Senin, 25 November 2024

Pengalaman Les Bahasa Jepang di Evergreen Jakarta (Part 4-end)

Tulisan ini lanjutan dari Part III.

Les Minggu X - 14 Agustus 2024

Minggu ini berjalan dengan lancar, entah kenapa aku cepat sekali menangkap pelajaran bahasa Jepang, pada hari ini kepercayaan diriku meningkat. Aku senang sekali. Meskipun hari ini yang masuk kelas hanya tiga orang, Raffi-san gak masuk, entahlah, tidak ada kabar.

Les Minggu XI - 21 Agustus 2024

Hari ini berjalan dengan lancar juga. Dan sepertinya fix kalau Boim-san tak melanjutkan kelasnya karena udah lebih dari tiga kali dia gak masuk. Raffi-san mulai masuk lagi. Pelajaran hari ini tentang penggunaan kata sifat di dalam bahasa Jepang, lumayan pusing tapi kupikir bisa dipelajari.

Les Minggu XII - 28 Agustus 2024

Pelajaran tanggal 28 Agustus
Hari ini kami mempelajari kata sifat bentuk kedua. Makin kesini, aku mulai kehilangan semangat belajar bahasa Jepang yang udah kubangun di awal. Barangkali karena motivasiku tak sekuat itu jadi belajarnya kian berkurang jauh. Dulu hampir tiap hari meski cuma sebentar, aku bisa memanfaatkan waktu untuk belajar bahasa Jepang, hampir sebulanan ini entahlah semangat itu tererosi dengan banyak. Sedihnya, aku tak begitu menikmatinya sebagai belajar dan kebutuhan, tapi sebatas pelaksanaan kewajiban. Aku cukup sedih dengan kondisiku ini. Tak ada yang salah dengan guru, teman-teman, dan di luar diriku, yang menjadi masalah ada di dalam diriku. 

Apalagi tadi pagi (3/9) aku berefleksi: menjaga semangat di awal itu untuk tetap konsisten sampai garis finished itu ternyata sesusah ini. Aku juga diingatkan oleh postingan Facebook, "Allah itu mencintai yang sedikit tapi konsisten, daripada sehari banyak tapi gak jelas selanjut2nya." Aku menyadari jika pola belajarku adalah pola belajar Bandung Bondowoso, sehari jadi, dan itu tak akan baik, tak direstui alam sebagaimana Bandung tak diterima oleh calonnya. Aku seperti butuh pembimbing untuk ngingetin aku. Aku teringat di China ada bisnis orang yang suka ngingetin target orang lain. Mungkin aku perlu hal serupa. Aku hanya berdoa, semoga besok dan sampai akhir aku selesai les bahasa Jepang ini, aku bisa menyelesaikannya dengan baik, dengan apa pun hasilnya.

Les Minggu XIII - 4 September 2024

Les hari Rabu ini hanya didatangi oleh dua orang saja, aku dan Steven-san, Raffi-san dan Aulia-san tidak masuk. Waktu terasa begitu panjang, tapi bagiku juga terasa lebih fokus. Sebab murid hanya dua, aku merasa lebih banyak konsentrasi yang bisa kuserap. Boleh dibilang, sepertinya aku tak ada masalah apakah murid yang datang banyak atau tidak, walau misal aku sendirian yang datang, sepertinya aku tak masalah. Aku menduga, hari ini hari sibuk, jalanan macet, apalagi Paus Fransiskus dari Vatikan juga datang. Tak biasanya juga Sensei Jovan telat, kata dia jalanan lagi macet. Oiya, hari ini kami belajar terkait "kata kerja" dalam bahasa Jepang. Lumayan bikin pusing, tapi ya dijalani aja ya, hehe.

Les Minggu XIV - 11 September 2024

Belajar Kata Kerja tingkat kesekian

Aku kerenggosan di bulan ketiga belajar bahasa Jepang ini dengan motivasi sebatas senang-senang, wkwk. Teman sekelas ada yang udah gugur juga gak lanjut les--selain Boim-san yang udah tak ada kabar hingga sekarang, Raffi-san juga gak masuk lagi dua hari berturut-turut, untuk Aulia-san masih datang karena minggu lalu dia sakit. Tadi sore aku merasa kerenggosan sangat, pola belajar rutinku udah berantakan memasuki bulan kedua, tapi aku ambil tekad untuk terus belajar. Senseiku baik dan sabar, itu udah bisa jadi motivasi dan teman yang lebih dari cukup. Selebihnya, aku hanya pengen ngrasain berkahnya belajar bahasa.

わたしはできます! ありがとうございます せんせい とともだちです。

Les Minggu XV - 18 September 2024

Hari ini kami selesai belajar terkait kata kerja dalam bahasa Jepang. Hanya ada tiga murid yang datang, dan sepertinya Raffi-san tak melanjutkan lesnya lagi. Aku tak tahu alasannya apa. Hari ini rasanya masih berat karena aku cukup ketinggalan banyak, aku tak belajar sedikit demi sedikit lagi. Namun fakta lain, sensei Jovan ngobrol sebentar dengan Aulia-san, bahwa untuk dapat JLPT 5 itu susah karena kuotanya sedikit dan daftarnya harus rebutan. Aulia-san ingin ikut LPK. Sensei bilang, yang ikut les di sini emang beragam motivasinya, ada yang buat kerja, atau cuma iseng-iseng juga ada. Aku juga baru tahu fakta kalau Boim-san dulu pernah ikut les di Evergreen, tapi gak lanjut, untuk kedua kalinya juga dia tak selesai, mungkin dia tak sempat. Dan, menurut sensei, yang kelas malam lebih enak daripada siang. Siang panas.

Les Minggu XVI - 25 September 2024

Bahas buku bacaan sampai selesai jadwalnya, tapi hari ini aku tak masuk karena ada dinas ke Balikpapan. Dan tanpa disangka-sangka, hari ini pun tidak ada yang masuk sama sekali, Aulia-san gak datang karena hujan datang tanpa henti. Sementara itu, aku tak tahu kabar Steven-san.

Les Minggu XVII - 2 Oktober 2024

Akhirnya, pembahasan buku sampai selesai terjadi hari ini, dan yang datang dan tersisa hanya ada dua: aku dan Aulia-san. Cukup lancar btw, aku senang. Sejak pagi di kantor aku dedikasikan khusus untuk mengartikan berbagai bahasa dan kosakata di buku paket yang disediakan oleh Evergreen. Rasanya cukup releasing atau cukup healing juga membaca dan menulis hiragana. Aku juga berdoa, "Ya Allah, apa pun yang terjadi, izinkan aku belajar sampai batas waktunya selesai. Aamiin." Aku telah sejauh ini, harus bisa, iya kan?

Les Minggu XVIII - 9 Oktober 2024

Alhamdulillah udah sejauh ini
Hari ini latihan ujian selama kurang lebih dua jam, kemudian sejam berikutnya adalah pembahasan. Syukurlah hari ini Steven-san sudah masuk lagi, aku akan sangat sedih jika dia juga memilih untuk mengundurkan diri. Sebenarnya aku tak bisa menjawab soal-soal tersebut, kebanyakan aku tak bisa, dan jika ditinggal sendirian, barangkali aku tak punya ide akan mengisinya dengan apa: sementara vocabulary ku masih melarat dan pengusaan grammar ku masih mberangkang. Tapi setidaknya aku telah melalui hari yang berat ini dan aku senang: aku menikmati kepusingan-kepusingan dan kesulitan-kesulitan yang kupilih sendiri. Ganbatte, Isma! Remember the reason why you are here.

Les Minggu XIX - 16 Oktober 2024

Hari ini ujian, terutama berkenaan dengan kata sifat dan kata kerja. Beberapa hari kemudian hasil tes keluar, ya, seperti yang kuperkirakan, aku tak lulus. Dari tiga siswa yang tersisa, hanya Steven yang lulus. Dia mendapatkan nilai 64, aku dapat 28 (it's bad, but it's okay), lalu Aulia dapat 12. Ya, sejauh itu kemampuan kami kalau dilihat-lihat. Bukan senseinya yang salah, emang kami yang emang gak serajin itu dalam belajar. Jovan-sensei menurutku guru yang sabar, sangat sabar, dia juga baik. Tapi ya karena bahasa itu praktik, dan itu yang aku ada jurang jauh. Yang bahkan sudah berusaha dikasi jemabtan sama sensei pun, kalau aku gak mau belajar melewati jembatan itu, ya gak akan sampai.

Les Minggu XX - 23 Oktober 2024 

Ikut kelas terakhir di kelas baru yang gurunya bukan Jovan-sensei, tapi sensei lain. Berkebalikan dengan kelasku yang awalnya empat cowok dan satu cewek; di kelas ini 4 cewek dan 1 cowok, tapi senseinya masih cowok, jadi energi maskulin dan feminim-nya gak terlalu timpang. Sensei di kelas ini masih muda, kelahiran 92; Jovan-sensei juga masih muda, tapi aku gak tahu dia kelahiran berapa. 

Berbeda karakter dengan Jovan-sensi yang introvert, sensei satu ini lebih ekstrover. Beliau juga suka cerita-cerita terkait hal humanis macam pengalamannya dalam mengajar, kehidupan di umurnya sekarang yang tak selincah ketika umur 20-an, para pendiri Evergreen dan orang-orang yang berjasa di tempat tersebut. 

Di kelas beliau, speaking-nya kuakui lebih baik, karena dia nge-drill siswanya buat ngomong Japanese. Bahkan aku ngerasa deg-degan dengan tunjuk menunjuk yang dilakukan oleh si sensei ketika menjawab soal. Terus, karakter siswi-siswanya juga beda jauh coy, mereka rata-rata ekstrover, suka banget ngomong dan sangat ekspresif kalau dibandingkan dengan kelasku, yang kebalikannya (introver, gak suka ngomong, dan gak ekspresif).

Di kelas ini aku merasa jadi anak paling begok sendiri, wkwk. Tapi anehnya, aku ngrasa gak ada takut-takutnya (biasanya orang kalau gak bisa takut ya, apalagi di lingkungan baru dengan orang-orang baru). Dan aku gak mikirin apa pun pendapat sensei atau teman baru lain di kelas itu, karena murni niatku adalah belajar, gak ngejar nilai, skill ini tambahan aja. Ya, setidaknya aku pernah mencoba :D

Les Minggu XXI - 30 Oktober 2024  

Sisi paling kiri Jovan-sensei, sisi paling kanan sensei di kelas 23 Oktober
Aku tak pergunakan kelas terakhirku karena udah di level energi apatis, haha. Ya, to be honest, belajar bahasa Jepang itu gak mudah. Gak cuma nulis, baca, ngomong; tapi juga mengingat. Aku kadang kagum sama kemampuan mengingat Jovan-sensei yang bahkan dia bisa mengingat kosa kata tertentu (misal kata kerja atau kata sifat) ada di halaman berapa, kolom berapa, baris berapa, ih, parah sih. Aku jadi belajar kalau kemampuan mengingat memang harus aku latih. Bahasa adalah jalan buat latihan itu. 

Terakhir, aku pengen makasi banyak sama Jovan-sensei khususnya, yang udah transfer ilmu Jepangnya, yang udah ngajar dengan sabar, yang udah memberikan teladan. Juga buat kawan-kawan sekelas, baik yang bertahan sampai akhir atau pun tidak: Raffi-san, Aulia-san, Steven-san, dan Boim-san. Semoga di mana pun kalian, kalian sukses dengan jalan kalian masing-masing. Terima kasih pernah menjadi kawan di pos perjumpaan hidup selama di Evergreen. Doaku, semoga Evergreen seperti nama dan filosofinya, hijau sepanjang waktu dengan kebaikan dan konsistensinya. Arigatou ghozaimasu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar