Andai ritus melupakan semudah itu. Aku tak perlu melupakanmu hingga hatiku rasanya sesak begini. Tak perlu berpikir waktu berlalu begitu sangat lama. Juga tak perlu menyedihkan kemungkinan-kemungkinan negatif yang kureka-reka sendiri.
Andai ritus melupakan semudah itu. Aku tak perlu berkhayal kau akan menemaniku makan, menemaniku belajar, menemaniku membaca, menemaniku menangis; mendengarkan ceritaku, kesahku, sedihku, protesku, perbuatan-perbuatan konyol dan khilafku; sambil kusadari betapa ekspresifnya aku di depanmu. Aku belum pernah merasa seekspresif ini di depan orang lain, kecuali di depanmu, bersamamu.
Andai ritus melupakan semudah itu. Semudah mengingat semua yang kau bagikan padaku.
Kamu tahu apa satu doaku: jika aku gembok, kamu adalah satu-satunya kunci. Satu saja, satu yang dapat membukanya.
Jika tidak ... Aku akan berdoa: semoga ritus melupakan memang mudah. Semudah melepaskan nafas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar