Jumat, 24 Oktober 2025

Tetap Bukan Kamu: Refleksi Lagu Raisa dan Rony Parulian

Jujur sedih sama gugatan cerai Raisa ke suaminya HD. Yah, karena tahun 2025 ini Raisa gandeng Rony buat duet lagu "Tetap Bukan Kamu", aku jadi pengen berbagi cerita juga. Lagu ini kuhafal dengan baik, dan gak nyangka ini lagu yang ngide Raisa sendiri ditemani Rony Parulian dan Rendy Pandugo (duo RP). Liriknya emang kurasa buat HD. Meski dia nikah sama Hamish, tapi bukan dia jodohnya. 

Rumor dah banyak, dari yang bilang si Hamish mokondo, numpang hidup, pelecehan seksual, open BO di Bali, hingga tunggakan gaji ke karyawannya di Octopus. Pernikahan Raisa dan Yaya awalnya juga tidak direstui sama keluarga Raisa. Mbak Yaya, kamu keren, talented, dan patut dapat pria yang lebih baik. Aku yakin Mbak udah banyak nahan, tapi baiknya emang dilepasin aja Mbak. 

Bahkan di video klipnya ini Raisa emang pengen menghadirkan sosok dirinya dan suaminya dari model yang mereka pilih. Karya apa pun sepertinya emang gak bisa dilepaskan dari kisah pribadi pembuatnya. Palagi kalau udah masuk alam bawah sadar, tinggal ngolahnya jadi lebih baik. 

Lagu Rony yang jarang dinyanyikan live ini bagus banget nyeritain soal² patah hati macam dialami Yaya--yang mengaku pernah menderita anxiety disorder. Pernah nangis dengerin lagu ini di bis, gatau napa, kek ngrasa, oh, iya aku mesti berhenti mutus pola² yang gak bener.

Dari lagu ini aku cuma mo bilang based on my experience: Orang banyak yang gak maju-maju di percintaan karena pola buruk di masa lalu yang terus diulang. Pola jahat itu kadang bikin kita addict sampai-sampai gak sadar itu racun. Misal, ada slogan cinta itu perlu diperjuangkan dan dipertahankan mati-matian sampai gak mikirin diri sendiri, sampai nyakitin diri sendiri. Ini gak sehat.

Saat mencintai orang dengan dalam dan ditolak, dulu aku mikir, apa aku kurang berjuang ya? Sampai-sampai banyak plan di kepala dari A sampai Z yang perlu dilakukan, sampai sadar, oh, ternyata aku berjuang sendirian. Tapi setelah sadar di situ, dampaknya yang berat. Polanya masih ngikut ketika kenal sama orang-orang baru, menganggap cinta yang baik itu seolah cinta yang susah didapatkan, yang membuat terus bertanya-tanya, yang bikin diri sendiri tambah insecure, yang buat lu ngrasa gak cukup, yang buat value dan self worth lu jatuh, dll, dlsb. Itu bukan cinta, itu nyiksa diri (dan itu litelbit tolol). Setelah itu gak henti²nya meriksa diri biar gak terjerat sama pola-pola kek gitu lagi.

Pola jahat yang gak disadari itu kadang kita anggap sebagai "ruang aman" buat kita, padahal bukan. Apalagi manusia itu tipe pemburu, punya naluri ngejar apa pun yang dia pengen, dalam artian sehat maupun tidak sehat. Mau laki-laki mau perempuan punya gayanya sendiri-sendiri. Jebakan past life emang berat buat bongkar hal-hal yang kita anggap nyaman padahal bukan. Terkait relationship, aku masih percaya, cinta yang baik ya cinta yang buat diri lu sehat dan progres waktu demi waktu. Bahkan ujian bakal bikin lu tambah kuat, bukan malah terpuruk. Terpuruk dan gamon itu tanda, cinta lu gak sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar