Aku jarang diimpiin Ibuk, tapi pagi ini mimpi itu begitu nyata. Kemarin adikku memberi kabar jika Ibuk darahnya tinggi lagi. Gak boleh kecapekan. Di kosku yang ada di Godean, ibuk seperti memanggil-manggilku. Dia manggil, "Is, Is," Dari luar pintu. Tubuhnya seperti akan roboh, tak kuat menahan tubuhnya sendiri, dan sempoyongan menahan sakit. Waktu di kamar itu, aku tengah menyetel lagu Gesang yang judulnya "Luntur". Aku langsung keluar ke pintu kos dan memeluk Ibu seketika--aku sangat jarang memeluk ibu, selama jadi dewasa ini tak pernah sekalipun. Aku ajak beliau untuk berbaring di kasurku yang keras. Aku memeluk sambil menangis di sampingnya, ibu bilang kalau kepalanya melayang-layang. Mungkin sakit karena terlalu berpikir. Atau sakit memikirkan anak-anaknya yang belum ada yang jadi orang. Aku pun menangis terisak tak henti-henti. Buk, aku pengen "jadi orang".
Semarang, 26 Januari 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar