Jumat, 04 Oktober 2024

Catatan Film #26: Young Sheldon (2017)

Ini serial US berikutnya dengan banyak episode yang kutonton setelah Bojack Horseman. Aku menyelesaikan serial ini pada tanggal 1 Oktober 2024 lalu. Banyak pelajaran berharga yang kudapat berkenaan dengan hidup, menjadi orang tua, menjadi anak, menjadi murid, menjagi umat beragama, menjadi kekasih, menjadi nenek, menjadi pemimpin, menjadi rekan kerja, film ini begitu kompleks. Dia tak mencoba menceramahimu dengan nilai-nilai berkaitan dengan hidup, karakter mereka realistis, karena mereka realistis, makanya mereka hidup. Bahkan setiap karakternya aku bisa mengingatnya dengan baik. 

Aku mungkin tak akan berbicara terkait alur, karena dari season 1 saat Sheldon masih kecil, hingga season 6 yang tayang di Netflix saat Sheldon udah jadi anak kuliahan begitu menarik untuk diikuti. Tiap episode di tiap season-nya membawa kelucuan sendiri. Inti garis besar alurnya adalah, bagaimana George dan Mary membesarkan ketiga anak mereka yang spesial, dengan bantuan seorang nenek (Meemaw) yang bisa menjadi dirinya sendiri. Aku tak melihat serial ini sebagai komedi, malah aku melihatnya sebagai teater hidup yang bagus.

Bahkan, aku bisa belajar tidak hanya dari tokoh-tokoh utama, tapi juga tokoh-tokoh pendukung yang banyak sekali dan memberi warna mereka sendiri. Seperti teman Sheldon bernama Paige, ah, kasihan sekali anak perempuan genius itu. Orang tuanya bertengkar, dia disorientasi terkait kecerdasannya, menjadi anak nakal alih-alih mencitrakan diri sebagai genisu seperti Sheldon (padahal Paige lebih genius dari Sheldon), dan Paige lebih banyak membuat kenakalan remaja bersama Missy, misal ketika Missy kabur dari rumah mengajak Paige ke Florida sebagaimana di film "Thelma & Louise". 

Tokoh pendukung lain yang menarik misal tentang Pastor Jeff, Pastor Rob, dan ibu yang suka merokok yang ngurus administrasi itu. Bagaimana Pastor Jeff menikah dua kali, dengan pernikahan pertama yang gagal. Juga hubungan akademik yang tak selalu soal fisika dan matematika sebagaimana terjadi pada Dr. Sturgis, Dr. Linkletter, Rektor Universitas, di mana para pria genius ini mencintai Meemaw; meski hingga season akhir, Meemaw lebih memilih Dale, pelatih bisbol, yang mengizinkan Missy, anak perempuan untuk ikut bisbol. Kupikir Meemaw memang lebih cocok dengan Dale, karena lebih bisa mengimbangi karakter Meemaw.

Tokoh pendukung lain, seperti teman Sheldon dari Vietnam bernama Tam Nguyen, sumpah, ini pas keluarga Tam yang seorang imigran ke Amerika lucu banget, gimana menurut mereka bekerja keras di negeri orang itu lebih penting daripada perayaan hari-hari di US semacam Haloween atau lainnya. Yang paradoks juga tentu Billy Sparks anak dari Brenda Sparks, tetangga Sheldon. Billy kemampuan otaknya bertolakbelakang dari Sheldon, dia sering tak naik kelas, passion utamanya tentang ayam, dan pernah mengajak Missy kencan ke ayah Missy sendiri, George. Billy anak yang polos, tapi begitu jujur. Kalau dia sedih pun, mungkin orang akan sulit untuk mengenali emosinya. Juga kisah teman-teman George di sekolah, bagaimana guru-guru mengistimewakan Sheldon. 

Namun, yang menarik tentu para tokoh utamanya. George adalah tipe ayah yang memberi kebebasan kepada anaknya, tak penuntut, tapi juga orang yang sangat realistis. Adegan ayah anak paling menyentuhku adalah bagaimana hubungan George dengan Missy anak perempuannya. Ketika mereka makan malam berdua, ketika George mengajari Missy menyopir, hingga di akhir season 6, ketika George dan Missy sama-sama berbaring di jalan di tengah tornado datang, dan tornado itu memporak-porandakan rumah Meemaw hingga berkeping-keping.

Lalu karakter Mary, dia adalah sosok ibu yang sangat religius sebenarnya. Dia bekerja untuk gereja, meski setelah Georgie menghamili Mandy saat usinya baru 17 tahun, sementara Mandy hampir beda 9 tahun darinya, membuat Mary berhenti kerja di gereja, dan ikut kerja di tempat Brenda. Mary adalah sosok ibu yang manis, sosok ibu yang sepertinya diimpikan siapa saja. Dia pintar memasak, pinta menenangkan anak-anaknya terutama Sheldon, dan sangat perhatian sama anak-anak mereka.

Sosok anak pertama, Georgie, tentu dia anak yang sangat unik. Sebagai anak pertama, dia punya pikiran sendiri, cukup keras kepala, dan tak mau dikendalikan. Melihat Georgie seperti melihat ke diri sendiri, haha, ya, begitulah anak pertama, aku punya beberapa kesamaan dengan Georgie memang. Drama Georgie memang sangat banyak, selain menghamili Mandy, dia juga drop out di kelas-kelas akhir mau kelulusan, dia tak suka sekolah, tapi punya kemampuan luar biasa di bindang bisnis, sales, dan otomotif. Bahkan ada di sebuah episode, Georgie bisa menemukan lubang ban yang kempes hanya dari mengelus ban itu. Tapi, senakal apa pun Georgie, dia tetap tanggung jawab, dia menikahi Mandy dan berusaha menjadi ayah muda yang baik bagi CeeCee. Sebelum menikah dengan Mandy, Georgie juga pernah suka sama Veronica, gadis nakal yang telah bertobat ke gereja.

Anak kedua yang tak kalah manis adalah Missy. Sebagaimana nasib anak-anak tengah pada umumnya, Missy merasa dirinya paling tidak diperhatikan oleh ayah ibunya dibandingkan kakak atau adiknya. Missy sempat minggat dari rumah gara-gara ini, hingga Sheldon menjemputnya. Ya Allah, Missy ini sebenarnya manis banget. Aku suka karakternya, meski dia nakal (dan mencoba berbagai kenakalan), lagi-lagi Missy akan kembali lagi pada keluarganya, pada ayah, ibu, kakak, atau adiknya. Misal ketika dia ingin ikut pesta, dia selalu minta izin pada Mary; atau ketika disakiti oleh cinta pertama di sekolah dia lari ke Meemaw, Meemaw adalah penasihan utama percintaannya. Aku suka karakter Missy, satu kata tadi, anak manis. Di balik sikap tidak pedulinya di luar, sebenarnya dia anak yang paling peduli dan sayang dengan keluarganya. Ada episode lucu ketika Missy dan Sheldon karakternya diteliti secara ilmiah, dan terlihat bagaimana empatiknya Missy.

Anak ketiga, tentu yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini: Sheldon Cooper. Awal-awal aku tidak begitu ngeh kalau Sheldon dan Missy itu anak kembar laki-laki dan perempuan. Sikap dan sifat mereka jauh. Kalau Sheldon di otak kiri, Missy di otak kanan. Fokus ke Sheldon, aku melihat Sheldon ini seperti orang yang punya dunia sendiri. Dia tak dipengaruhi oleh sekelilingnya, apa pun celaan, tantangan, atau makian yang datang kepadanya benar-benar diprosesnya secara ilmiah. Jika kejadian tertentu akan melukai perasaan Missy, maka itu tidak akan bisa melukai perasaan Sheldon. Barangkali, hal-hal yang melukai perasaan Sheldon adalah berkaitan dengan hal-hal ilmiah juga, misal dia gagal nemuin rumus, gagal dengan proyek database pemrograman. Kecintaan Sheldon pada serial luar angkasa Star Trek juga cukup menarik, karena membawanya kabur sendiri dengan bus menuju tempat idolanya.

Serial ini secara keseluruhan mengajariku tentang: menjadi tidak sempurna dan banyak kesalahan itu it's okay, toh semua akan berlalu juga. Serial ini sangat-sangat realistis. Kedua, menjadi nyentrik dan tetap menjadi diri sendiri itu penting, karena dengan begitu, kamu akan lebih diingat orang lain. Ketiga, hubungan antar-manusia itu sebegitu kompleksnya, dan orang-orang yang mendukungmu pertama kali dan bisa diandalkan adalah keluarga dan sahabat-sahabatmu. Keempat, menjadi tua tapi tetap gaul itu penting sebagaimana dicontohkan Connie. Kelima, jadi angsa hitam dari sekian banyak angsa putih itu juga gak papa banget. Keenam, mandiri dan miliki pikiran sendiri. Ketujuh, masa depanmu tak ditentukan oleh guru dan tetanggamu. Kedelapan, gak jadi jenius gak papa, yang penting kau punya karakter kau sendiri. Kesembilan, aku merekomendasikan serial yang sungguh "bazinga!" ini. Dan masih banyak lainnya....

Ini dia pemain-pemain kuncinya:

Young Sheldon's characters
Another characters

Ya, I have finished watching all of their episodes on Netflix. They gave me a better perspective and paradigm about American people, not on NY/LA's life that is overrated, but as Texans. Many memorable moments like a rock-and-roll grandma (Meewmaw), or not an easy-peasy role as parents, or a dad who was imperfect yet the realistic father that he could be, a mom who remain stricts at The Lord and the church, the family first over anothers, siblings bonding, neighborhood relationship, academic humorous and darkness, so on. For God's sake, it's amazed following them from they were children to the mature guys as they're now. Thanks to Cooper's family: George, Mary, Georgie, Missy (Melisa), and Sheldon (Shelley).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar