Motto Perusahaan |
Tokoh utamanya adalah Walter
Mitty. Seorang dreamy man, yang suka
mengkhayalkan hal-hal yang tinggi, aneh, dan tidak masuk akal. Seorang pekerja
yang dedikatif, yang sudah 16 tahun bekerja di LIFE sebagai layouter dan
duduk di bagian perfotoan.
Masalah terjadi, foto yang
dikirimkan Sean yang nomor 25 tidak ada! Walter bingung, sudah berjuta foto
masuk di mejanya, tapi baru satu ini hilang. Ia cari negatif foto itu di tempat
kerjanya bersama sahabatnya, tapi tidak ada.
Akhirnya, Walter memutuskan untuk
mencari dimana keberadaan Sean, fotografer bebas. Masalahnya juga mencari Sean
tidak gampang, hidupnya dimana-mana, sehari di belahan bumi sini, sehari di
belahan bumi sana. Lalu, melalui 24 foto lain yang diberikan Sean. Dicetak dan
dipelajari foto-foto itu, ada teka-teki dan petunjuk yang tersimpan. Ia
diskusikan ini bersama salah satu pekerja wanita bernama Cheryl Melhoff yang
diam-diam Walter mencintainya. Cheryl ini punya anak satu bernama Richy, Cheryl
baru sebulan bekerja di LIFE dan
terancam PHK karena penutupan perusahaan. Kisah cinta Cheryl dan Walter ini
lucu gitu, haha. Apalagi lamunan Walter, dari dia nolong Cheryl dan anjingnya
pas lagi ada bom di sebuah perkotaanlah, atau tiba-tiba Walter jadi manusia
kutub yang memberi Cheryl bunga-lah, atau Walter pengen berubah jadi Benjamin
Button yang mengecil dan menua bersama Cheryl dan mati di samping Cheryl, unik
banget imajinasi dia. Atau kegalauan dia saat mengirim “kedipan” di media
sosial bernama e-harmony (sejenis “colek” kalau di fesbuk), dia galau nge-klik,
iya-enggak-iya-enggak, haha.
Petualangan pun dimulai. Dari
teka-teki foto-foto dan diskusinya dengan Cheryl. Dia sampai di sebuah
pelabuhan terpencil gitu. Ia datangi café dan bertemu dengan seorang penyanyi
laki-laki besar yang mengajaknya bernyanyi tapi Walter tidak mau. Terjadilah
perkelahian, saat jempol laki-laki besar ini dekat dengan mata Walter, ia
menemukan teka-teki lagi. Jempol ini sama dengan salah satu dari 24 foto.
Perkelahian berhenti dan dua orang ini ngobrol-ngobrol. Laki-laki ini bercerita
jika Sean pernah datang ke café itu, tapi dia pergi naik perahu gitu. Kebetulan
laki-laki besar ini mau mengirim sebuah radio komunikasi gitu ke sebuah perahu
dengan naik pesawat pribadi. Namun, laki-laki ini mabuk. Café ini cukup gila,
masak satu porsi gelas bir ukurannya 2 literan, bentuk gelasnya sepatu besar
gitu. Walter ragu, lalu imajinasinya datang. Ia melihat Cheryl tengah menyanyi
lagu untuknya, menuntunnya ke arah pesawat, lalu saat pesawat on, Walter berlari dan melompat ke dalam
pesawat. Nyaris tertinggal. Saat pesawat sampai di tengah lautan, laki-laki
besar itu menyuruh Walter untuk melompat ke bawah. Walter ketakutan,
melompatlah dia. Dia terapung-apung di laut, lalu ada ikan hiu yang nyaris
melahapnya, untungnya ditolong oleh awak-awak kapal.
Di kapal itu ia menemukan petunjuk
lagi. Dari bungkus roti ada tulisan tempat-tempat yang Sean datangi untuk
berfoto, lalu didatangilah tempat itu.
Walter lalu tersesat di Islandia!
Ia harus balapan memperebutkan sepeda dengan orang-orang laut saat sampai di
dermaga, karena cuma satu-satunya sepeda. Naiklah ia, lalu saat sampai di savana
hijau yang indah, dia melihat burung-burung banyak terbang. Lalu burung-burung
itu membentuk formasi wajah Cheryl hingga tak sadar Walter menabrak sebuah
tiang dan terloncat. Karena sepedanya rusak, ia memutuskan berjalan. Lalu ia
bertemu dengan anak yang membawa skateboard, Walter teringat dengan Richy (anak
Cheryl) yang ingin skateboard seperti itu. Lalu ia membuat penawaran pada si
anak, boneka Armstrong miliknya untuk ditukar denga Skateboard itu, anak itu
mau.
Dipakailah skateboard itu untuk
mengarungi savana Islandia yang hijau dan indah. Ia datangi hotel tempat Sean
menginap, tapi Sean sudah pergi di pegunungan gitu. Lalu Walter mencari lagi,
naas, erupsi gunung terjadi. Walter pun berpetualangan di tengah erupsi itu.
Walter saat di Himalaya |
Hingga akhirnya deadline pun tiba. Walter belum
menemukan foto itu. Bosnya yang baru memecatnya. Di rumah, ia menemukan
petunjuk lagi dalam piano ibunya. Lalu Walter bertanya pada sang ibu tentang
Sean. Ibunya pun mengatakan keberadaan Sean. Ternyata Sean ada di Afganistan!
Di pegunungan Himalaya! Dan berangkatlah Walter kesana. Petulangan dan
pemandangan indah terjadi dalam scene ini. Ia bertemu penduduk asli Himalaya,
mendaki bersama mereka, hingga ia pergi sendiri mencari Sean.
Dan, pencariannya pun membuahkan
hasil. Ia bertemu Sean yang tengah duduk manis di belakang kamera, menunggu
leopard salju (the ghost cat) datang.
Walter ceritakan semua yang terjadi pada Sean, khusunya tentang dimana foto
ke-25 itu? Sean pun menjawab foto itu ada di dalam dompet bersamaan dengan 24
foto lain tapi terpisah. Itu kado spesial Sean untuk Walter. Namun telat,
dompet itu telah dibuang Walter di tempat sampah saat ia depresi dulu. Ia pun
sedih. Lalu ia pulang.
Tak terduga, setiap pernak-pernik
Walter selalu disimpan ibunya. Termasuk dompet yang Walter buang ketika ibunya
memasak. Lalu, setelah ditemukan negatif foto itu, ia ke kantor dan memberikan
foto itu kepada bosnya yang baru ketika rapat. Awalnya Walter tak diterima
karena ia bukan lagi karyawan, ia bilang niatnya hanya ingin memberikan foto
itu. Walter juga bertanya pada bosnya yang baru, “apa motto LIFE?”. Bosnya bilang, “Im Lovin It”
yang jelas-jelas itu motto Mc. Donald, lalu Walter keluar.
Saat ngambil gaji akhirnya gitu,
ia melihat Cheryl, dikejarlah wanita itu dan ia ungkapkan perasaan
sesungguhnya. Cheryl salting, nggak ada kejelasan disini. Tapi kemudian mereka
jalan berdua. Di jalan ada toko majalah, mereka berdua pun melihat edisi terkakhir
dari majalah LIFE. Cover-nya adalah
foto Walter Mitty: “Final Issue—Dedicated
to the people who made it”.
Cover Akhir "LIFE" |
Film ini cocok untuk ditonton
para jurnalis. Menurutku, ia berbicara tentang dedikasi dan petualangan. Meski di bagian tertentu ada yang nggak nyambung.
Jogja, 12 Juli 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar