Dalam tulisan Tressie McMillan Cottom berjudul "Where Platform Capitalisme and Racial Capitalism Meet: The Sociology of Race and Racism in the Digital Society" yang terbit di Jurnal Sociology of Race and Ethnicity ini ingin menteorisasikan dan memformulasikan terkait kapitalisme rasial dan kapitalisme platform yang ada di masyarakat digital. Menurutnya, ekonomi politik, ras dan rasisme di masyarakat digital mesti diteori dan diformulasi dengan benar. Internet sebagai teknologi komunikasi dan teknologi internet membentuk rezim sosiopolitik yang berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan yang ingin dijawab, bagaimana titik potong antara kapitalisme plaform dan kapitalisme rasial?
Internet dalam masyarakat digital memiliki karakteristik: teknologi internet memiliki jaringan modal; mengkonsolidasikan modal dengan kekuatan koersif; meratakan organisasi hirarkis; memproduksi chamber-nya sendiri pada budaya. Menurut penulis ada dua perubahan ekopol mengenai ras, etnis, dan rasisme: (1) jaringan kapital membentuk hirarki rasial global yang beragam lintas spasial geografis, serta (2) privatisasi publik dan kehidupan ekonomi dalam bingkai mengeksklusifkan hal-hal yang semestinya inklusif. Aktor-aktornya memproduksi yang pertama, meningkatkan yang kedua.
Tesisnya pula, ekopol ras dan rasisme menunjukkan, teknologi internet secara spesifik memfasilitasi, melegitimasi, dan mentransformasi negara dan modal dalam hirarki rasial global. Negara sebagai agen struktural pertama formasi rasial memili peran bagaimana aliran transaksi modal ini menempel secara global. Hal-hal yang tak jelas dan tak bisa diakses menjadi kepentingan modal dan negara. Lalu dunia data diprivatisasi. Privatisasi terjadi melalui 2 proses: mengekstrak data yang telah ada di publik dan memperluas logika kebingungan secara praktis. Ditambah obfuscation (kebingungan) terjadi bukan karena seseorang tak tahu data, tapi informasinya susah diakses.
Juga terkait ekslusi via inklusi di mana predatory inclusion menjadi logic operandinya. Misal kerja-kerja di bidang pendidikan. Di mana akses pendidikan yang harusnya inklusif jadi eksklusif—semisal dengan penawaran sekolah-sekolah online yang eksklusif. Di sini logika kapital bekerja. Kapital hanya bisa menjadi kapital ketika itu diakumulasi, dengan produksi dan pergerakan relasi dari hebatnya ketidakseteraan pada kelompok manusia (Jodi Melamed, 2015).
Ada beberapa contoh kasus: bagaimana humor gelap orang kulit hitam, Muslim, dan imigran secara online berpengaruh ke offline; hingga isu yang diteliti oleh Noble dan Robert (2019); Watters (2015) bahwa Silicon Valley sebagai proyek rasial. Bahkan membentuk setiap segi kehidupan sosial, taruhlah aplikasi dating. Atau pada pekerja bagaimana aliran modal dari aplikasi menjual jasa ke pelanggan, yang terdiri dari buruh-buruh murah.
Teknologi internet sebagai rezim sosiopolitik: platform memproduksi bentuk baru peredaran/mata uang (data) dan bentuk baru perubahan (cryptocurrency); membentuk struktur organisasional baru antara pemilik, pekerja, dan pelanggan. Di akhir-akhir tulisan, Cottom memberi saran riset kapitalisme rasial ke depan bisa didekati dengan pendekatan sosiologi DuBoisian (Willian Edward Burghardt Du Bois).
McMillan Cottom, Tressie. “Where Platform Capitalism and Racial Capitalism Meet: The Sociology of Race and Racism in the Digital Society.” Sociology of Race and Ethnicity 6, no. 4 (October 2020): 441–49.
Selengkapnya: https://doi.org/10.1177/2332649220949473
Tidak ada komentar:
Posting Komentar