Jumat, 07 November 2025

Izinkan Aku Menjadi Menyek-Menyek

Aku mendidik diriku terlalu keras. Saking kerasnya, saking semuanya kupendam sendiri, aku kelelahan. Ternyata, aku merasa sedikit yang bisa menampung kesedihanku ini. Kalau diamat-amati, satu yang selalu hidup di diriku sampai sekarang: Aku menolak menjadi lemah dan bodoh. Aku selalu mempertahankan sisi perfeksionis ini dalam hal apa pun. Dan aku kewalahan. Ternyata, bukan hal perfect yang benar-benar kubutuhkan. Namun menerima sesuatu dengan sejujur-jujurnya jujur pada diri sendiri. 

Ditambah, tahun 2025 ini adalah tahun yang sangat jancuk! Banyak hal yang menghantamku di tahun ini. Aku mulai menyadari pola-pola lama yang memenjarakanku, dan berusaha bebas darinya. Aku sadar jika rezeki emang bukan milikku, tugasku hanya berusaha. Materi, uang, dan emas yang kutabung sepanjang kerja di Jakarta lenyap dalam sekejap mata. Aku mulai sadar jika tak semua orang baik, sebagian mereka memang punya karakter setan yang lebih banyak daripada malaikatnya. Aku perlu memberi pagar tak kasat mata pada apa pun yang punya potensi menyakiti dan menghancurkanku. Aku ingin lebih peka pada nuansa peristiwa. Sensibilitas rasa ingin kulatih sampai partikel terkecilnya.

Hidup dan cara pandangku berubah banyak. Termasuk aku ada pergeseran pada hal-hal kecil karena pengaruh lingkungan sehari-hari: cara memilih makanan, cara menata barang-barang di kos, cara bekerja dengan efektif-efisien, cara bergaul dengan kolega, cara berkomunikasi dengan orang-orang sekitar, termasuk cara mendengarkan musik. Aku sudah siap dengan semua label yang orang hakimkan. Bukankah sejak dulu aku sudah terlatih dengan perasaan berat penghakiman dan ditinggalkan sampai mati rasa?

Lewat tulisan ini, izinkan aku menjadi menyek-menyek... Lalu, akan kuevaluasi lagi hal-hal yang tak sesuai dengan nilai-nilai yang kuperjuangkan sejak dulu, dengan larat-larat, dengan air mata, dengan pengorbanan yang berat. Diiringi dengan kumurnian motif, menambah rasa syukurku, mempertahankan ketenangan hari demi hari, menjadi rumah aman, dan hidup pada jalan yang lurus. Hanya ini harta abadi yang kupunya, yang kumiliki.

4 komentar: