Beberapa hal yang digali dalam "We Are One" adalah suatu harapan, perjuangan, dan solusi kolektif. Para penulis menghadirkan narasi personal aneka pekerja, tak hanya seputar bagaimana emosinya tapi juga performa suatu kerja. Laporan dari tangan pertama ini memperlihatkan terkait perlindungan hak pekerja, bagaimana suara mereka disurakan, dan dampak positif dari serikat pekerja dalam kehidupan sehari-hari hingga keluarga.
Laporan dari tangan pertama juga mendidik pembaca terkait arti serikat dan bagaimana serikat bekerja. Hal-hal seperti kampanye, urusan sertifikasi, bargain kontrak, dll. Salah satu narasinya, seorang pekerja pabrik garmen muda yang masuk menjadi anggota UNITE HERE menjelaskan bagaimana pengaruh anti-serikat salah menginterpretasikan serikat kerja. Suara-suara yang sebenarnya penting untuk didengar di tengah kondisi polarisasi politik.
Meski para pekerja ini berbeda secara geografi, sektor, dan budaya; mereka meiliki hubungan yang kuat secara partisipasi sebagaimana mantra "We Are One". Pembaca juga bisa menemukan potensi solidaritas yang hadir di antara serikat dan non-serikat dalam sektor kerja yang sama. Buku ini juga bertanya terkait harapan dan mimpi, hingga bagaimana komunitas kelompok membangun kekuatan dan rencana di masa depan.
Buku ini bisa dibacadari remaja hingga dewasa. Baik narasi secara satu per satu tak urut hingga semua. Bisa memberi pemahaman terkait organisasi serikat beserta strukturnya dan bagaimana serikat tersebut bersatu dalam gerakan sosial. Serta bagaimana individu ini melakukan usaha untuk masyarakat secara lebih luas, terkait kesempatan pendidikan, keamanan kerja, aksi kolektif, perubahan institusional, dan transformasi sosial.
Wills, Ericka. “Book Review: We Are One: Stories of Work, Life, and Love, Edited by Elizabeth R. Gottlieb.” Labor Studies Journal 41, no. 2 (June 2016): 221–23.
Selengkapnya: https://doi.org/10.1177/0160449X16653945a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar