"...keledai tampaknya lebih cerdik daripada kaum perempuan. Ia juga mengerti sekarang mengapa laki-laki menolak membawa beban di kepala mereka. Ia menggeser tempayan itu ke bagian bawah punggungnya dan beban itu rasanya lebih ringan. Hembusan angin yang sejuk perlahan-lahan masuk ke dalam paru-parunya. Kepalanya bebas dari beban itu dan sebuah pikiran baru muncul dalam benaknya. Rasa herannya bertambah semakin ia merenungkan pikiran itu. Tubuhnya mulai bergetar. Gelombang perlawanan menjalar ke seluruh tubuhnya seperti gigilan demam."Saya mengartikannya begini: perempuan sering menyimpan bebannya di dalam kepala. Kalah sama keledai yang menyimpan bebannya di punggung. Okay, saya paham. Jangan diulangi.
Rabu, 10 Juni 2015
Perempuan dan Beban di Kepalanya
Kata Nawal El-Saadawi dalam novelnya Love In The Kingdom of Oil, novel yang sangat surealis. Tentang perempuan arkeolog yang bercita-cita ingin menjadi nabi, juga tentang perpolitikan kekuasaan minyak di kawasan Timur Tengah sana. Dalam novel ini Nawal menggambarkan jika perempuan-perempuan punya tradisi menaruh tempayan di kepalanya (ini simbol), dia bilang begini:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar