harus keluar dari pengaruh toksik Komarosky dengan menjadi guru privat bagi Nadya yang punya orangtua cukup mapan, meskipun adik Lara juga menyusahkan karena punya hutang pada Komarosky dan Lara harus membayarnya.
Namun, yang menjadi penegasakan di novelmu adalah soal gejolak revolusi yang terjadi pada itu. Revolusi Bolshevik atau yang dikenal dengan Revolusi Oktober punya mood yang kuat. Revolusi ini dipimpin oleh Vladimir Lebin tahun 1917 di Rusia, dengan tujuan mendirikan Republik Sosialis Soviet (cikal bakal Uni Soviet) dan berhasil menggulingkan pemerintahan sementara Rusia. Dampak dari revolusi ini membuat keluarga Yury berpindah dari ibukota ke desa-desa kecil di Rusia.
Pergolakan dan perpindahan tentu tak semudah itu. Yury di kereta ditangkap, direbut dokumennya, sementara Tonya selepas kematian ibunya dan dijodohkan dengan Yury, merasa ketakutan akan kelaparan dan tak memiliki tempat hidup yang layak. Sampai akhirnya, Yury bertemu dengan Strelnikov salah satu pimpinan tentara merah yang memiliki nama lain Pasha, yang tak bukan adalah suami Lara! Di bab lain diceriakan, Lara menikah dengan Pasha dan punya satu anak perempuan bernama Katya. Mereka tinggal di sebuah desa kecil, Lara memilih jadi guru, tapi Pasha karena jiwa progresifnya ingin jadi tentara dan ikut perang sampai akhirnya jadi pemimpin yang disegani.
Di masa itu, Lara karena kehilanga Pasha mencari suaminya, dia ikut jadi pendidikan perawat untuk program perang, dan ndilalah Lara ketemu lagi dengan dokter Yury. Cinta tak bisa dibendung, keduanya bertemu dan Yury jatuh cinta lagi, karena dia merasa Lara lah cinta pertamanya, bukan Tonya. Mereka akhirnya menjalin hubungan, hingga Yury di bab lain mempertaruhkan kehidupan rumah tangganya dengan Tonya agar bisa hidup dengan Lara. Bahkan seakan dia tak peduli jika rumah tangganya akan hancur.
Hubungan Yury dan Lara menguat ketika mereka bertemu di perpustakaan. Ketika Yury ingin membuat buku tentang kehidupan dan apa yang terjadi di sekitar masanya. Namun, pergolakan tetap pergolakan, terjadi kesengsaran di mana-mana, makan susah, minum susah, tempat tinggal susah, apa pun seakan tak lepas dari bom, pembumihangusan, dan masyarakat tak sempat menikmati hal-hal semacam cinta mencintai. Sampai yang aneh Pak Boris, Komarosky tiba-tiba berubah jadi baik hendak menolong Yury dan Lara untuk keluar dari jebakan tentara merah saat Komaroksy jadi petingginya. Dan, yang membuatku miris, seenaknya saja kau matikan Pasha dengan cara tak beradab. Dia bukan mati saat perang, tapi mati bunuh diri bahkan di rumah istrinya setelah ngobrol dengan Yury, saya sakit sekali rasanya Pak.
Di akhir cerita, Lara tak tahu pergi kemana, mungkin dia ditangkap dan nyawanya tak diketahui lagi, tapi dia punya satu anak lagi dari hubungannya dengan Yury. Anak perempuan itu jadi generasi kedua setelah perang yang hidup dengan ceroboh tanpa orangtua, dan akhirnya dirawat oleh saudara tiri Yury yang bernama Yevgraf. Bodohnya juga, aku rasanya ingin memaki-maki Yury, dia juga menikah lagi untuk ketiga kalinya dengan Marina, dan punya anak lagi. Aku tak habis pikir dia bisa menulis dan menggapai hidup yang diinginkannya sementara tokoh-tokoh perempuannya hidup menderita. Buku-buku Yury akhirnya dikenal dan namanya jadi harum, tapi kisah istri-istri dan anak-anaknya sungguh menyedihkan Jujur, Pak Boris, saya benci tokoh Yury ini, bagi saya dia tipe lelaki toksik.
Pesan utamamu di buku ini adalah bagaimana revolusi ke revolusi meninggalkan dampak yang sangat tidak mudah. Lewat buku ini, pada tanggal 23 Oktober 1958 kau memenangkan hadiah novel sastra. Bukumu ini sempat dilarang pemerintah Uni Soviet. Jika buku ini berkategori romantis, barangkali aku sepakat dengan Nikita Khrushchev, jika bukumu ini meromantisasi kelas atas Rusia pra-revolusi dan merendahkan kelas petani dan kelas bekerja yang berjuang melawan rezim Tsar. Pak Boris, aku tak sepakat denganmu soal ini. Cerita ini memang tipe kelas atas dan terdidik sekali.
Oke, mungkin aku bisa mengerti jika kebrutalan pemerintahan baru membuatmu takut, kau seperti abai pada politik. Kau juga menolak Lenin bahwa seni harus yang heroik dan meotivasi perubahan politik, padahal menurutmu, seni yang fokus pada kebenaran abadi, alih-alih pada perhatian historis dan sosial. Sebagai seorang pasifis, di masa banyak orang bunuh diri, kau memilih bangkit dari kuburan itu, dan keukeuh pada diri sendiri. Bahkan ada perkataan populer, "Segalanya berubah di bawah zodiak kita, hanya Pasternak yang tetap Pasternak."
Jika Dr. Zhivago merupakan pengalamanmu sendiri di masa perang dan revolusi, dengan corong suaramu adalah suara Yury, kupikir kau juga bukan lelaki yang cukup baik di mataku, atau ya, tak sesuai dengan nilai-nilai yang kuanut. Karyamu ini memang mendapat prestasi, sampai diselundupkan di dunia Barat tahun 1957, diterbitkan pertama kali bahkan dalam bahasa Italia dan bukan Rusia, lalu bahasa Inggris pada 1958.
Dr. Zhivago ini katanya juga dianggap:
- Eksperimental dalam struktur dan bentuk, kau membuat plot yang tidak konvensional. Kau tidak mengikuti alur linier yang rapi, tapi melompat-lompat antara periode waktu, peristiwa historis, dan ruang batin. Plot yang kau susun lebih pada kilasan perenungan filosofis daripada aksi dalam plot klasik.
- Radikal dalam ideologi dan pandangan sejarah masa itu, ya Pak, kau menolak narasi revolusi sebagai hal heroik, alih-alih kau merayakan Revolusi Rusia 1917, kau justru memperlihatkan sebaliknya: kehancuran personal, moral, dan spiritual yang ditimbulkan karena rvolusi. Tokohmu bukan pahlawan revolusioner, tapi manusia yang tersesat, tercerabut dari makna, dan dihantui absurditas sejarah. Kau juga menganggap manusia lebih penting dari ideologi. Kau menolak realisme sosialis dengan doktrin kolektivisme, dan menekankan dignitas individu, cinta, dan kebebasan berpikir. Tokohmu ingin tetap manusiawi dalam sistem yang menindas.
- Tidak lazim karena kau menolak realisme sosialis: kau memilih jalan hidup yang berbeda, menolak cerita tentang kaum proletar, heroik, patuh pada partai, dan semangat membangun komunisme, kau justru benci itu, menghindari glorifikasi itu, bahkan kau mengambil sikap ragu, sedih, dan ambigu. Kekuatanmu tentu di sini, kau menolak ideologi dominan dan menolak jadi alat propaganda lewat pergulatan batin manusia dalam sejarah yang kejam. (Pak, aku jadi terinspirasi menulis tentang tokoh yang menolak kapitalisme di era kehidupan modern). Kau tidak menulis sejarah dari sudut pandang pemenang.
Darimu aku ingin belajar, bagaimana menulis prosa yang punya nafas puisi, bukan hanya sekadar kata, tapi juga sensitivitas rasa. Ya, literatur sejati tak meniru yang hidup, tapi melampaui yang hidup. Kau juga menulis dari hati, tak mengikuti tren/kekuasaan. Kau tak tunduk pada ideologi dominan, kau memilih kebenaran batin. Tulisan yang jujur membawa umur yang lebih panjang daripada ideologi apa pun. Aku tak ingin takut bicara tentang makna dan luka.
Mungkin jika Pak Boris hidup, dia akan berkata padaku: "Sejarah bisa jadi perampok yang halus, yang bisa membungkam manusia di balik kata 'revolusi' dan 'kemajuan'. Sejarah adalah kegaduhan. Jiwa manusia layak didengar, bahkan jika ia hanya berbisik. Manusia tetap manusia yang punya musim semi dan gugurnya sendiri. Aku penulis yang menulis untuk mengikuti ideologi tertentu, aku menulis karena aku tidak tahu cara lain untuk hidup selain mencatat luka manusia dan dunia."
Kutipan:
"Aku tidak ingin pergi ke pengadilan untuk
mendengarkan detail kehidupannya yang bodoh dan menyedihkan, dan tidak
mendapatkan apapun darinya." (p. 28)
"Itu bukanlah yang pertama
kali orang-orang di atas kereta api mendengar nama Strelnikov. Seperti
penduduk dataran rendah Kelmes, mereka mulai menghubung-hubungkan nama
ini dengan tanda-tanda kekerasan yang mereka lihat." (p. 80)
"Jangan melakukan pekerjaan ini dengan tergesa-gesa, kamu akan kelelahan sendiri," kata yang lebih tua. (p. 81)
"Kekuatan karakternya terasa memenuhi seluruh ruangan gerbong kereta itu..." (p. 85)
"Dia
membaca seolah-olah itu adalah hal yang paling sederhana di dunia,
sesuatu yang bahkan binatang pun dapat melakukan." (p. 94)
Judul: Doctor Zhivago | Penulis: Boris Pasternak | Penerjemah: Haryo Dipo Adinegoro | Penerbit: Narasi | Jumlah Halaman: 144 | Cetakan: Pertama, 2007

Tidak ada komentar:
Posting Komentar