Pada review ini Ann C. Frost membaca ulang buku KKM setelah 25 tahun kemudian (dari dia tengah menempuh jenjang doktoral baru di MIT). Setelah 30 tahun kemudian, apa yang dikatakan penulis memang benar dan tak tampak kesalahan yang muncul, bahkanhingga sekarang pemilihan argumen strategis KKM masih beralasan.
KKM secara tegas memberi pukulan dan melawan penyatuanisme sektor-publik dalam satu keadaan, perburukan kualitas kerja, pengurangan keamanan kerja, menambah pendapatan yang tak adil pada krisis pasca-finansial, dan sedikit harapan bagi reformasi hukum pekerja, serta kesuraman-kesuraman lainnya; merupakan lintasan yang digambarkan oleh KKM pada akhir bukunya. Mereka mengatur buku itu sebagai suatu transformasi dengan memberikan bukti-bukti kontemporer pada masanya. Kemudian KKM mengundang para sarjana untuk melanjutkan riset dan dokumen yang terjadi di dunia kerja USA dan beberapa tema itu tetap diteruskan hingga hari ini.
Bab berjudul "A Strategic Choice Perspective on Industrial Relations" menjadi literatur pilihan strategis dalam relasi industri. Dalam tulisan ini bagaimana penulis membuat kerangka pilihan tata letak strategis dan aplikasinya untuk memahami perubahan relasi industri pada masa itu. Lalu para sarjanamencari dokumentasi yang berdampak pada kapabilitas manajemen SDM sebagai aset strategis pembangunan dan pemanfaatan keuntungan yang bersaing. Seperti pada 1992, Jeffrey Arthur dalam artikelnya yang terbit di Industrial and Labor Relations Review menguji hubungan antara strategi bisnis dan sistem relasi industri di industri baja Amerika.
Lalu, berlanjut pada menguji perubahan tempat kerja (workplace) yang dihubungkan dengan strategi manajemen yang belum diuji oleh KKM. Muncul dalam karya "Low-Wage America: How Employers are Reshaping Opportunity in the Workplace" oleh Eileen Appelbaum, Annette Bernhardt, dan Richard Murnane pada 2006. Para pekerja bergaji rendah sering tak terorganisir, yang memang menjadi strategi pilihan para majikan di berbagai bidang. Baik di manufaktur, hotel, rumah sakit, dll, dalam lingkup industri yang lebih luas.
Kondisi ini menambah kerentanan dan mengurangi kesempatan-kesempatan yang sebenarnya telah ada dalam norma. Padahal keadaan bersatu memainkan peran dalam melindungi kesejahteraan pekerja. Ini tergambar dalam karya "Disintegrating Democracy at Work" oleh Virginia Doellgast pada 2012 di bidang telekomunikasi. Juga karya "The Fissured Workplace" oleh David Weil pada 2014 merupakan perluasan dari tema buku Transformation. Weil menggambarkan realitas baru dari banyak pekerja kontrak, temporal, dan itu dibuat sebagai pilihan pihak manajerial.
Buku Transformation berfokus pada evolusi tempat kerja Amerika dan memberi perhatian pada dokumentasi para stakeholder dari majikan, pekerja, dan representasi dari mereka. Ini menjadi warisan berharga untuk para sarjana dalam melanjutkan waktu, praktik, energi, dan modal intelektualnya untuk menginvestigasi tidak hanya apa itu kerja bisnis dan majikan, tapi juga masalah-masalah pekerja dan representasi mereka. Dalam proses pendokumentasian lintas sektor dan industri, para sarjana telah memproduksi bukti untuk menginformasikan praktik manajemen dan serikat, sebagai proposal yang mendukung kebijakan dan tindakan legislatif selanjutnya.
Bab 6 dalam buku Transformation berjudul "Changing Workplace Industrial Relations in Unionized Settings" menguji perubahan pada tempat kerja dan bagaimana kerja diorganisasikan. Karya-karya yang lahir dan berhubungan dengan karya tersebut seperti buku: "The New American Workplace: Transforming Work Systems in the United States" (1993) dan "Manufacturing Advantage: Why High-Performance Work Systems Pay Off" (2000) yang membahas bahwa pada model performa tinggi, akan memberi keuntungan bagi majikan dan pekerja. Performa tinggi ini tidak hanya di tingkat relasi industri, tapi juga manajemen SDM. Selain itu investasi modal manusia memberikan dampak yang baik untuk meningkatkan performa.
Bab 7 berjudul "Union Engagement of Strategic Business Decisions" menjadi aliran riset dari buku Transformation, terkait menhadapi kolaborasi manajemen serikat dan persekutuan manjemen-pekerja. KKM menjelaskan kerangka memahami, merekam, dan mendokumentasikan bagaimana serikat membuat keputusan ketika terjadi perampasan. Mencari faktor-faktor apa saja yang menghambat program perserikatan, bagaimana agar terus berkelanjutan, dan membangun harapan bersama.
Bab 8 berjudul "American Workersand Industrial Relations Institutions" KKM menjelaskan terkait pengorganisasian dan potensi pembaruan gerakan pekerja (labor movement). Bagaimana anggota serikat puas dengan representasi dari serikat mereka di akhir 1970an dan awal 1980an. Meski ada bukti bahwa mayoritas pekerja yang tak berserikat tak didukung oleh perwakilan serikat. Adanya kepercayaan representasi serikat tradisional tidak bisa memberikan fleksibilitas, efisiensi, dan adaptasi terhadap kondisi modern.
Karya Kate Brofenbrenner berjudul "Organizing to Win" (1998) berkontribusi bagaimana mengorganisisakan model penyatuan, memberdayakan lapisan grassroots, dan memobilisasi rekan kerja para pekerja. Jelas bahwa KKM memberi pengaruh yang luas terhadap riset para sarjana tentang hubungan industri. Baik sarjana 3 dekade yang lalu atau setelahnya, para sarjana yang memulai karir mereka dalam bidang publikasi. Baik secara teoritis maupun praktis.
Termasuk buku-buku klasik berikut ini: "Industrial Relations Systems" (John Dunlop, 1958); "Impact of Collective Bargaining on Management" (Summer Slichter et al., 1960); dan "A Behavioral Theory of Labor Negotiations" (Richard Walton dan Robert McKersie, 1965).
Frost, Ann C. “Book Review: The Impact on the Next Generation of Researchers.” ILR Review 69, no. 5 (October 2016): 1284–88.
Selengkapnya: https://doi.org/10.1177/0019793916662005b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar